22

833 190 37
                                    

"Wonjin..." kata Chaeryeong yang masih tidak mempercayai apa yang ia lihat. Mungkin dia salah orang atau berhalusinasi.

Chaeryeong melihat ke arah bet nama apoteker itu. Tidak salah. Tertera nama Ham Wonjin di sana. Chaeryeong tidak salah orang atau berhalusinasi.

"Wonjin, ini Wonjin kan?" tanya Chaeryeong lagi untuk memastikan.

Itu benar-benar Ham Wonjin. Apoteker itu adalah Wonjin. Wonjin, seseorang yang pernah mewarnai kehidupan Chaeryeong. Cinta pertamanya.

Wonjin masih terdiam mematung karena terkejut. Sama terkejutnya dengan Chaeryeong.

"Wonjin, Wonjin lupa ya sama Chaeryeong?" tanya Chaeryeong.

"Mana mungkin Wonjin lupa sama Chaery," jawab Wonjin. "Chaeryeong apa kabar?" tanya Wonjin dengan senyum bak malaikatnya. Senyuman yang sangat Chaeryeong rindukan.

"Baik! Wonjin gimana??? Wah, udah beneran jadi apoteker ya? Keren banget! Chaeryeong bangga." kata Chaeryeong sambil tersenyum lebar.

Wonjin terdiam. Hatinya sakit melihat senyuman Chaeryeong. Kalo boleh jujur, Wonjin kangen BANGET sama Chaeryeong. Rasanya Wonjin pengen peluk Chaeryeong di detik itu juga. Wonjin tak dapat berbohong kalau dia sangat bahagia bertemu dengan Chaeryeong hari ini.

"Wonjin kok cepet banget jadi apotekernya? Chaery kaget loh, sumpah." ujar Chaeryeong yang masih tidak mempercayai apa yang ia lihat.

"Hehe, iya, Chaery. Wonjin tamat kuliah 3,5 tahun. Wonjin balap. Terus langsung sekolah profesi apoteker." balas Wonjin sembari tersenyum.

"Wah... keren." balas Chaeryeong.

"Oh iya, tadi mau nanya apa?" tanya Wonjin.

"Ah iya, sampe lupa." balas Chaeryeong sambil memukul keningnya. "Ada aturan pakainya yang detail nggak Jin? Chaery takut salah. Tadi dokternya cepet banget jelasinnya. Chaery gak ngerti." tanya Chaeryeong.

Wonjin tertawa pelan. "Yang ini diminum dua kali sehari. Lebih bagus di pagi sama malam hari. Yang satu ini satu kali sehari, setelah makan, dan gak boleh di waktu yang dekat sama yang tadi. Paling nggak beda satu jam."

Chaeryeong menganggukan kepalanya. "Makasih ya, Wonjin!"

"Iya, sama-sama." balas Wonjin. "Chaeryeong gimana? Udah jadi dokter gigi?" tanya Wonjin.

"Ah belum, hehehe. Masih koas. Doain lancar ya, Wonjin." kata Chaeryeong.

"Aamiin, Wonjin bakal doain Chaery." balas Wonjin sembari tersenyum lebar.

Chaeryeong juga tersenyum lebar. Ia sangat bahagia hari ini. Pada akhirnya, setelah bertahun-tahun ia bertemu dengan Wonjin. Lagi-lagi Tuhan mendengar doa Chaeryeong.

"Chaeryeong, Udah selesai?"

Chaeryeong menoleh dan melihat ada Jeno di sana sambil mendorong kursi roda yang diduduki Seola.

"Eh, bentar, kamu Wonjin kan?" tanya Seola sambil menunjuk Wonjin.

Wonjin tersenyum lebar sembari berjalan menghampiri Seola lalu menyalam tangan Seola. "Iya Tante. Masih inget aja sama Wonjin."

"Ya ampun Wonjin, udah lama banget gak ketemu. Makin ganteng. Udah jadi apoteker ya?" tanya Seola.

"Iya Tante, alhamdulillah." jawab Wonjin.

Mendengar kata alhamdulillah, Chaeryeong bener-bener mau nangis. Rasanya kayak ketampar sama realita persis waktu dulu.

"Oh iya Wonjin, kenalin. Ini Kak Jeno." kata Chaeryeong. "Pacar aku." sambung Chaeryeong. "Kak Jeno, ini Wonjin. Temen aku."


➁ sunny side up! ㅡ chaeryeong,wonjin ✓Where stories live. Discover now