Berdiri pada pembatas balkon apartemennya, rokok di tangannya mulai terkikis oleh api sedikit demi sedikit terbakar habis menjadi abu. Angin petang yang dingin meniup rambutnya dan pandangannya menyendu. Mata jelaganya menerawang pada langit dan melemparkannya pada ingatan masa lalu. Hari-hari dimana hidup yang hambar terisi dari sedikit demi sedikit kekosongan menjadi penuh dengan bahagia, pada lintasan waktu dia ingin melemparkan diri sendiri di waktu itu.

Ini adalah 5 tahun lewat beberapa bulan sejak kejadian itu. Terbangun setelah koma selama 3 tahun, begitu terkejut setelah tahu dia kehilangan 3 tahun dalam hidupnya dan semua berubah. Jalanan, kualitas udara, pertokoan, dan hidupnya.

Itu adalah awal Juni ketika hujan menguyur kota selama sepekan, Juni pada bulan-bulan yang temaram dan air laut meniupkan udara dari campuran rasa asin dan kerinduan. Sasuke terbangun dari koma panjang dan terpaku ketika Itachi berkata dia telah dilupakan oleh waktu dalam waktu cukup panjang.

Benaknya mulai mencari sosok dari ingatan paling dalam dari dirinya, Naruto. Dimana dia?

Sasuke tidak tahu betapa frustasinya dia terbangun menemukan fakta bahwa waktu meninggalkannya di belakang sedangkan kehidupan berjalan begitu cepat di sekitarnya. Seorang pemuda yang dia cintai sepenuh hati sedang menunggunya untuk makan bersama ketika truk buah-buahan menabrak dan menghilangkan dirinya masuk dalam dimensi waktu yang diam dan hening.

Lepas dari perawatan rumah sakit, Sasuke bergegas mencari Naruto di seluruh kota Tokyo dengan putus asa selama dua tahun. Tanpa hasil, pemuda itu layaknya buih di lautan yang meletup kemudian lenyap di udara. Pemuda itu menghilang, dia tidak ada di apartemen, di tempat kerja, dijalanan atau pertokoan dimana mereka pernah singgah bersama. Naruto tidak ada dimanapun.

Sasuke melepaskan puntung rokoknya, meniup asap terakhir dari mulutnya. Rasa sesak menghantam dadanya dan matanya memerah, dia memejamkan mata dan air mata panas mengalir di pipi...

Saat musim mulai berubah

Perasaan saya mungkin mulai memudar

Tapi saya tidak akan pernah lupa

Begitu mudahnya kamu memasuki hidup saya

Oh matahari akan mulai terbenam

Saya akan memikirkan kata-kata yang kamu ucapkan

Naruto, saya ingin tahu ke mana harus pergi

Padahal musim semi akan datang seiring waktu

Saya telah kehilangan cinta saya ini

Jika semuanya berakhir hari ini

Saya pikir saya akan baik-baik saja

Tapi saya selalu bertanya-tanya apakah... apakah...

Beginilah seharusnya??

Lembayung senja terbentang di cakrawala saat diam-diam Sasuke merenung melintasi kosmit menuju tata suryanya yang kembali sepi dan hening.

.

.

.

"..78..79..80..8..8??... ughh!!" seorang bocah dengan kesal mengerutkan dahinya, kemudian dia berjongkok dan memeluk lututnya. Matanya berkaca-kaca.

"Chan-chan, kau kenapa?" tanya seorang pria yang tengah duduh di sofa.

"Hitunganku hampil 100, chan-chan lupa paman, wuhuu..." kemudian dia menangis.

Pria itu kemudian meletakkan buku yang tengah dibacanya dan datang menggendong bocah umur 5 tahun tersebut. Menepuk-nepuk punggungnya.

"Sudah berhenti, paman akan menemanimu berhitung."

The Greener GrassWhere stories live. Discover now