Part 10 (Disiksa lagi)

84 2 0
                                    

Cerita ini ga seseviral lain karena legobetong, silahkan dibaca!

Buat yang belom baca, harap baca sebelum ketinggalan kereta! Wkwk😆🤣

#DEGEGEY
#Dg? (DiaGay?) Part 10

Genre: Religi and romance

Oleh: _im95_

Hening.

Malam ini terasa indah bagi Hafsah, dia terus tersenyum dalam hati. Kupu-kupu seperti menggelitik di perutnya. Dia menatap langit kamar sambil mengingat ucapan Fathur makan malam yang baru terjadi.

Dalam posisi tidur di atas ranjang, padahal sudah pukul sebelas malam Hafsah masih belum ingin tidur yang biasanya jam sembilan sering dilanda kantuk.

"Kamu senang, Nak? Bunda juga, Sayang." Hafsah menampilkan deretan giginya, dia tersenyum diiringi mengelus perutnya yang masih rata.

Ya, malam ini jauh lebih baik baginya.

Malam terbaik dari sekian pertemuan kisah hidup Hafsah di setiap episode. Semoga berlanjut selamanya.

*Flasback on*

"Hafsah."

"Iya Mas."

"Kalau aku bicara tatap mataku."

Hafsah mendongak, tangan gemetar sambil memilin baju gamisnya sendiri. Gugup. Mata mereka pun bertemu satu sama lain. Dilihatnya bola mata Fathur oleh Hafsah ternyata begitu beda. Tiada mata tajam yang suka marah atau menghakimi.

Fathur tersenyum. Darah Hafsah berdesir terasa kaku. Dia suka senyum suami yang dicintainya. Jantung terus memompa cepat.

'Masya Allah, senyuman manis itu.' Ujar batin Hafsah tenggelam dalam lautan cinta, sedetik kemudian Fathur membuyarkannya.

"Hafsah, kenapa kamu malah melamun?"

"Eh,"

"Ada apa denganmu selalu melamun?"

"Eh, itu, Mas." Jawab Hafsah tanpa sengaja ngelantur. Entah, jadi sulit menyampaikannya dengan benar.

"Itu gimana? Eh, kenapa?" Balas Fathur mengernyit heran. Apa maksud Hafsah?

"Eh,"

"Aduh maksudku begini, Mas." Lanjut Hafsah berusah menjelaskan.

Namun Fathur mendengar dan melihat Hafsah dilanda gugup. Dia pun berkata

"Haha ... Kamu ini jawabannya. Eh mulu, ya? Emang tidak ada jawaban lain?"

Hafsah menunduk, menutupi rasa malu, pipinya memanas berwarna merah tomat. Ah, manis sekali!

"Woah, ekspresimu berubah gitu! Haha ...." Ledek Fathur pertama kalinya baru tertawa tulus dalam pernikahannya. Hati Hafsah menghangat. Dia tidak akan pernah lupakan.

"Ah, Mas Fathur jangan begitu, sih. Aku kan benaran jadi malu!" Protes Hafsah sambil menutup wajah dengan tangan. Fathur yang melihat reaksi Hafsah makin bertambah lucu, akhirnya dia tawa terpingkal-pingkal.

Dua menit Fathur menikmati melepas dahaga hanya karena menyaksikan lelucon dibuat ekspresi Hafsah. Fathur kembali mengontrol seperti semula.

Dari puluhan tahun tidak pernah merasakan tawa, Fathur sadar sesuatu. Setelah tertawa yang baru terjadi beban di pundak sebelumnya sebab luka menancap kuat seakan musnah. Ringan kata terakhir dari menghilangkan penat yang pernah dilewati.

Fathur bersyukur. Mengakui terima kasih kepada Hafsah dalam hati bukan bicara. Faktanya, Fathur masih memiliki gengsi tinggi.

Dia pun merapihkan tuxedo berwarna abu-abu lalu pura-pura berdeham untuk menghapus kecanggungan mereka berdua. Seraya mengatakan

DiaGay?Où les histoires vivent. Découvrez maintenant