part 8 (Murka Seorang Ayah)

93 3 0
                                    

#Dg? Part 8 (DiaGay?)
#DEGEGEY

Genre: Religi and romance

Oleh: _im95_

Pagi berawan sendu, gelap dan berwarna abu-abu pekat menandakan hujan akan turun. Tak berlangsung lama hujan akhirnya deras mengguyur sebagian kota Jakarta.

Tepat di rumah sakit Kasih Bunda. Terbaring sosok wanita berusia dua puluh, dia masih asyik menyelam dunia mimpi. Segala macam alat medis menempel di tubuhnya, dia sangat lemah.

Sosok laki-laki tampan sekitar tiga puluh tahun duduk di samping bankar istrinya sakit. Dia putra pertama Wijaya namanya Fathur. Seorang diri menemani istri untuk menghindar dari amukan sang Papah Mahesa bila tahu penyebab mantu terluka sampai pendarahan.

Fathur bingung yang harus dilakukan, kejadian kemarin sore dia terkejut melihat darah di kaki Hafsah. Saat perkelahian terpaksa harus berhenti, Masren dan dirinya segera membawa Hafsah ke rumah sakit terdekat.

*Flash back on*

"Hafsah!" Kilah Masren tidak sengaja meninju wajah Hafsah hingga terpelanting mundur mengenai dinding.

Bugh.

"Lepas Fathur!"

"Tidak! Dasar pengkhianat kau, Masren. Dulu kau bilang mencintaiku dengan tulus."

Bugh. Balas Masren cukup keras, dia mengkhawatirkan Hafsah.

"Lepaskan, istrimu pingsan di sana!"

Fathur terdiam, dia menoleh ke arah Hafsah ternyata benar ucapan Masren. Masren pun bangkit lalu menghampiri Hafsah untuk digendong. Diraihnya ponsel meminta tolong pada pengawal.

"Cepat panggilkan ambulan!"

Fathur melihat reaksi Masren sangat memperhatikan Hafsah. Hatinya ngilu, dadanya terasa sesak bahwa sang istri sudah mengambil hati kekasihnya.

Sret.

Pintu terbuka, muka para pengawal tidak menyangka kalau majikan mereka sudah babak belur di sekujur tubuh. Mereka tidak tahu ada adu tinju di dalam hotel sang majikan karena ruangan kedap suara meskipun suara pistol.

"Jangan diam saja! Sudah datang ambulannya?"

Satu asisten Masren menjawab

"Sudah, Tuan. Mereka di bawah."

"Oke. Bereskan tempat ini, ingat jangan ada yang menyentuh kucing berdiri di sana." Sindir Masren.

Fathur tidak menduga ucapan Masren sangat berubah. Hanya karena wanita. Lalu Masren, segerombolan bodyguard keluar mengikuti arah jalan menuju ambulan.

Hening.

Sepuluh menit berlalu.

"Kurang ajar kau, Hafsah ....!"

"Aku harus ke rumah sakit, nanti Papah bisa menghukumku lagi."

Masren kembali masuk ke dalam hotel untuk mengambil ponsel dan mendengar perkataan Fathur. Fathur tidak tahu keberadaan Masren ada di belakang.

"Tentu, aku yakin Papahmu langsung membunuhmu. Cepat ikut denganku."

Mereka pun pergi bersama. Sesampainya di rumah sakit. Dokter sudah memeriksa kondisi hafsah.

"Gimana kondisi Hafsah, Bu Dokter?"

"Siapa suaminya?"

"Saya."

"Syukurlah Pak, Alhamdulillah kondisi Hafsah baik-baik saja. Tapi, tolong jaga kesehatan dia dan hindari stres sebab memperburuk hamilnya yang masih muda."

DiaGay?Where stories live. Discover now