1

567 48 1
                                    

Temaram cahaya lampu taman yang beradu dengan gemerlapnya cahaya lampu jalanan sama sekali tidak berpengaruh untuk seorang pemuda tampan berkulit pucat yang terlihat sedang duduk berdiam di sebuah bangku taman itu.

Ia sendirian padahal waktu sudah malam, terlebih lagi tempat ini mungkin saja akan berbahaya untuk seseorang.

Ia masih diam, tak bergeming meskipun tubuhnya sudah menggigil kedinginan. Ya... Bagaimanapun juga udara malam hari selalu lebih dingin ketimbang siang hari, tak peduli hujan atau tidak.

Netranya memandang kosong bentangan sungai yang indah didepannya. Netra itu tak memiliki binar, terlalu redup dan kosong untuk ukuran netra seorang makhluk hidup. Karena, jika diamati keadaannya seperti mati seperti tak ada kehidupan.

Itu memang benar, pandangannya memang kosong. Ya... karena ia buta tentu saja. Seperti apapun keadaannya akan sama saja bukan? Hanya gelap yang mampu ia tangkap dengan kedua retinanya.

Pria yang memiliki rahang tegas namun terlihat cantik itu, ia bernama Taeyong. Pria berdarah Korea yang saat ini memutuskan untuk tinggal di Korea setelah lama tinggal di Amerika— yang merupakan tanah kelahiran ibunya untuk melanjutkan studynya.

Ia hanya ingin menjadi orang yang berguna meskipun dengan kekurangannya. Setidaknya ia hanya perlu belajar dengan giat untuk memperoleh nilai terbaik. Dengan begitu kekurangannya akan sedikit tertutupi dengan kecerdasannya.

Taeyong tidak menginginkan apapun selain keberhasilan.
Ia sudah cukup merasa puas dengan apa yang Tuhan berikan padanya selama ini. Sudah cukup merasa beruntung terlahir dari keluarga yang berkecukupan meskipun harus lahir dalam keadaan cacat.

Taeyong merasa tidak pantas untuk meminta yang lebih dari itu. Tuhan memberinya kesempurnaan berupa lahir dikeluarga yang bergelimang harta, namun Tuhan juga memberinya kekurangan berupa kebutaan yang membuatnya tak dapat melihat apapun sejak ia baru lahir.

Tbc

DestinyWhere stories live. Discover now