how it feels to fall in love? <AoIno>

2.6K 166 60
                                    

"ORRYAAA!" Pemuda berwajah cantik itu menabrakkan dirinya ke pohon. Atau lebih tepatnya, ia menyundul (?) pohon yang tidak bersalah itu.

Aoi yang sedang duduk bersantai di bawah pohon itu tersentak kaget. Jelas saja, pohon itu baru saja disundul (?) oleh babi hutan--Inosuke--yang tidak diketahui maksud dan tujuannya membenturkan kepalanya ke pohon tersebut.

Aoi mendengus kesal, "apasih yang kau lakukan?!"

"Melatih kekuatan" Balas Inosuke enteng.

"Melatih kekuatan apanya?! Kau baru saja membenturkan kepalamu ke pohon, tahu!"

"Aku ingin seperti Monjirou! Aku ingin kepalaku sekeras kepalanya!"

"Bukan begitu caranya, bodoh!" Aoi menggeram kesal. Bagaimana bisa pemuda ini begitu bodoh? Baiklah, Aoi sadar Inosuke memang sudah bodoh dari awal, tapi ia tak menyangka bahwa Inosuke bisa menjadi lebih bodoh dari yang ia kira.

"Hwaaa! I--Inosuke, daijoubu desuka?"  Tanya Tanjirou.

"Hum?"

"Inosuke! Dahimu berdarah tahu!" Aoi berteriak cemas.

Inosuke menatapnya lamat. Ia memegang dahinya, dan benar saja, bercak merah berbau anyir itu menempel pada tangannya. Pemuda dengan surai hitam bergradasi biru itu hanya mendecih pelan.

"Ah, baka yarou! Hontou ni baka yarou! Sini, ikut aku!" Gadis dengan jepit kupu-kupu biru itu menarik tangan Inosuke.

Sementara yang ditarik hanya diam dan menggumam kesal.
.
.
.
Inosuke duduk di pinggiran ranjang, membiarkan gadis itu mengobatinya.

"Dasar bodoh! Apanya yang melatih kekuatan?! Kau menyakiti dirimu sendiri, tahu!" Gadis dengan surai hitam yang dikuncir dua itu mengobati Inosuke sembari mengomelinya.

Inosuke memutar bola matanya bosan, "ah! Itai!" Desis nya pelan.

"Eh?! Hontou?! Gomen, Inosuke!" Ucap Aoi panik.

"Tapi boong, hiya hiya" Inosuke menjulurkan lidahnya lalu tertawa puas karena berhasil mengelabui Aoi.

Aoi tersenyum kesal, ia mengelus dadanya dan mencoba untuk bersabar menghadapi kelakuan si babi barbar ini.

"Nee, Aoko, mau kubantu mengelus?"

"Hah? Apanya?"

"Dadamu" Jawab pemuda cantik itu dengan santai.

"Ehh?!" Wajah Aoi memerah, "kono baka, hentai!"

Inosuke tertawa girang, menjahili Aoi adalah salah satu kegiatan favoritnya.

"Nee, Aoi, aku lapar" Inosuke bersungut, perutnya sudah berbunyi sedaritadi.

"Yaya, tahanlah sebentar, aku akan memasak--"

"Tempura??!!" Mata Inosuke berbinar, berharap Aoi berkata 'ya' dan memasakkan tempura yang banyak untuknya.

Aoi menghela napas, "ya, baiklahh" Ia segera saja melangkahkan kakinya menuju dapur.

Inosuke menyengir kuda. Ia menatap punggung Aoi yang lambat laun menghilang, lalu mengalihkan pandangan manik matanya pada pintu kamar.

Pintu yang sempat di banting oleh Aoi karena kepanikannya. Tanpa sadar, Inosuke tersenyum kecil.

"Heh, kasihan pintunya" Inosuke terkekeh kecil. Ia berjalan keluar, menuju ke arah dapur. Entah mengapa baru saja Aoi pergi dari kamar, tapi ia sudah merasa rindu. //ea

Dari kejauhan, Inosuke mencium aroma tempura. Ia menjadi bersemangat saat membayangkan dirinya memakan tempura yang sangat banyak dan disuapi oleh Aoi.

🌙- d'histoires | All Couples ✅Where stories live. Discover now