44

978 53 10
                                    

.
.
.
.
Enjoyed read this part
.
.
.
.
I will bring you in my imagination
.
.
.
.
Ok, baca aja ya
.
.
.
.

********

"Chagiya!"

Yoongi berjalan ke arah Aera yang berusaha untuk mengerjap-ngerjapkan matanya. Dia baru bangun setelah dua hari tertidur dan koma. Perempuan itu telah melewati masa-masa kritis.

"Pelan-pelan!"

Yoongi sudah berada di samping Aera. Dia membantu Aera bangun. Wajahnya terlihat sangat bahagia melihat istrinya sudah bangun. Yoongi benar-benar senang. Dia menatap Aera.

Aera merasa kepalanya masih pusing. Dia memegang kepalanya dan berusaha mengingat kenapa dia bisa berada di sini. Tubuhnya terasa sangat kaku dan sulit untuk digerakkan. Untuk bangun dan duduk saja, dia merasa kesusahan.

"Yoongi-"

Aera tersenyum menatap Yoongi. Dia senang ketika membuka mata, yang tertangakap oleh retina matanya adalah suami tercintanya. Yoongi membalas senyumannya dengan senyum gummy khas miliknya.

Ketika akan bergerak ke arah depan untuk memeluk Yoongi, Aera bisa merasakan rasa perih yang melanda perutnya. Dengan spontanitas, dia memegang perutnya.

Matanya terbelalak ketika tangannya sudah menyentuh perutnya. Datar dan tidak berisi lagi. Dia menundukkan kepala dan memandangi perutnya.

Perasaan sedih melandanya. Ingatan-ingatan akan peristiwa yang melandanya kembali bermunculan. Mereka bermunculan seperti ribuan riak gelombang laut. Sangat banyak dan tidak terbatas.

Aera terdiam. Dia termenung dengan perasaan sedih, terluka, sakit dan perasaan-perasaan kacau lainnya, yang melanda dirinya secara bersamaan. Dia menjadi limbung seketika. Jiwanya seakan hilang dari raganya.

"Anakku- Anak kita-"

Aera memandang Yoongi dengan gusar. Dia seakan meminta penjelasan dari Yoongi. Dan kemudian, Yoongi menampilkan raut wajah yang sendu. Berbeda dengan yang tadi. Dan itu cukup untuk membuat Aera meneteskan air mata.

Yoongi memeluknya dengan lembut. Makin lama, pelukannya semakin erat. Aera mulai terisak dalam diam. Yoongi hanya membiarkannya menangis begitu saja. Dia memberika Aera waktu.

"Maafkan aku, chagiya! Kita kehilangan dia. Maafkan aku!" Yoongi berbisik lirih di telinga Aera.

Perasaan kehilangan menggelayuti hatinya. Perasaan terluka menyeruak dari relung jiwanya. Perempuan itu dapat merasakan perasaan mual yang mulai melanda perutnya. Air matanya jatuh semakin deras dari matanya. Dan makin lama, tangisannya semakin kencang. Dia sudah tidak bisa menahan kesedihannya lagi.

Aera merasa kehilangan untuk ke sekian kalinya. Dulu ibunya, dan di hari yang sama, dia juga kehilangan ayahnya. Beberapa tahun kemudian, ketika dia dan saudara-saudaranya berusaha untuk kembali menata hidup, mereka kehilangan kakak perempuannya. Dan sekarang, dia harus kehilangan anak yang benar-benar sangat disayanginya. Anak yang sudah dinantikan olehnya dan juga suaminya.

I Am You (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang