12. I'm afraid to love you

1.7K 210 9
                                    

Disebuah cafe, tampak Haechan sedang berkumpul dengan beberapa pemuda sebayanya. Ia sepertinya sedang beradu argumen dengan salah satu pemuda disana.

"Lo ngaku sama gue ? Lo kan yg hamilin Ryujin ? Ngaku bangsat !" Hardik Haechan

"Hahahaha... Emang lo punya bukti ? Nggak kan ? " Pemuda itu balik menantang

"Gue emang belum ada bukti, tapi Ryujin udah ngaku ke gue. Jika laki-laki brengsek itu Lo Hwang Hyunjin "

"Dan Lo percaya sama jalang itu ?"

"Mulut Lo ya..." Haechan udah ancang-ancang ingin memukul Hyunjin namun ditahan oleh salah satu teman Hyunjin. Tak tinggal diam Haechan menyeret Hyunjin keluar cafe dan segera meninju wajahnya saat ia sampai di sebuah gang kecil di sekitar cafe.

"Gara-gara Lo, temen gue harus nanggung malu bangsat ! Dia nggak tau apa-apa tapi difitnah hamilin anak orang" Pemuda itu terhuyung setelah menerima satu pukulan dari Haechan.

"Salah sendiri temen Lo bego, percaya aja sama tuh jalang " ujar Hyunjin menyeringai

"Dasar bajingan " Haechan hendak memukul Hyunjin lagi tapi temen-temen Hyunjin segera datang untuk menahan Haechan. Hyunjin lantas berdiri lalu balas memukul Haechan bukan hanya sekali tapi berkali-kali.

Ennik tak sengaja lewat di depan gang sempit itu, ia terkejut saat melihat ada beberapa anak muda terlihat sedang berkelahi dan ia lebih kaget lagi saat melihat jika pemuda yg dipukuli itu adalah Haechan seketika Niat nya untuk menyusul sepupunya ke minimarket ia urungkan karena melihat Haechan tak berdaya disana.

"Woy...ngapain kalian " teriak Ennik

"Wah...wah...wah...siapa ini ?" Tanya Hyunjin menyeringai

"Ennik, cepet pergi. Nggak usah ikut-ikutan" peringat Haechan, namun Ennik tak bergeming, ia malah semakin memajukan langkah nya dan menatap mata Hyunjin nyalang.

"Berani nya keroyokan Lo ? Malu-maluin banget" ujar Ennik meremehkan

"Wow...pedes juga mulut Lo ya ? Tapi kali ini Lo selamat karena Lo cantik, gue nggak mau bikin wajah cantik Lo itu rusak"

"Hahaha...bilang aja Lo takut, pecundang" dan Ennik pun segera meninju wajah Hyunjin. Hyunjin terkejut lalu hendak membalas pukulan Ennik, Ennik berhasil menghindar dan menampakkan senyum mengejeknya. Hyunjin semakin terpancing lalu kembali berusaha memukul Ennik. Melihat itu Haechan memanfaatkan nya untuk menyerang dua teman Hyunjin yg saat ini masih memegang kedua lengannya. Aksi saling pukul tak terhindarkan lagi, Ennik berhasil berkali-kali memukul Hyunjin namun ia juga dua kali terkena pukulan Hyunjin yg kini membuat pipinya memar dan sudut bibirnya berdarah.

Mark, sepupu Ennik Sedari tadi mencari keberadaan sepupu cantiknya itu. Tadi Ennik berjanji akan segera menyusul nya setelah ia selesai mengunci pintu. Namun, bahkan sampai ia selesai belanja tak ada tanda-tanda Ennik akan datang menyusul nya. Karena lelah ia pun memutuskan untuk segera kembali ke apartemen, ditengah jalan ia dikejutkan dengan aksi saling pukul di sebuah gang sempit. Mark menyipitkan matanya untuk memastikan seorang gadis yg juga ada disana. Matanya melebar saat melihat sepupu yg ditunggu nya itu tengah berkelahi dengan beberapa orang di sana. Ia pun berinisiatif untuk membubarkan itu semua.

"ADA POLISI...ADA POLISI..." teriak Mark yg berhasil menarik perhatian semua orang disana. Hyunjin dan dua orang temannya segera berlari meninggalkan tempat itu. Ennik tampak berdiri lalu menghampiri Haechan yg terlihat meringis kesakitan.

"Gue bantu, ayo berdiri" ucap Ennik

"Lo nggak apa-apa Nik ?, Dia siapa ?" Tanya Mark khawatir, walaupun ia tahu Ennik adalah pemegang sabuk hitam taekwondo. Dan melawan beberapa orang tadi tak akan membuat gadis itu babak belur, namun sebagai sepupunya ia masih tetap khawatir, mengingat Ennik adalah perempuan dan lawannya tadi lelaki semua.

"Gue nggak apa-apa bang, ini temen gue, bantuin dong "
Mark pun segera membantu Ennik memapah Haechan.

"Kita bawa ke apartemen aja ya ?" Tawar Mark, dan diangguki Ennik.

"Chan, ke apartemen gue ya. Deket kok dari sini, Lo masih kuat jalan kan ?" Tanya Ennik, dan hanya diangguki Haechan

Sesampainya di apartemen Ennik langsung membawa Haechan ke kamarnya.

"Ke kamar gue aja bang, kasur nya lebih gede nanti Lo bisa tidur berdua bareng dia"

"Oke lah..."

Haechan tampak tak sadarkan diri, banyak sekali luka di wajahnya. Ennik datang dengan membawa air hangat untuk membersihkan luka itu, dengan perlahan ia menyeka darah yg masih keluar dari sudut bibir Haechan.

"Kenapa sampai kayak gini sih Chan ?" Gumam nya sendiri. Lama Ennik memandang wajah damai itu. Hingga akhirnya ia melihat Haechan yg mulai mengerjapkan mata nya.

"Lo nggak apa-apa kan Chan ?" Tanya Ennik khawatir, Haechan pun hanya menggeleng.

"Lain kali, Lo nggak usah ikutan kayak gitu" kata Haechan

"Maksud Lo?"

"Gue nggak suka liat cewek berantem, Lo tadi harus nya pergi. Nggak usah ikut campur urusan gue"

"Gila ya Lo, Lo pikir gue tega biarin Lo babak belur digebukin mereka ? Bisa mati tau nggak Lo"

"Gue nggak akan mati cuma karena digebukin mereka. Lo nggak usah berlebihan"

"Emang nggak ada bagusnya ya Chan gue Dimata Lo, apapun yg gue lakuin nggak pernah bener menurut Lo."

"Kalau udah tau gitu ngapain Lo lakuin hal berbahaya kayak tadi cuma buat nolongin gue ? Denger ya Nik, gue udah sering bilang ini ke Lo. Gue bukan orang baik, jadi jangan pernah Lo baikin gue, karena percuma. Gue nggak akan merubah pendirian gue buat suka sama lo"

"Ternyata sesakit ini ya Chan suka sama Lo ? Asal Lo tahu, Lo pikir gue nggak mencoba buat ngilangin rasa suka gue ke Lo, Lo pikir gue cuma diem aja dan pasrah saat semakin hari rasa suka gue ke Lo semakin besar ? Nggak Chan, gue nggak diem aja, gue udah berusaha. Tapi gimana saat perasaan itu nggak mau ilang, bahkan setelah puluhan kali Lo tolak, Lo bentak, Lo hina bahkan nggak Lo hargain ? Gue juga manusia Chan, seenggaknya anggep gue ada, walaupun Lo nggak bisa bales rasa suka gue ke Lo"

"Nik--" Haechan Hendak berbicara

"Bang Mark, Bang---" Ennik terlihat berteriak memanggil sepupunya yg saat ini ada di sofa ruang tamu.

"Ada apa Nik ?" Tanya Mark setelah membuka pintu

"Lo anterin temen gue pulang..." Kata Ennik lalu pergi meninggalkan kamar.
Haechan dan Mark yg ditinggal berdua pun nampak canggung sebelum akhirnya Mark membuka suara.

"Ayo, gue bantu berdiri. Kita ke parkiran ambil mobil"

"Makasih banyak bang" dan dibalas Mark dengan senyuman.

Tak sampai satu Jam Haechan sudah sampai di rumahnya. Ia beruntung karena rumah dalam keadaan sepi dan tak ada siapapun. Ia segera melangkah ke kamar nya sambil sesekali memegang pipi nya yg terasa nyeri. Ia terbaring di Ranjang dan memikirkan perdebatan nya dengan Ennik tadi.

"Bukan gue nggak bisa bales perasaan Lo ke gue Nik, tapi gue takut buat jatuh cinta sama Lo. Lo gadis yg baik, Lo pantes dapet cowok yg baik pula. Bukan cowok kayak gue yg brengsek dan hanya bisa bikin Lo susah" gumam Haechan sambil memandang foto yg terletak di samping Ranjangnya.

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc






Love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang