Percuma saja kalau anak itu hanya menutupi bagian belakang celana tidur berwarna abu-abu nya, karena Jungkook bisa melihat ceplakan basah di bagian depannya.

Sebelum tidur Jungkook sempat memaksa Taehyung agar memakai popoknya untuk jaga-jaga kalau anak itu mengompol, tapi anak itu menolak dengan wajah tertekuk merasa tidak senang memakai popok.

Karena bagi Taehyung popok hanya untuk bayi.

“Sini, Tae harus ganti celana sebelum gatal-gatal,” titahnya.

Taehyung menurut sambil terus menutupi bagian belakang celananya dan berjalan dengan kepala tertunduk.

“Tae tidak mau popok,” gumam Taehyung.

“Kenapa tidak mau?” tanya Jungkook, sambil tangannya bergerak melepas celana tidur dan dalaman Taehyung yang basah.

Tubuh kecil Taehyung terangkat, melayang sebentar sebelum melandas di atas kasur. Jungkook beralih ke lemari pakaian, untuk mengambil celana ganti Taehyung.

“Popok untuk bayi,” cetus Taehyung.

“Taehyung memang bayi,” tegas Jungkook.  “Bayinya Papa.”

“Angkat kakimu,” titahnya.

Taehyung mengangkat kakinya ke depan agar memudahkan Jungkook memakaikannya celana pendek berwarna kuning cerah. Kaki kecil Taehyung bergerak naik turun bergantian yang membuat Jungkook kesulitan.

“Tae, diam sebentar.”  Jungkook menangkap kaki Taehyung dan dengan cepat memakaikan celana kuning itu.

Celana Taehyung yang terkena ompol sudah Jungkook taruh ke dalam keranjang baju bersamaan dengan selimut yang sudah ia lipat sekecil mungkin agar bisa masuk juga ke dalam keranjang.

“Ngantuk?” tanya Jungkook yang dijawab anggukan kepala Taehyung.

“Papa, Tae mau gendong. Bobo sambil gendong,” pintanya dengan tangan terentang lebar.

Mata Taehyung mulai sayu, ingin terpejam tapi anak itu berusaha terus membuka matanya. Jungkook meraih tubuh kecil itu menggendongnya seperti koala. Kepala Taehyung langsung terkulai di pundaknya, tangan Jungkook pun bergerak menepuk-nepuk pantat Taehyung, menimang anaknya dengan senandung merdu.

Mengabaikan rasa kantuknya, Jungkook menghabiskan pagi buta dengan menggendong Taehyung sampai anak itu tertidur pulas.

“Tidur yang nyenyak, Tae. Papa menjagamu.”



. . . . .



Langkah kaki kecil milik Taehyung menimbulkan suara gaduh saat menginjak lantai di lorong apartement. Anak itu berlarian dengan lincah,  bolak-balik di depan pintu apartementnya yang terbuka lebar.

Ia sedang menunggu Jungkook. Hari ini papa-nya mengajak berbelanja keperluan untuknya, mulai dari pakaian baru sampai susu untuk Taehyung karena semalam anak itu sempat susah tidur akibat belum minum susu.

Kepala Taehyung melongok ke dalam apartement, lalu berteriak.  “Papa ayo beli susu! Ayo Papa cepat keluar, kalau lama nanti Tae tinggal loh,” ancamnya.

“Tunggu sebentar Tae, jangan kemana-mana!” teriak Jungkook dari dalam, pria itu sedang memakai pakaiannya. Dia sengaja membiarkan Taehyung menunggu di luar.

Bibir Taehyung maju, sudah bosan menunggu Jungkook yang lama sekali. Padahal Taehyung sudah tidak sabar ingin jalan-jalan, berlarian di luar nanti. Taehyung tidak sabar!

Matanya mulai melirik kanan dan kiri mencari sesuatu yang bisa ia mainkan, dan tepat saat itu ia melihat sepatu Jungkook yang berada di rak sepatu. Dengan terburu Taehyung melepas sepatu boots kuningnya, lalu diletakan asal di depan pintu apartement.

Sepatu hitam Jungkook yang besar sudah terpasang di kaki kecilnya. Taehyung terlihat senang memakainya, karena sepatu papa-nya keren, ia jadi terlihat keren memakai sepatu Jungkook.

Satu langkah, sepatu itu langsung terlepas dari kakinya. Taehyung tidak menyerah dan memakai kembali sepatu Jungkook, dan melangkah lagi, lalu terlepas lagi karena ukuran sepatu yang membuat kaki Taehyung molos begitu saja.

“Ih lepas-lepas terus,” gumam Taehyung.

Dan kembali memakai sepatu Jungkook, merubah strategi melangkahnya dengan menyeret langkahnya, dan berhasil. Kaki kecil Taehyung masih di dalam sepatu.

Taehyung senang bukan main, kemudian anak itu dengan begitu semangat menyerat langkahnya sampai keluar dari apartement.

“Tut tut tut, naik kereta api … tut! Tut! Tut!”

Lagu kereta api dengan suara Taehyung yang terdengar lucu mengisi lorong sepi. Dia terus menyeret langkahnya, walau kadang harus lepas lagi, Taehyung akan memakai lagi sepatunya dan melanjutkan kegiatan sebagai masinis pagi ini

Tidak lama Jungkook keluar dengan raut wajah bingung mencari sepatunya, dan malah menemukan boots kuning cerah milik Taehyung.

“Tae? Taehyung─ASTAGA!”

“Taehyung jangan jauh-jauh! Kembalikan sepatu Papa!”

Jungkook terkejut bukan main saat menoleh kearah kanan, melihat anaknya yang sudah jauh dari pintu apartement mereka.

Mendengar ada yang memanggilnya Taehyung menoleh, melihat Jungkook berkacak pinggang menatap ke arahnya. Arah langkah Taehyung langsung putar balik menghampiri Jungkook, tentu saja dengan seretan super cepatnya.

“Jemput Papa! Tut tut tut naik kereta Tae, tut! Tut! Tu─“

BRUGH!

“Ya Tuhan, Taehyung!”




. . . . .



Terimakasih sudah membaca
Sunflower!

ONNIGIRIE

SunflowerWhere stories live. Discover now