SinB x Beomgyu TXT

Start from the beginning
                                    

"Ayo, cepet duduk. Kita review soal ulangan matematika kemaren." Tutur gadis itu masih setia membolak-balik halaman buku.

Berdecak tak suka, laki-laki itu kembali bergerak, kedua tangannya mencengkram pelan kedua pundak SinB, lalu dengan sedikit tenaga dan paksaan, laki-laki itu menarik tubuh SinB agar berdiri membuat gadis itu mau tidak mau harus berhadapan dengan laki-laki jangkung itu. Tinggi SinB pun hanya sebatas lehernya saja.

Helaan nafas kasar SinB lepaskan. Ia menolehkan kepalanya ke samping, berpura-pura tertarik dengan rak besar berisi koleksi gitar juga bass milik laki-laki itu. SinB sedang tak ingin menatap kedua mata lawan yang berada di hadapannya. Tak ingin membahas tentang hal itu. Setidaknya tidak sekarang.

Please, gue mohon.. Jangan sekarang..

Gadis itu memohon dalam hati. Ia hanya berjaga-jaga, hatinya tidak sekuat itu. Ia tak ingin semakin terjatuh di jurang yang bahkan ia sendiri yang melompat lebih dulu.

Demi dirinya.

Demi dia, juga.

"Kenapa?"

Suara bariton dari lawannya terdengar kembali semakin menuntut dan sarat akan kefrustasian.

SinB memasang raut wajah datar, "'kenapa?'," ia mendongak menatap lurus ke dalam manik mata laki-laki di hadapannya, setelah mengumpulkan keberanian.

"Kenapa apa, Gyu?" Tanya SinB balik.

"Kenapa kakak berhenti?" Laki-laki itu sedikit meninggikan nada suaranya. "Mama bilang kakak minta minggu ini jadi pertemuan terakhir untuk ngajar aku. Kenapa? Kakak lagi ada masalah? Ayo, sini cerita! Beomgyu bakal dengerin semuanya. Beomgyu bakal bantu Kakak! Jangan kayak gini, Kak.."

SinB hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Menahan segala gejolak rasa bersalah di dadanya agar tak tumpah menjadi tangisan di hadapan anak laki-laki yang entah sejak kapan telah mencuri hatinya itu.

SinB mengakui itu.

Mendengar segala penuturan keluh kesah yang terucap dari bibir anak laki-laki yang bernama Beomgyu itu, ternyata malah semakin menambah rasa bersalahnya.

Tanpa sadar, dadanya mulai terasa sesak. SinB menggelengkan kepalanya pelan. Ia kemudian memaksakan senyum manis andalannya, namun malah terlihat miris di mata Beomgyu.

Satu tangan Beomgyu bergerak naik menyentuh puncak kepala SinB. Tangan besar itu mulai memberikan sedikit usapan lalu turun membelai pipi SinB. Tangan Beomgyu yang hangat terasa panas di pipi lembut SinB. Memberikan efek nikmat serta nyaman tak terkira.

SinB tak kuasa. Diperlakukan seperti itu oleh Beomgyu membuat dadanya semakin sesak sehingga mampu memberikan efek terciptanya buliran kristal bening yang perlahan menumpuk di kedua manik gadis itu. Hidungnya pun mulai memerah.

"Loh? Hey, kok malah nangis?"

Beomgyu melebarkan matanya, terlihat terkejut dan kalap melihat gadis itu mulai terisak. Ia langsung menangkup kedua sisi wajah SinB dengan penuh hati-hati dan sayang. Mengusap lembut pipi berisi itu yang mulai dibanjiri air mata.

Salah. Ini salah!

Gue gak boleh kayak gini!

Gue harus berhenti.

Gue jahat..

Hati kecil SinB mulai berteriak memaki gadis itu. Tangisannya semakin menjadi. Ia menggelengkan kepalanya berulang kali, mencoba menetralisir segala makian yang memenuhi hati dan kepalanya.

instant-story [SinB]Where stories live. Discover now