• part 15 •

Începe de la început
                                    

Jimin yang mendengarnya menuju ke arah mereka berdua duduk. Jimin duduk di situ membentuk bulatan.

"baiklah, apa yang harus ku bawa dan ku lakukan?"

"ga ada apa apa selain mengucap dan istighfar."

"yak! kau ngapain sih Hyuna jadi anti banget sama ku, ga asik."

"biarin aja deh, aku sudah malas dengan perangai menyebalkan oppa sejak hari pertama oppa menjejakkan kaki di sini."

"yah apa apaan?! kau-"

"berisik! yaudah, ambil kunci ini, jika kau temui Shin Jaeyeon, pancing dia hingga ke penjara yang memang berada di alam sana. Kemudian, kau harus mencari dimana mayat kami diletakkan dan pasang cincin sumpahan ini pada jari kami agar kami dapat pergi ke surga. Dan jika kau mau bebas, kau harus membunuh Shin Jaeyeon. Sangat sulit sebenarnya mau membunuhnya tetapi ya cuba aja jika kau mau bebas."

"bentar bentar. nantinya bila aku udah pasang cincin pada kalian, kalian akan terus ke surga kah? nggak ada lagi disini?"

"sepertinya ya-"

"nggak bisa begitu! a-aku pikir jika aku memasangkan cincinnya pada kalian, kalian akan hidup semula dan kita bisa menjadi teman rapat loh!"

"o-oppa, tidak apa apa. nasib memang tidak memenuhi hajat kami, kami sudah mati jadinya gapapa sih oppa."

"a-apa ga ada cara lain jika mau kalian hidup kembali?"

"ada tetapi-"

"apa cepat katakan!"

"oppa harus, mengorbankan dua nyawa orang yang masih hidup, dan kami akan kembali bernyawa."

jderrrr

"a—apa?"

"sulit kok, takkan mau bunuh orang yang ga bersalah demi bocah tengil seperti kami berdua iya kan?"

Jimin terdiam di tempatnya. Mencerna perkataan yang disebut oleh Rijiin.

"oh ya- selepas oppa telah membunuh Shin Jaeyeon, oppa akan automatik ke ruangan ini semula tetapi bukan di alam sekarang ini, tetapi di alam nyata oppa."

"jadinya kalian.. ga akan ada di sana ketika aku berjaya hapuskan Shin ta guna itu ya?"

Rijiin dan Hyuna mengangguk. "ya. tapi ingat, setelah oppa kembali ke ruangan ini, oppa masih lagi bukan diri oppa yang sebenar, oppa seperti roh lagi, seperti sekarang ini. Jadinya jika oppa mau bangun dari koma, oppa harus ke rumah sakit di Busan jika ga salah info, dan baring pada tubuh oppa. Oppa akan kembali hidup selepasnya.

"itu sulit sekali. makin sulit jika kalian tidak dapat hidup kembali. aku, mau kalian di dunia nyata, kita bisa jadi teman loh."

"sudah ya oppa? cepetan ke portal nya sebelum terlambat."

"selamat berjaya oppa! senang sekali bisa bertemu oppa! kami sayang Jimin oppa!"

Rijiin dan Hyuna memeluk Jimin buat kali terakhir. Kemudian tersenyum getir, mengingat jika Jimin adalah seorang yang baik, sanggup menolong mereka.

"aku juga sayang banget sama kamu berdua, aku harap bisa ketemu kalian lagi. jaga diri ya? moga semua ini berjalan lancar."

"iya, oppa juga ya?"

"bye oppa! semoga berjaya! makasih banget mau menolong anak degil seperti kami berdua!"

"jasa oppa amat kami hargai loh!"

Jimin mengangguk dan dengan lafaz bismillah, dia melangkah ke portal, sebelumnya dia menoleh dan tersenyum pada Rijiin dan Hyuna.

"kalian baik sekali sih, aku sayang kalian. jaga diri baik baik."

•••

Jimin telah memasuki portal itu. Apa yang ia temukan ketika masuk ialah segalanya gelap. Jimin tidak tahu hala tujunya.

"aish gelap sungguh, seperti ku tutup mataku saja. Jiin dan Hyuna ga beritahu ku sih jika keadaanya seperti ini."

"oppa? kau bisa mendengarku? ini Rijiin."

"astaga! kau membuatku kaget saja. eh kau di sini juga? tapi dimana kau?"

"enggak sih. aku di ruangan tadi lah. aku gunakan sihir yang aku jumpa di buku si Shin itu. Tapi ini hanya sebentar, hanya 30 minit. Jadi cepat oppa!"

"baiklah. aku ga nampak apa apa sih di sini. gelap banget."

"ada lampu suluh di sana, oppa harus mencarinya."

"bagaimana aku mau mencari nya jika satu apa pun aku tidak nampak sekarang ini."

"candaa! HAHAHAH. aku ada letak ponselmu di saku jaket mu. gunakan flashlight."

"ponselku? kau-"

"iya iya aku ke rumah sakit sebentar mau ngambil ponselmu."

Jimin mengambil ponsel nya dan nyalakan flashlightnya. Oke, ruangan ini sepertinya berwarna merah darah dan lebih kurang beberapa langkah kedepan dipenuhi dengan mayat yang berterabur membuat Jimin loya dengan bau anyir darah.

"aku sudah menemui mayat yang berterabur. Tetapi dimana Shin Jaeyeon?"

"oppa! jangan sebut namanya terlalu kuat, dia bisa mendengarnya dan kapan saja bisa datang dan membunuh mu."

"iya ga papa sih. tenang aja, aku mau cari mayat kalian dulu."

Jimin dengan keberanian yang sedikit terkumpul, melangkah ke arah mayat yang berterabur  itu.

"oppa, jumpa tidak? masa untuk berhubung denganmu tinggal 15 minit saja lagi."

"mwo? aku belum menemui nya lagi, tunggu bentar."

Jimin leka mencari mayat Rijiin dan Hyuna. Saat dia telah menemukan mayat mereka berdua yang sedikit jauh dari tempat dia berpijak-

"Wah, ada tamu tidak diundang di sini ya."
















tbc.
















heyu! part ini sedikit panjang, kuharap kalian ngerti loh part ini hehe. makasih votenya sayang!💘

nurhazihanziha jiinlina chimlalla_

[C] psycho 'pjm+bts'Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum