Prolog

17.5K 226 6
                                    

⚠️DISCLAIMER⚠️
Aku bakal ulang lagi alur dari cerita ini ya!

Mengandung unsur 🔞🔞🔞
Sekali lagi aku peringatin yang masih d bawah umur, harap menjauh!!

➖➖➖

"Biarkan aku yang bertanggung jawab dan menikahimu."

Aku hampir gila ketika mendengarnya. Alunan musik jazz yang menemani perbincangam ini terlalu larut membawaku kedalam lamunan-lamunan semu.

Kenapa aku jadi selembek ini?

Haruskan aku menggantungkan harapanku lagi pada sosok lain. Sosok yang jauh lebih meyakinkan. Tunggu, apa ia cukup meyakinkan hanya karena satu ucapannya barusan. Hey aku tak mau dibodohi lagi dan lagi.

"Bagaimana?" Ia terus menanyaiku

"Terima saja jika takdir tidak ingin kalian bersama. Mungkin dia memang tak pantas untukmu. Seharusnya kau bersyukur dengan kejadian ini, kau jadi tau wujud asli kekasihmh itu."

"Ia akan menikah besok kan? Dan kau belum memberitahunya juga?"

"Tidak-tidak, aku dukung pemikiranmu yang seperti ini. Jangan sampai ia mengetahuinya."

Aku harus kembali mencerna perkataannya berulang kali. Perkataan dimana ia yang akan menggantikan peran sebagai suamiku sekaligus calon ayah dari anak yang sedang aku kandung sekarang.

Bukannya aku harus bahagia? Setidaknya anakku akan mempunyai seorang ayah. Atau aku harus membuang jauh-jauh pemikiran itu sebab yang sedang mengajukan pertanyaanku sekarang adalah seorang pria yang tak lain adalah sahabatku sendiri.

Sahabat yang aku kenal lebih dari 10 tahun bersama, bukan hanya bersama dalam arti melewati suka dan duka tapi kita juga sudah tinggal diatap yang sama sejak orangtuanya menitipkan ia tinggal di rumahku bersama kedua orangtuaku 2 tahun belakangan ini.

Jelas dia sudah mengenal kekasihku selama 5 tahun ini. Dan selama aku berpacaran dengan kekasihku itu, ia selalu bergonta ganti pasangan. Entah sudah berapa kali ia bersembunyi-sembunyi keluar di tengah malam hanya untuk menemui kekasihmya. Kami cukup mengenal satu sama lain. Aku bahkan sudah tak malu lagi memperlihatkan kondisi terburukku sekalipun, saat sedang merengek meminta uang jajan dulu atau wajah kalutku saat bangun tidur. Dia sudah tau semua begitupun sebaliknya.

Dan saat ia menanyakan hal ini, aku nyaris tertawa mengeluarkan air mata mendengarnya. Candaan apa lagi ini? Apa belum puas ia menertawaiku habis-habisan kemarin dan sekarang dengan entengnya ia menawarkan hal itu.

Apa ia sedang berusaha melamarku atau bagaimana?

"Kau menyukaiku?" Tanyaku tiba-tiba

Ia tersenyum sambil memamerkan smirknya. "Kau ingin aku menyukaimu?" Ia bertanya

"Jangan balik bertanya. Aku tidak suka."

"Atau-" aku menggantungkan kalimatku

"Kau memiliki dendam dengannya, jadi kau menggunakanku, begitu?"

Dia tersenyum lagi nyaris tertawa. "Tinggal jawab iya, apa susahnya. Merepotkan sekali harus bertanya terus."

"Kau mau aku mengiyakan semua kebodohan ini?"

Dengan cepat ia mengangguk, seolah tak ada keraguan saat melakukannya.

Aku sudah terlanjur terjatuh dilingkaran ini, jadi kenapa tak sekalian membuatnya semakin dalam. Jadi jika kalian bertanya keputusan apa yang akan aku ambil. Maka jawabannya 'ya' aku menerimanya.

Matilah kau Lee Jiyeon




TOXIC 21++ (Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang