New York

150K 1.7K 40
                                    

Jam menunjukkan pukul 7, aku akan naik pesawat pukul 10.00 mudah-mudahan aku bisa sampai tepat waktu.

Semua sudah siap, hanya 1 masalah.

AKU MEMBAWA 1 KOPER BESAR FOR GOD SAKE. Bagaimana kalau aku bertemu mom/dad saat aku turun? Ah bodoh. Seharusnya aku memikirkan ini daritadi malam.

Akhirnya pelan-pelan aku menuruni tangga

1 langkah..

2 langkah...

3 langkah...

"Al?" Panggil dad

"Ya, Dad?" Jawabku gugup

"Mau kemana kau?" Tanya Dad

"Umm.... sekolah?...." Jawabku

"Dan mengapa kau membawa koper sebesar itu?" Tanyanya penasaran

"Oh ini, ini tugas Fisika ku, Dad. Bahan-bahan untuk tugas merakit roket." Ah bodoh! Alasan apa itu? Membuat roket?! God, Alli, you are suck.

"Oh.." kata ayah menyerngit "Yasudah"

"Ok, Dad. Bye." Kataku sambil menyeret koper-koper besar itu.

Well, that was easy.

Aku melangkahkan kaki keluar pagar, aku memperhatikan rumahku sejenak, aku akan merindukan rumah ini.

Aku berjalan menjauhi rumah.. setiap langkah berat rasanya, tetapi aku yakin, ini lah yang terbaik untukku.

"WELCOME TO NEW YORK". Tulisan yang sangat besar terpampang di depan mataku, aku tidak bisa menahan senyumanku, aku sudah sampai di New York.

Aku melangkahkan kaki keluar bandara disambut dengan udara dingin New York, aku baru ingat bahwa aku tidak membawa banyak sweater sementara ini sudah memasuki bulan Desember. Meskipun salju belum turun, aku bisa jamin maksimal 3 hari lagi salju sudah turun. Mungkin, ada baiknya aku meminum secangkir coklat panas terlebih dahulu sebelum menyusuri jalanan di New York yang padat dan dingin ini. Aku pun memutuskan untuk pergi ke cafe yang tidak jauh dari bandara.

Setelah sampai, aku memilih duduk di kursi yang menghadap ke jendela, pelayan dengan sigap menghampiriku lalu menanyakan pesanan ku, aku memesan coklat hangat dan biskuit coklat, pelayan itu mencatat pesananku, lalu bergegas ke kasir.

Aku membuka iPhone ku, melihat list apartment murah di New York. Aku tidak tahu yang mana yang harus aku kunjungi terlebih dahulu, aku benar-benar buta tentang New York.

Pelayan itu kembali ke mejaku sambil membawa coklat panas dan biskuit pesananku.

"Silahkan, miss." kata pelayan itu

"Thanks." Kataku sambil tersenyum

"Ada yang bisa saya bantu lagi, misa?" Tanyanya

"Oh ya! Aku sedang mencari apartment dan aku menemukan yang cocok di internet." Aku menunjukan list apartment ku. "Yang mana yang terdekat dari sini?"

"Golden Wings, miss. Hanya berjarak beberapa blok dari sini, berjalan kaki juga bisa. Kalau Golden Wings tidak bisa, yang terdekat dari situ adalah The Pacific, tapi anda harus naik taxi untuk ke sana.

"Terimakasih. Kau sangat membantu." Kataku dengan senang.

"Sama-sama, miss."

Aku melihat jam, sekarang menunjukan pukul 5 sore, aku harus segera bergegas sebelum gelap.

Aku berjalan menuju Golden Wings, koperku terlalu besar dan sangat merepotkan, aku kewalahan menyeretnya sepanjang jalan.

Aku tiba di depan Golden Wings, aku segera memencet bel, lalu seorang wanita tua membukakan pintu.

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang