Changes

84.1K 1.1K 152
                                    

Aku lihat jam di dinding, jam
menunjukkan pukul 3 sore. Alex belum pulang juga dan aku mulai bosan di kamar ini..

Aku pun menjelajahi ruangan-ruangan di apartment ini, aku membuka pintu berwarna hitam dengan kenop berwarna silver yang berada tepat di sebelah kamar tidur, di dalamnya terdapat sebuah ruangan kerja yang tidak terlalu besar, dengan rak buku di sekelilingnya, GOD! Ini bagaikan surga untukku. Dengan cepat aku mendekatkan diri ke rak itu, sangat rapi, dan tertata. Tanganku gatal untuk mengambil salah satu buku lalu membacanya, tapi.. bagaimana kalau ternyata Alex melarangku? Ah Alex juga belum pulang, dan paling akan pulang 2 jam lagi. Kalau aku membaca lalu mengembalikan ke tempat semula sebelum Alex datang, pasti ia takkan tahu.

Aku menyisirkan jariku diantara buku-buku tebal itu, hatiku jatuh kepada novel "Ticket" by Vivian Morse. Aku sengaja memilih buku yang tidak terlalu tebal, agar aku bisa menyelesaikannya sebelum Alex datang.

Aku duduk di kursi kerja Alex, lalu aku buka halaman depan buku itu, sepertinya buku itu seru sekali. Aku pun membacanya dengan semangat.

Chapter per chapter aku baca, buku ini mengisahkan tentang seorang anak remaja yang kehilangan tiket untuk nonton konser band kesukaannya dan ia mencari cara agar bisa mendapatkan tiket itu lagi. Mungkin terdengar klise, tapi alurnya sangat menegangkan dan aku sangat menyukainya. Sampailah aku di chapter 9, dimana anak itu sedang mencari bantuan ke orang yang baru saja dia kenal, well.. agak mirip sepertiku..

"Al?" Panggil seseorang di pintu.

Damn, it's Alex.

"Alex! Oh.. maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk kurang ajar ta.. tapi aku lihat rak bukumu dan..dan.. aku.."
"Tidak apa-apa Al..." potong Alex lalu menghampiriku.
"Kau tidak marah?" Tanyaku
"Tidak.. tenang saja." Katanya

Aku tersenyum lebar melihat reaksi Alex. Syukurlah aku kira ia akan marah tapi ternyata tidak..

Alex sudah berada tepat di depanku, ia lalu mencium bibirku.

"Kau sudah makan?" Tanyanya persis di depan mukaku, aku bisa mencium nafas nya yang berbau aroma mint yang membuatku bahagia seketika.
Aku menggeleng menjawab pertanyaan Alex.
"Kau mau makan apa?" Tanyanya.
"Apa saja." Jawabku

Alex merogoh saku nya, ia mengambil iPhone miliknya.
"Kau mau pizza?" Tanyanya
"Of course, thankyou Alex" jawabku dengan senang.

Beberapa menit kemudian tukang pizza datang, lalu Alex membayar pizza itu, tukang pizza itu hendak merogoh sakunya untuk mengambil uang kembalian, tetapi Alex segera mencegahnya lalu berkata "ambil saja kembaliannya, pak" tukang pizza itu terlihat gembira sekali lalu pergi setelah mengucapkan terimakasih kepada Alex.

"Ini pizza mu." Kata Alex.
"Thanks" jawabku.
"Sehabis ini kau ganti baju ya, aku ingin mandi dulu, sehabis itu baru kita pergi." Kata Alex, sambil membuka jam tangan mahal yang dipakainya.
"Kita mau kemana, Lex?" Tanyaku sambil melahap pizzaku
"Kau akan berbelanja baju untuk sekolah, kau kan bersekolah besok. Kau akan ditemani Grace, karyawanku." Jawabnya
"Lalu kau?" Tanyaku heran
"Aku ada meeting nanti, kau akan ku antar ke Fifth Avenue lalu aku jemput pukul 7, atau 8, yah lihat saja nanti." Jawabnya.
"Ok Lex" kataku.
"Oh ya, satu lagi. Jangan lupa membeli lingerie, baby." Kata Alex, lalu ia mencium pipiku sebelum masuk ke kamar mandi.

Aku segera mengganti bajuku setelah memakan pizza, aku memakai sweater panjang dan rok panjang.

--

Sampailah aku di Fifth Avenue. Alex langsung pergi meninggalkanku, Grace sudah menungguku di depan Golden Boutique.Fifth Avenue memang benar-benar surga bagi para shopaholic, aku rasa semua yang wanita butuhkan ada disini. Grace mengajak ku ke StyleLit, salah satu butik ternama disitu, pilihan bajunya sangat banyak sekali.. aku sampai bingung mau membeli yang mana. Grace menyadari ekspresi kebingungan di wajahku, lalu ia memanggil salah satu karyawan disitu. Lalu membisikkannya sesuatu.
"Al, kenalkan ini Alice, ia akan membantumu berbelanja disini" Kata Grace memperkenalkanku
"Hei, I'm Alice" Kata Alice sambil menjabat tanganku.
Aku membeli baju banyak sekali, setiap aku ingin menyudahi belanjaanku, Grace selalu bilang bahwa aku membutuhkan lebih, mungkin ada sekitar 30 baju yang aku beli saat ini. Grace yang mengurus pembayarannya. Saat aku sudah selesai, ku lihat Alex sudah menunggu di depan toko, aku segera menghampirinya.
"Sudah cukup belanjanya?" Tanya Alex
"Lebih dari cukup." jawabku.
Lalu aku langsung masuk ke mobil. Aku dan Alex langsung menuju ke apartment karna aku capek sekali dan ingin langsung beristirahat.

-----
"Al, wake up!" Kata Alex membangunkanku.
"hmmmmhhhh"
"Cepat! Ini hari pertama kau sekolah." Kata Alex.
Aku segera bergegas bersiap-siap, saat aku keluar kamar mandi, Alex sudah menungguku di depan pintu. Lalu tiba-tiba saja Alex menciumku.
"Rasa pasta gigi" katanya lalu tertawa. Lalu ia masuk ke kamar mandi. Aku memakai rok selutut dan baju lengan panjang, aku merasa agak risih tetapi aku harus mencoba.
Aku sudah siap untuk berangkat sekolah, aku menunggu Alex di meja makan sambil memakan sarapanku. Alex lagi-lagi memasak sarapan untukku.
Saat aku lagi menikmati sarapanku, tiba-tiba Alex memelukku dari belakang. Orang ini sungguh random. Setelah aku menghabiskan sarapanku, aku langsung berangkat sekolah diantar Alex.

---

Alex mengantarku sampai kantor kepala sekolah, Alex benar-benar orang terpandang disini, semua orang terlihat segan dengannya. Alex berbincang-bincang sedikit dengan Principal Dwayne lalu langsung pamit.

"Nanti ku jemput, bye" katanya dingin lalu langsung meninggalkan ku.
No kiss, huh?

Aku dibawa Principal Dwayne ke kelasku, semua mata langsung tertuju padaku.
"Anak-anak perkenalkan ini Allison, ia murid baru disini" kata Principal Dwayne memperkenalkanku.
"Hi, Allison" Kata murid-murid.
"Hi" kataku dengan canggung.
"Allison, kau bisa duduk di sebelah Khloe" Kata Principal Dwayne.
Aku langsung duduk di sebelah Khloe. Aku memperhatikan siswi-siswi disini, satu hal yang menonjol, dan itu adalah MAKE UP. Oh my god, mereka sekolah memakai make up? Sebanyak itu? Aku bahkan tidak memakai apa-apa. Baru saja aku berpikir tentang make up mereka, Khloe, yang duduk disebelahku, mengambil kaca dari tasnya dan mengaplikasikan maskara di bulu matanya. GOD! Aku rasa ini bukanlah lingkungan yang cocok untukku. Will I survive in this school?

*****************************

OMG HAIII HAIIIIIIIIIII
GILA udah setahun yang lalu ternyata aku nulis last chapter omg I feel so guilty oh my god. Aku ganti hp sekitar 5 bulan lalu dan aku baru install wattpad sekarang dan pas aku buka aku kaget bgt sekaligus terharu ternyata sampe sekarang kalian masih nungguin cerita aku... aku bener2 ngerasa bersalah banget sama kalian reader ku maafkan aku:((( so aku langsung ngebut buat lanjutannya!!
btw doain aku ya, aku mau ujian sebentar lagi. Kalo udah ujian aku kan punya banyak waktu luang, aku janji bakalan lanjutin lagi kalo banyak respon baik dari kalian hehe:D

Love you all my readers!:*

Oxzeph.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang