7. RENCANA (1)

6 2 0
                                    

Langit mewakili perasaanku.
-Aira-

Mona sedang memikirkan, kalau Ravo menyukainya. saat ia ingin menangis Aira datang. untunglah.

"Ma..?" Tanya Aira dengan lembut. ia begitu terkejut saat Mona teriak. apalagi depan Allard. ga banget.

"Aira,, sini duduk. mama mau tanya.." Mona menepuk nepuk kasurnya yang berada di sebelah kanan.

"Iya ma." Aira menurut dan duduk di sebelah Mona. "Ada apa ma? mama tadi kenapa begitu?" tanya Aira.

"Kamu tau dari mana mama di situ? ma-mama- tad-tadi mau ngambil shampoo disitu. kan habis mama mau kasih contoh ke mbak di minimarket depan situ. trus mama naik karna ga nyampe maksud-maksudnya turun ke bathup. kebetulan kan pas mama mau mandi shampoo abis jadi mau beli. air udah penuh, terus mama ngambilnya sambil duduk. eh kebablasan. main air, mama pusing jadi pingsan..kali?" Ucap Mona dengan asal.

"Yaampun ma,,hati hati dong" Ucap Aira, memang ia tak bisa percaya begitu saja. sebenarnya shampoo yang itu baru dibeli oleh Aira, dan baru digunakan Mona 2x . harusnya masih banyak. dan tidak mungkin juga kalau sengaja duduk. Aira hanya berpura pura percaya saja. agar tidak terjadi hal yang tidak mau terjadi.

'Huf..untung aja percaya..' sahut Mona dalam hati mendengar anak sematawayangnya percaya atas kebohongan ini.

"Oh iya mah. ada yang pengen aku kasih tau." Ucap Aira serius

"A-ad-ada apa Ra?" Mona gugup ia takut kalau membicarakan itu lagi.

"Aira pindah kamar ya..ma?" Ucap Aira gugup, kamar yang seakarang memang khusus untuknya. kalau kamar itu tidak dipakai oleh Aira,siapa yang ingin memakainya..?

"Itu ga cukup? mau yang mana? buat lantai 3? atau di kamar mama papa?" Ucap mona dengan cengiran, yang membuat mereka lebih santai sekarang.

"Di atas terlalu gimanaaa gitu ma.." Aira menunduk. ia tak berani mengatakan kalau ia tak mau melihat tempat Levy.

"Iya,, tapi mau dimana?" Tanya Mona dengan penasaran.

"Kamar paling belakang sono ma..yang deket tangga tu kan ada kamar yang deket kamar mandi atas, trus bawahnya kan dapur Ma" Ucap Aira dengan hati hati.

"Iya.. tapi apa kamu ga taut tempat sempit..?" Ucap Mona dengan hati hati ia takut kalau ia akan melukai hati anak sematawayangnya.

"Engga ma,, ini udah coba aku singkirin berkat Alla-" Mona menutup mulut Aira, Aira terkejut akan hal itu, tapi ia memaklumi nya dan melepas pelan. "Maaf ma,, iya,,aku mulai berani, karena dia bantu ma.." Aira hanya nyengir yang membuat deretan gigi putih dan rapi nya terlihat.

"hm. jangan ngomong dia lagi dong! ekhm,, di belakang ada pohon pohon trus bawahnya lapangan apa kamu ga takut?" Tanya Mona memastikan.

"Engga! mama tau kan? aku ga takut hantu. cuma ruang sempit. dan juga Lapangan nya pagi siang sore,ya plaing malem jam 9 anak anak sini masih pada main disitu..bola lah..game..dll, itu rame ma, Aira suka. Malam nya ada bapak bapak ngobrol. kan pada ronda." Aira bersemangat untuk menempati kamar itu.

"Tapi..bapak bapak.."

"Aira kenal baik sama semua nya kok tiap maem Aira ke kamar situ buat nyapa orang situ.. hehe maaf ma ga ngasih tau.. ada bapak nya Adrian,Renata, Gilang, Fadhil,fathur, raffi,nishya, Biant, Arsya, Alya, Karina, Kayla ,rania, handi, rabba, adi, nila, neta, agnes, rifa, nalro, aria, ado, fitri, faisal, nana, tara, hana, nico, sama banyak lagi ma,,ramah banget!! Aira Pengen Main sama mereka! makin deket,,bagi maknaan,, kasih mainan.pokoknya seru lah! jadi temen curhat, sahabat sahabatan, kamar yang sempit bakal terasa luas. Aira pengen papa ikut ronda kaya gituu~ huhuuu biar makin Erat deh tali persaudaraan nya.. hehe." Mona terkejut dan memeluk anaknya.

^'Mystery of him'^Where stories live. Discover now