5 : Biru, Kanya, Tentang Kesalahan.

319 25 4
                                    

"I didn't know you, I didn't know your heart.

I didn't even know you were getting farther away.

I didn't really know you."

Heize – Don't Know You.

"... Karena, emang dari dulu kamu nggak pernah mau tahu tentang saya kan? Karena kamu selalu merasa kamu yang paling tahu tentang saya. Dan, kamu nggak pernah mau repot-repot buat mastiin lagi ke saya."

Kanya menutup Laptop miliknya, kata-kata Biru tempo hari terus-menerus berada di dalam pikirannya. Biru benar dia tidak pernah tahu apa yang ada di pikiran Biru. Laki-laki itu benar bahwa Kanya selalu merasa paling tahu segalanya tentang Biru, walau pada kenyataannya mengenal lelaki itu selama lima tahun tidak menjadikan dirinya mengetahui segalanya tentang Biru. Bagi Kanya hal ini terasa seperti ada tembok tinggi tidak terlihat yang di bangun oleh keduanya, sengaja untuk melindungi perasaan masing-masing. Mengingat hal ini membuat Kanya tersadar, bahwa segala hal hebat tentang mereka adalah, dari awal mereka tak pernah utuh. Dari awal kisah mereka sudah patah. Keduanya adalah sepasang manusia yang berusaha menutup luka, tanpa sadar cara yang mereka lakukan hanya menciptakan sebuah luka baru. Membuat sebuah kisah yang tak akan pernah menjadi satu.

Handphone gadis itu menyala, menampilkan notifikasi dari aplikasi obrolan. Sebuah nama yang sebenarnya harus ia hindari.

L. Awan Biru : Nya, maaf ya!

Kanya Kalila : ???

L. Awan Biru : Pengen minta maaf aja.

Kanya memberi jarak waktu lima menit sebelum membalas pesan dari laki-laki yang pernah menjadi kekasihnya itu, sengaja agar Biru tahu bahwa dia tidak peduli lagi.

Kanya Kalila : Oh

L. Awan Biru : Di maafin kan?

Kanya Kalila : Lo ga jls.

L. Awan Biru : Jelas kok, saya masih sayang kamu.

Kanya membiarkan pesan itu hanya di baca olehnya, tidak berminat membalas. Gadis yang selalu serius itu membiarkan Biru menerka-nerka apa yang ada di pikirannya. Bagi gadis ini, harus jadi seperti inilah akhirnya, kalau bukan ia yang memberi jarak Biru yang akan meninggalkannya. Kalau bukan ia yang memberi luka, maka Biru yang akan melukainya. Katakanlah dirinya egois, tidak masalah. Baginya saat ini yang hanya akan dia lakukan adalah mengutamakan perasaannya sendiri. Karena untuk Kanya satu-satunya manusia dimuka bumi yang akan menjaga perasaannya adalah dirinya sendiri, satu-satunya orang yang akan mengutamakan dan menerimanya disaat-saat paling baik maupun diwaktu terburuk dalam hidupnya adalah dirinya sendiri.

-

Biru mengunci layar handphone-nya, pesan itu hanya menampilkan tanda bahwa telah di baca oleh sang penerima, laki-laki itu menarik nafas. Dia sudah mengetahui bahwa proses paling sulit saat patah hati adalah berusaha untuk menghapus dan menghilangkan perasaan yang dia milikki. Malam ini laki-laki itu mengakui kekalahannya sekali lagi, termakan oleh kenangan ia hanya ingin bisa kembali menjadi teman dengan Kanya, berbagi keluh kesah tentang hari-hari sulit yang di laluinya. Walaupun dia masih menyimpan perasaan dia tidak akan memaksa jika Kanya tidak mau kembali bersama, selama gadis itu tahu bahwa perasaan Biru masih menjadi miliknya tidak masalah, biarlah rasanya bertepuk sebelah tangan asal ia bisa mengetahui bagaimana hari yang sedang Kanya lewati.

"Nih," Vano datang membawa secangkir kopi susu untuk Biru yang sedang bertamu kerumahnya, pasti nih anak masih galau dan nggak mau move-on. Begitulah yang ada di pikiran Vano saat ia membuka pintu rumah dan menemukan wajah Biru yang masih terlihat murung.

HILANG RASAWhere stories live. Discover now