PROLOG

1.5K 116 28
                                        

Kanya duduk di café dekat kampusnya menunggu Biru yang terlambat satu jam dari jam yang telah mereka tentukan.

Tepat, saat Kanya ingin menghubungi Laki-laki itu, Biru datang menghampirinya.

"Nya, maaf ya. Tadi mendadak banget ada rapat UKM."

Kanya memilih diam tidak menjawab.

"Maafin Biru, ya?" kata Biru, seraya mengenggam tangan gadis yang masih seserius dulu.

"Iya." Biru mengenggam tangan Kanya lebih erat.

"Maafin ya?" Kanya melepaskan tangan laki-laki itu.

"Iya, aku udah bilang iya. Tolong, jangan di ulang lagi!" Kanya terpaksa menekan nada bicaranya. Entah, kenapa bertemu dengan Biru tidak semenyenangkan dulu untuknya. Seperti ada jarak yang tidak tahu di bangun oleh siapa.

Biru mengabaikan perkataan Kanya, mengambil sesuatu dari tas miliknya. Sebuah kotak.

"730 hari aku udah jadi pacar kamu. Di tambah 365 hari buat waktu yang lama supaya dekat sama kamu. Kadang dulu aku ngerasa kita temenan, kadang juga kayak orang asing yang nggak saling kenal. Aku nggak pernah masalah kalau dulu kamu mau nutup semua yang kamu rasain. Tapi, beda dengan yang sekarang, Nya!"

"Nyanya, apa 730 hari nggak cukup buat kamu bilang ke aku kalau rasa kamu sekarang nggak sama lagi? Awalnya, aku kira kamu berubah karena waktu. Aku nggak masalah! Tapi, kamu pasti sebenarnya sadar kamu udah mulai nutup pintu dan bangun jarak seolah-olah ada batas yang nggak bisa aku masukkin." Biru mendorong pelan kotak tersebut, memberikannya kea rah Kanya.

"Aku nggak akan pernah masalah sama perasaan kamu yang nggak lagi sama, karena aku adalah orang yang pernah bilang bahwa kali ini biarin aku yang berjuang. Nggak masalah kalau kamu mau hapus perasaan itu. Tapi, aku nggak akan ngelepas kamu. Kasih sedikit waktu, kali ini aku nggak minta kamu buat harus cinta atau sayang sama aku. Tetap disamping Biru ya, walaupun terpaksa Biru nggak akan masalah."

"Hari ini Biru yakin, yang berubah itu perasaan Kanya bukan Kanya!"

"Maaf," kata Kanya, mengalihkan pandangannya.

"Kanya nggak pernah salah, kesalahan aku ngebiarin kamu lepas sejenak dan lupa kalau aku masih jadi bagian dari cerita Biru."

"Bukan itu," Biru memberikan pandangan bertanya.

"Maaf, karena saya nggak bisa di samping kamu walaupun terpaksa. Buat saya sama kayak rasa yang sudah mati. Kamu adalah sesuatu yang harus saya jauhi."

Biru tersenyum,

"Silahkan menjauh, Aku tahu caranya mendekat."

"Biru nggak pernah bilang kita sudah berakhir, Kalau Kanya mau istirahat di tempat yang nggak ada Biru silahkan, atau mau lupa sejenak sama laki-laki yang bernama Lembayung Awan Biru, Nggak masalah. Kanya masih milik Biru!"

"Maaf, saya sudah lebih dulu menjatuhkan hati untuk oranglain."

Untuk pertama kalinya Biru mengetahui rasanya jatuh karena mencintai.

HILANG RASAWhere stories live. Discover now