Seulgi mendongak, yah itu yang dia inginkan sekarang, dia akan tidur nyenyak malam ini, dia terlalu malas untuk menerima kenyataan bahwa hari ini dan seterusnya dia akan menjadi istri sah dari direktur Lim Jaebum.
Seulgi menaiki tangga sedangkan beberapa pelayan mencoba membantunya dengan mengangkat ekor gaunnya yang keberatan, dia tiba di depan pintu kamar berwarna biru tua, Seulgi masuk setelah pelayan itu membukakan pintu, kemudian menutupnya dari luar.
Kamarnya luas, Seulgi lagi-lagi takjub karena kamar ini sesuai yang dia harapkan, ranjangnya juga besar, Seulgi bisa berguling-guling diatas sana seorang diri, tentu saja dia akan tidur sendiri malam ini, tidak ada Jaebum, dia bahkan bingung orang itu ada dimana, dia terlalu malas untuk mencarinya di rumah sebesar ini, yah Jaebum lumayan pintar untuk tidak tidur di kamar yang sama dengannya, lagi-lagi Seulgi dibuat merinding karena membayangkannya, kejadian di hotel itu masih terus menghantuinya.
Karena terlalu kelelahan, Seulgi dengan cepat melempar sepatunya ke samping ranjang, kemudian berdiri membelakangi pintu kamar mandi, dia ingin segerah berganti baju, dan dengan susah payah dia meraih resliting gaunnya yang berada di punggungnya kemudian pelan dia menariknya ke bawah memperlihatkan tulang belakangnya.
Belum sempat dia melepaskan gaunnya, Jaebum langsung berdehem kecil dari arah belakang, membuat Seulgi tersentak karena terlalu kaget mendapati Jaebum baru saja keluar dari kamar mandi, Seulgi terhuyung-huyung berlari menuju jendela yang tertutup tirai untuk menyembunyikan punggungnya kemudian memutar tubuhnya menghadap ke laki-laki itu.
"kenapa tiba-tiba muncul seperti itu? Aku kira sumbae akan tidur di kamar lain" seru Seulgi dengan nada panik, wajahnya juga panik dan masih terus memegangi gaunnya dengan kuat, jika dia melepasnya maka gaun itu akan jatuh dari tubuhnya karena reslitingnya sudah terbuka ditambah lagi gaun itu tak ada lengan dan susah untuk memasangnya kembali "ahhhhhhh sial" Seulgi lagi-lagi berdecak kesal.
Jaebum masih berdiri di tempatnya, dan terus mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk, sambil menaikkan jarinya memperlihatkan cincin yang masih terpasang di jari manisnya "apakah kau lupa bahwa hari ini kita sudah menikah?" ujarnya berjalan ke sisi ranjang dan duduk disana tanpa sedikitpun melihat ke Seulgi, Jaebum sudah siap untuk tidur bahkan sudah berganti pakaian.
Lagi-lagi Seulgi mendengus kesal, dia belum bisa menerima kenyataan bahwa dia sudah menikah, sekali lagi dia melirik Jaebum yang sudah berbaring di atas ranjang sambil membelakanginya, dan dengan gerakan cepat Seulgi langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi.
Dari dalam kamar mandi suara Seulgi terus saja menggema "Sumbae....!! Sumbae...!! Jaebum sumbae....??!!" barkali-kali Seulgi memanggil Jaebum, tetap saja orang yang dipanggilnya itu tak pernah membalas, entahlah orang itu sedang tidur atau memang tidak mendengarnya.
"bahkan tak ada handuk yang layak untuk digunakan, semuanya berukuran kecil" gumam Seulgi lagi.
Seulgi berada lama di dalam kamar mandi karena terlalu banyak berpikir, dia tidak mungkin keluar dan kembali memakai gaun yang merepotkan itu, dia juga tidak mungkin keluar dalam keadaan setengah telanjang atau dalam keadaan telanjang, apa yang akan nanti Jaebum pikirkan tentang dia, mencoba mengambil kesempatan di malam pertama? Ahhh tidak.
Sekali lagi dia berpikir, dia lupa membawa pakaian ganti kedalam kamar mandi, juga lupa bahwa pakaiannya dari rumah akan dikirim besok pagi, sial, sial.
Akhirnya Seulgipun memutuskan keluar dari kamar mandi menggunakan handuk yang tidak sempurnah menutupi tubuhnya dengan baik, sambil mengendap-ngendap, dia terus berjalan menuju lemari.
"apa yang kau lakukan?" suara berat Jaebum terdengar sedikit terkejut melihat Seulgi yang berjalan seperti seorang pencuri.
Saat Seulgi keluar dari kamar mandi, dia mengira Jaebum sudah tertidur, nyatanya orang itu duduk dan memainkan ponselnya diatas sofa sambil memakai headsheat, jelas orang itu sedang bermain game untuk menghilangkan suntuk.
Seulgi menempelkan punggungnya ke dinding kamar, memandang kiri dan kanannya, bingung ingin mengatakan apa karena Jaebum terus saja menatapnya.
"bagaimana kau bisa keluar dari kamar mandi dalam KEADAAN SEPERTI ITU?" teriak Jaebum tiba-tiba, dia berdiri dari sofa sambil melepas headshetnya.
Seulgi tersentak dan terus memegangi handuknya, suaranya gugup karena Jaebum baru saja meneriakinya "aku tidak ada maksud apa-apa, aku terus memanggilmu dalam kamar mandi tapi kau tidak mendengarku, aku tak ada pakaian ganti"
"jadi? Kau ingin seperti itu sepanjang malam ini? Apa yang kau pikirkan?"
"kau pikir aku perempuan macam apa? Tentu saja aku ingin meminjam piyamamu" Seulgi terdengar memelas karena tidak nyaman terus-terusan memakai handuk di depan Jaebum.
Jaebum berjalan mendekati lemari, kemudian mengambil piyama berwarna merah tua dan memberikannya pada Seulgi, sebelum dia memberikan pakaian itu, Jaebum justru meliriknya dari ujung kaki sampai mereka bertemu mata.
"apa yang kau lihat?" Seulgi gelagapan.
"kau sudah mandi?" tanya Jaebum dengan wajah penasaran, karena dia tidak mencium aroma sabun yang biasa dia gunakan.
"tentu saja aku sudah mandi, BERHENTI MENATAPKU!" Seulgi mendorong kasar tubuh Jaebum dan meraih piyama itu sambil berlari kembali memasuki kamar mandi.
Jaebum hanya mendesah malas melihat perempuan itu berlalu, kejadian ketika upacara pernikahan adalah hal yang paling menyebalkan dalam hidupnya, bagaimana bisa Seulgi berusaha sangat keras untuk membatalkan pernikahan didepan keluarga besar mereka? Jaebum masih sangat mempermasalahkan ini tapi dia begitu kelelahan untuk berdebat sekarang.
Malam yang menyedihkan, Seulgi keluar dari kamar mandi dan menarik-narik celana yang dia gunakan, piyama Jaebum yang sekarang dipakainya terlalu kebesaran untuk ukuran tubuhnya. Tapi ini lebih baik dibandingkan tidak memakai pakaian sama sekali.
Seulgi berjalan pelan kearah kasur lalu mencuri pandang kearah Jaebum yang masih setia duduk di sofa memainkan ponselnya.
"sumbae.....!!" panggil Seulgi tiba-tiba.
Jaebum masih fokus memainkan ponselnya sambil menyahut tanpa menoleh pada Seulgi "wae?" balasnya datar.
"sekarang aku menyesal karena menerima tawaranmu untuk minum bersama di hotel waktu itu"
Jaebum mengangguk mengiyakan "aku juga menyesal karena menyapamu lebih dulu, seharusnya waktu itu kita bertindak sewajarnya saja, seperti biasa yang kita lakukan tidak saling menyapa itu lebih bagus"
"aku minta maaf, seharusnya aku lari dari awal" ujar Seulgi dengan nada lemah.
Mendengar itu membuat Jaebum mengalihkan fokus sepenuhnya pada Seulgi, wajahnya memang sudah sangat kesal "tak perlu dibahas lagi....!! Cepatlah tidur karena aku tidak ingin mengobrol panjang malam ini"
Seulgi ikutan mendengus kesal, mau bagaimana lagi.... Sekarang sudah sangat terlambat untuk kabur.
Malam ini berakhir dengan Seulgi tertidur diatas ranjang sedangkan Jaebum berakhir tertidur diatas sofa, kubur jauh-jauh tentang malam pertama mereka, tak ada malam pertama seperti yang kebanyakan pengantin baru lakukan, mereka justru bertindak seperti tak memperdulikan satu sama lain.
YOU ARE READING
PROMISE (Jaebum X Seulgi)
FanfictionBisakah seorang yang tidak punya rasa satu sama lain untuk mengikat sebuah janji pernikahan? Ternyata benar bahwa Tuhan sudah mengatur semuanya termasuk perkara jodoh.
the First Night
Start from the beginning
