Decision

429 69 2
                                        

Pertemuan dua keluarga itu tak bisa dielakkan lagi, keluarga Lim tak ingin membiarkan keluarga Kang mendengarnya dari orang lain atau mendengarnya dari media, mereka harus cepat-cepat membicarakannya sebelum tercium publik dan menimbulkan masalah baru.

Perjalanan menuju tempat pertemuan. Di dalam mobil, Jaebum terus saja melirik ponselnya dan sesekali meletakkan benda itu ke telinganya, berharap agar Yoona mengirimkan pesan padanya atau setidaknya mengangkat telpon darinya, sepupunya itu sudah berjanji akan memberikan solusi, semalaman Jaebum sibuk curhat tentang masalahnya.

Semenit kemudian Jaebum lagi dan lagi membanting ponselnya ke pangkuannya dan tanpa suara terus bergumam tidak jelas “apa yang harus aku lakukan? Apa?” dia tidak ingin menikah hanya karena dituduh meniduri Seulgi, itu akan sangat memalukan, alasan yang paling cacat diantara semua alasan yang ada, bagaimana bisa orang sesempurnah Jaebum menjadikan alasan itu untuk menikah??

Nyonya dan tuan Lim berada dalam mobil yang sama dengan Jaebum tapi mereka tidak memperhatikan gerak-gerik putranya yang sejak tadi dilanda kegelisahan.

Mereka tiba di sebuah gedung tinggi, Jaebum dengan cepat mengimbangi langkah kedua orang tuanya yang masuk ke gedung dengan terburu-buru, suara langkah sepatu memenuhi lantai sepanjang koridor yang sepi, tuan Lim membuka pintu perlahan setelah mereka tiba di sebuah ruangan berwarna abu-abu, pintu terbuka dari luar dan tuan Kang langsung mendekati mereka dengan wajah panik sedangkan Jaebum sibuk mencari sosok Seulgi.

“apakah ada masalah? Tidak biasanya kalian meminta kami bertemu seperti ini” ujar tuan Kang kembali duduk di kursinya, dia masih tak tahu masalah yang terjadi karena Seulgi jelas tidak menceritakan apapun.

Seulgi terlalu takut pada orangtuanya hingga dia tak berani mengatakannya.

Dengan wajah gelisah mereka semua saling memandang dan menunggu tuan Lim agar dia yang memulai pembicaraan ini, sangat hati-hati dia menghembuskan napas berat lalu menjelaskannya dengan pelan.

Jaebum dan Seulgi tak bisa melakukan apa-apa.

Tuan Kang berusaha keras agar dia bisa mengontrol emosi, dan bagusnya adalah dia memang orang yang cerdas dan bisa memainkan emosinya sendiri, dia berpikir sejenak kemudian menarik napas panjang.

“apa kalian sedang berkencan?” ungkapnya sedikit curiga pada Jaebum dan Seulgi yang sejak tadi saling melempar pandang satu sama lain.

Semua orang melirik pada tersangka utama berkumpulnya dua keluarga ini.

Jaebum dan Seulgi menganga bersamaan lalu menjawab secara bersamaan dengan suara gugup “kami tidak berkencan”

Seulgi ketakutan, dia takut sekali pada ayahnya dan juga ibunya, tapi entah kenapa tatapan kedua orangtuanya malam ini tidak terlihat seperti mereka akan membunuhnya.

Kini giliran orangtua mereka yang saling lempar pandang canggung.

Tuan Lim berdehem pelan “aku rasa mereka bukan anak kecil lagi, iya aku lupa kalau mereka sudah di usia dewasa”

Tuan Kang ikutan menanggapi sambil tersenyum salah tingkah “iyaa benar..mereka sudah dewasa, tapi aku tidak tahu ternyata diam-diam mereka menjalaninya seperti ini.. tidur bersama di kamar hotel??”

APPA…” Seulgi meninggikan suaranya, memohon agar ayahnya tidak membahas tentang itu lagi, cukup.. sudah cukup, dia sudah sangat malu gara-gara kejadian itu.

Jaebum ikutan bersuara “ada seorang karyawan baru di restoran hotel yang membawakan menu yang salah… aku dan Seulgi tidak terbiasa minum alcohol dan akhirnya mabuk….. aku meminta agar beberapa staff mengantar kami ke kamar dan setelah itu tidak sadarkan diri, tapi kami sangat yakin tidak melakukan apapun dalam kondisi sadar ataupun tidak, aku tidak menyentuh putri anda” jelas Jaebum kemudian.

PROMISE (Jaebum X Seulgi) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora