"bukannya bulan madu dalam kamusmu artinya kau tidak boleh di ganggu?" protes Seulgi yang masih setia dengan remote ditangannya seolah tidak peduli pada Jaebum.
Jaebum tetap berdiri di sampingnya, dia tak bisa mengatakan apa-apa karena memang itu yang dia katakan pada Seulgi saat dia punya ide untuk berbulan madu di rumah bahwa dia tidak ingin diganggu.
"urus saja pekerjaanmu, tugasmu menumpuk karena kau tidak masuk kantor, anggap saja aku tidak ada di rumah ini jadi kau bisa tenang" ujar Seulgi semakin ketus, nada bicaranya sudah menjelaskan bahwa dia benar-benar tak suka dengan Jaebum.
Tanpa mengatakan sepatah katapun, tanpa membalas kalimat Seulgi yang jelas begitu sangat menyinggungnya, tanpa berpikir Jaebum langsung berjalan ke depan TV, mematikannya dengan paksa kemudian berjalan mendekati Seulgi yang begitu sangat terkejut dengan tingkah kekanakan Jaebum, apa maksudnya dia langsung mematikan TV, berharap agar Seulgi benar-benar tidak melakukan apa-apa? Sungguh keterlaluan.
Tapi, diluar dugaan, Seulgi mengira bahwa Jaebum akan membalas semua kalimatnya dengan kata-kata kasar atau memakinya dan mengajaknya berdebat, nyatanya laki-laki itu justru menggendongnya dengan paksa, membuat Seulgi tiba-tiba saja berteriak ketika tubuhnya sudah dibawa keatas tangga.
"HEII.... APA-APAAN KAU.... CEPAT TURUNKAN AKU!" teriak Seulgi, berusaha untuk melepaskan diri tapi takut terjatuh apalagi mereka sedang di tangga.
Jaebum masih tidak bicara, dia masuk kedalam kamar yang pintunya memang terbuka lalu sedikit kasar menjatuhkan Seulgi keatas ranjang, sedangkan dia menatapnya intens dari samping ranjang.
"KAU MAU APA?" teriak Seulgi lagi.
Jaebum masih mengatur napasnya yang memburu, langkahnya yang cepat sambil menggendong tubuh Seulgi dari lantai bawah membuatnya sedikit kewalahan, sekarang dia bahkan masih berusaha untuk beristirahat sebentar.
"kenapa membawaku kesini? Aku kan sudah bilang kalau aku mau tidur di kamar tamu"
Jaebum masih tidak bicara, dia masih mengatur napasnya lalu perlahan menaiki ranjang, membuat Seulgi langsung mundur agak menjauh tapi tetap saja tak bisa kabur karena entah bagaimana bisa Jaebum bahkan sudah menarik kakinya yang membuat Seulgi kembali terseret lebih dekat padanya.
Keduanya saling menatap satu sama lain, di posisi itu Jaebum akhirnya bersuara "kau marah karena aku minta agar kita bulan madu di rumah? Bukannya kau setuju dengan itu? Aku kan sudah minta persetujuanmu tapi kau sendiri yang bilang terserah padaku...." keluh Jaebum yang sebenarnya sudah bosan mengatakan hal yang sama, dan sudah berapa kali dia mengatakan ini.
Dengan gerakan kasar Seulgi melepaskan kakinya dari cengkaram Jaebum tapi tidak bisa lepas "aku tidak marah"
"kau jelas-jelas marah....."
"aku tidak marah..... aku hanya kesal saja karena kau mengatakan agar aku tidak melakukan apapun selama kau ada di rumah karena kau akan bekerja.... Rasanya aku seperti penganggu buatmu"
Jaebum menyipitkan matanya bingung definisi marah dan kesal memangnya tidak sama?
Seulgi yang langsung memalingkan wajahnya, dalam hati mengumpat, begitu bodohnya Jaebum sudah melupakan hal-hal yang sudah dikatakannya, jelas-jelas Jaebum sudah memberikan banyak aturan agar Seulgi tidak jadi pengganggu.
"ya sudah aku minta maaf" ujar Jaebum kemudian, nadanya renda.
Seulgi menoleh dengan tatapan tak percaya "maaf?"
"iyyaa.... Aku minta maaf, aku sama sekali tidak menganggapmu sebagai pengganggu, aku hanya bingung harus mengatakan apa karena hanya ada kita berdua di rumah, jadi aku mengatakan hal yang seharusnya tidak aku katakan, maaf"
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE (Jaebum X Seulgi)
FanfictionBisakah seorang yang tidak punya rasa satu sama lain untuk mengikat sebuah janji pernikahan? Ternyata benar bahwa Tuhan sudah mengatur semuanya termasuk perkara jodoh.
