Setelah tiba di depan mobil, Jaebum segerah melepas tangannya dan mengambil napas panjang, entah berapa lama dia menahan napas di dalam ruangan pengap itu.

Mereka berdua mendadak begitu sangat salah tingkah, Seulgi yang berada di sisi lain mobil menoleh memandang kearah Jaebum "hya.. Jaebum sumbae, kau dengar tadi apa yang dikatakan dokter itu?"

"apa?" tanya Jaebum terpaksa menoleh ke arahnya.

"dia bilang aku tidak hamil, bukankah ini kabar baik? Aku akan sangat terkejut jika dokter itu mengatakan yang sebaliknya, hidupku akan berakhir hari ini juga jika itu terjadi" ekspresi Seulgi mendadak girang, dia bahkan memukul-mukul jendela mobil saking senangya, dari kemarin dia memang sudah sesenang ini karena tidak melakukannya dengan Jaebum.

Sedangkan Jaebum hanya memasang wajah datar, entah apa yang dipikirkannya sekarang, perasaan antara legah dan ahhh tak bisa diprediksikan.

"kau lupa yang dokter itu katakan?" tanya Jaebum sambil membuka pintu mobil segerah masuk disusul Seulgi yang juga ikutan masuk.

Seulgi hanya menatapnya saja meminta jawaban, memangnya ada hal penting lagi yang dikatakan dokter selain kabar bahwa dia tidak hamil?

Setelah mereka memasang sabuk pengaman, Jaebum bersuara lagi "kalau kau tidak hamil maka kita harus melakukan hubungan intim 3 kali dalam seminggu" sambungnya dengan wajah datar tak berselerah.

Seulgi yang sadar dengan kalimat itu langsung mendengus kesal bahkan mencubit lengan Jaebum dengan keras "singkirkan pikiran mesum mu itu!!! Aku tidak akan mau melakukannya denganmu sampai aku mati"

Jaebum meringis kesakitan karena tidak bisa membalas kemudian berteriak meminta Seulgi berhenti karena sejak tadi ponselnya berdering "stop......!! stop......!! Aku harus mengangkat telponku" ujarnya melirik nama Yoona yang muncul di monitor ponselnya.

Karena belum puas, Seulgi masih memberi satu kali pukulan keras ke bahunya, membuat Jaebum tiba-tiba menoleh dan mengelus bahunya yang kepanasan karena pukulan Seulgi "sakit woii.... Bagaimana bisa kau sekasar ini? Bukan aku yang mengatakannya tapi dokter itu yang mengatakannya, kau pikir aku mau tidur denganmu? Jangan harap!" ujarnya lirih meringis menahan sakit, tapi langsung mengalihkan fokusnya ke ponsel dan mengangkat panggilan dari sepupunya itu.

Jaebum tertegun sesaat dan melirik ke Seulgi dengan wajah biasa-biasa saja sambil terus bicara dengan Yoona "iya, kami sedang diluar kota dan sudah mau balik ke Seoul, kenapa?"

"KENAPA TIDAK MEMBERITAHUKU KALAU KAU BERKENCAN DENGANNYA?" teriak Yoona dengan suara keras tak berterima.

Jaebum menjauhkan ponsel dari telinganya karena suara itu lalu kembali membalas "hyaa.. noona...bisakah tidak berteriak seperti ini lagi padaku? Aku bisa tuli"

"ahss... cepat berikan ponselmu pada Seulgi, aku mau bicara dengannya"

Jaebum menyerahkan ponselnya masih dengan tanpa ekspresi "Yoona noona ingin bicara denganmu..."

Seulgi meraih ponsel itu "eonnie...." Sahutnya.

"hyaa.. Seulgi-ah... kenapa kau tidak memberitahuku kalau ternyata kau berkencan dengan Jaebum? Sejak kapan? Aku dengar kalau kalian juga akan menikah?? Wahh apa-apaan ini, kalian merahasiakan sesuatu dariku? Memangnya kapan bocah itu menggodamu huh? Apa dia mengancammu agar menikah dengannya? KATAKAN PADAKU!"

"ahhh..." Seulgi menganga salah tingkah melempar pandang pada Jaebum yang sejak tadi menatapnya, jawaban apa yang harus dia katakan? Berita pernikahan mereka memang terlalu mendadak, membuat semua orang berpikir bahwa mereka sedang berkencan padahal tidak.

Jaebum yang bisa membaca raut kebingungan Seulgi langsung merebut ponsel itu lalu bersuara dengan nada cepat "hya noonaa..... "

"hyaa Jaebum, kutanya sekali lagi, kapan kau merayu Seulgi huh?"

"bukankah aku sudah mengatakan tentang kejadian di kamar hotel itu? Semalam suntuk aku curhat padamu meminta solusi tapi kau tak ada ide apapun.... "

"itu karena kau tidak mengatakan kalau perempuan itu adalah Seulgi, dasar kau..... Awas saja kalau kau sampai menyakiti adik Seulgiku, kubunuh kau"

Jaebum mendengus kasar, rata-rata keluarganya memang cerewet semua "kami sedang dalam perjalanan pulang sekarang dan berhentilah mengomel padaku.... Jangan membuat moodku berubah buruk hari ini" jawab Jaebum langsung mematikan panggilannya.

.
.
.
.

Tapi, setibanya di Seoul, Yoona langsung menghubungi Seulgi untuk bertemu, dia memaksa untuk bertemu.

Menjelang malam di rumah makan tradisional, Yoona bertopang dagu terus menatap ke arah Seulgi tanpa henti meminta penjelasan "jadi... Kalian dipaksa untuk menikah?" ujarnya kemudian, mencoba untuk mencerna banyak hal yang tidak dia pahami.

Seulgi mengangguk malas, dia tak ada kekuatan untuk melawan orangtuanya, dan jelas kalau diapun terpaksa menerima pernikahan ini, terpaksa.

Yoona semakin heran "Jaebum tidak menolak sama sekali? Dia menerima ketika ditawari menikah denganmu? Waah kenapa dia bertingkah tidak seperti biasanya? Kau tau kan kalau aku sering sekali menceritakan tentangnya... Tentang dia yang menolak puluhan perempuan tiap tahunnya, karena dia itu orang yang paling tidak mau menikah... Lebih tepatnya dia itu sangat-sangat pemilih"

Seulgi lagi-lagi mengangguk "aku takut ketika dia sama sekali tidak mengatakan apa-apa, bukankah seharusnya dia menolakku juga seperti dia menolak perempuan lain? Aku tidak mau dia menerimaku karena terpaksa hanya karena tidak enak hati pada ayahku"

"itu dia masalahnya, mungkin karena orangtua kalian berteman baik, dia hanya tidak enak hati pada orangtuamu"

Seulgi mendesah malas "aku tahu dia hanya menjadikanku sebagai tempat pelarian karena dia sudah tak ada jalan untuk lari dari pernikahan"

"tenang Seulgi.... unnie bersamamu" ujar Yoona menggenggam erat tangan Seulgi untuk membuatnya berpikir lebih sehat dan tenang.

Hampir saja Seulgi menangis gara-gara kejadian ini, dia tidak habis pikir bagaimana bisa akan berakhir dengan Jaebum.

Bagaimana jika nanti Jaebum kabur dan mempermalukannya? Bisa tamat riwatnya.

PROMISE (Jaebum X Seulgi) Where stories live. Discover now