17 - Declaration

683 90 4
                                    

Area perairan Yunmeng terlihat cukup tenang, teratai yang tumbuh dewasa menghasilkan wangi harum dan polong yang manis di kecapan. Kala sungai mengalir dengan eloknya menghantarkan diri Lan Xichen dalam pemikirannya sendiri. Semenjak kepulangannya ke Cloud Recesses, pikirannya malah beralih kemana-mana. Entah mengapa, rasanya rekan sektenya yang mabuk kala itu seperti membuatnya sedih.

Apalagi besoknya mereka semua hanya bisa pergi diantar oleh anak buah tanpa Jiang Cheng. Dengan usul dari Nie Huaisang, maka Lan Xichen akan berbaikan dengan Jiang Cheng dan tak menyinggungnya lagi.

Pemimpin sekte Lan mengakui kalau dirinya sungguh seorang pecundang. Membalas air susu dengan air tuba, tindakan yang tak terpuji. Itu sudah melanggar peraturan Gusu.

Jadi Lan Xichen sudah bertekad; dirinya akan meminta maaf dengan benar, jadi sekarang saatnya mencari cara agar bisa melakukannya.

"Eh? Meminta maaf pada Jiang Cheng?"

Wei Wuxian terkejut bukan main karena sang pria Gusu datang ke Jingshi, hanya untuk meminta saran soal bagaimana cara membuat permintaan maaf. Itu pun untuk saudara angkatnya.

Jujur saja, sang Yiling Laozu ingin tertawa terpingkal—kalau bisa berguling di lantai ruangan. Namun karena yang meminta bantuan ini adalah kakak iparnya—dan targetnya adalah Jiang Cheng—yang secara teknis adalah ipar dari iparnya, maka Wei Wuxian hanya bisa diam-diam menurut dan melihat bagaimana komedi ini akan terjadi.

"Hoo... Jadi begitu ceritanya."

Berdasarkan dari ceritanya, sepertinya bisa ditebak kalau Nie Huaisang berulah lagi dalam menjahili kedua rekan sektenya tersebut.

Tak buruk juga. Memang teman mereka berdua itu berbagi satu sel otak konyol jenius yang kompak.

Akan ia ladeni, kalau begitu.

"Karena Anda adalah orang yang paling dekat relasinya dengan Jiang-Zhongzhu, makanya saya datang ke sini. Jadi saya meminta saran untuk cara berbaikan dengannya." jelas Lan Xichen sambil terlihat tenang.

Wei Wuxian menopang dagu dengan telapak tangan dan sikut sebagai pilar di meja. "Ah, tapi kalau untuk dia pasti mudah marah tapi juga mudah senang. Dia itu memang pemarah, dan Anda tahu itu, Zewu-jun. Diamkan saja."

"Tapi walau pun begitu, saya tak ingin hal ini berlarut begitu saja dan bungkam. Mungkin hubungan sekte takkan berpengaruh apapun dan Jiang-Zhongzhu bekerja dengan profesional, tapi tidak pantas juga kalau harus diam saja tanpa komunikasi di luar bidang tersebut."

Lan Xichen adalah orang yang tak ingin semuanya dibiarkan memburuk, apalagi kalau alasannya itu adalah karena dirinya. Bahkan cukup bisa dibilang kalau memang ia ingin semua orang bahagia. Namun membuat senang Jiang Cheng setelah bertengkar itu mungkin akan sulit baginya, mengingat watak sang pemimpin sekte Jiang yang keras.

Wei Wuxian mengelus dagunya, berpikir sejenak. "Hmm... Setahuku, Jiang Cheng itu memang temperamental. Tapi kalau Anda meminta maaf dengan tulus, saya yakin Anda pasti bisa berbaikan dengan cepat."

"Apa ada hal yang disukainya?"

"Tanpa benda juga tak apa, kok. Klan Jiang lebih mementingkan niat dan tekad daripada benda, Zewu-jun. Jadi Anda tak usah khawatir."

Sang pria Gusu terdiam merenungkan saran adik iparnya. Jika memang begitu, meski bertangan kosong maka secepatnya dia harus bisa meminta maaf.

Tak lama kemudian, Lan Xichen turun dari Shoyue dan disambut oleh pengawal gerbang Lotus Pier yang membungkuk hormat padanya, dibalas dengan anggukan untuk penyapaan singkat sebelum diantarkan masuk ke dalam. Dirinya diantar menuju taman pribadi dikarenakan sang kepala daerah sedang berada di sana.

Purple Lotus DiaryTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon