Ardan Bramansa : Vel, minta contactnya Rumi dong.

"Terakhir kali gue ke sana udah lama banget. Waktu bokap-nyokap masih bareng."

Apa iya ada seseorang ia ngomongin perpisahan orang tuanya segampang itu? Gue masih inget, di matanya sama sekali gak ada kesedihan. Atau gue yang malah salah tangkep dan salah dengar maksud perkataannya?

"May the force be with you! May the force be with you!"

Jam 4 pagi, gue baru terlelap dengan sekian banyak pertanyaan di kepala.

Dan sampai terakhir kali mengingatnya, Ravel belum balas Whatsapp gue sama sekali.


**


"Ohok! Ohok!"

Sebentar.

Gue orang yang jarang banget batuk-batuk abis bangun tidur begini, terus kenapa gue jadi mendadak bengek begini?

"Ohok! Ohok!"

Mimpi bukan sih ini? Perasaan gue tidur belum selama itu deh buat mimpi sampai batuk-batuk berdahak ala OBH begini. Udah malah mata gue perih banget.

Asap.

Iya, ada asap.

Makanya mata gue perih banget, napas gue juga sesek.

Jangan-jangan.

"KEBAKARAN YA?" gue lupa kalau lagi tinggal sendiri dan ini bukan mimpi. Ini beneran. Dibalik pintu kamar gue keluar sekelibat asap yang baunya cukup menyengat di hidung sampai napas gue tersengal-sengal.

Dengan panik gue langsung lari berhamburan keluar. Paling gak kalau memang rumah ini udah kebakaran, gue harus cari jalan keluar secepatnya. Gue belum mau mati, anjir. Dengan terbirit-birit, gue membuka pintu, persis kayak adegan Dono-Kasino-Indro waktu ketemu maling di rumahnya. Gak tau ya? Ya udah, beda angkatan kita.

"Di samping juga ya, Pak. Pastikan sudut-sudut kecil juga disemprot," langkah gue terhenti waktu suara penuh penataan yang familier di telinga.

 Pastikan sudut-sudut kecil juga disemprot," langkah gue terhenti waktu suara penuh penataan yang familier di telinga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebentar-sebentar.

"Tolong di sana juga," mata gue menyipit karena ini beneran kayak adegan di film-film waktu ada muka orang ketutup asap. Bedanya kalau di tivi, kelihatan keren, apalagi ditambah lagu latar. Lah ini.

"WOY!"

Bener-bener nih orang.

"GILA YA LO!"

Adek gue.

Gak tau datengnya dari ujung dunia mata-mata.

Nge-fogging.

Pagi-pagi.

"GAK ADA AKHLAK LO EMANG YA!" gue menghampirinya sambil menutup hidung. Mata gue udah melotot siap-siap murka, dan gue yakin di tengah suara 'DRRRRRRRT' yang berasap-asap ini, dia pasti mendengar teriakan gue yang udah ngalahin ibu-ibu kost nagih duit bulanan. "YANG BENER AJA LO MALAH NGE-FOGGING KAYAK-"

Layak DiingatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang