Episode 01

18.6K 924 73
                                    

"Nonton youtube lagi?"

Kula mendekati dua temannya yang duduk di kursi sofa berwarna coklat itu. Mereka menghadap layar laptop berwarna silver yang ditaruh di meja. Dua orang itu, terlihat sedang membuka video rapper yang belakangan sering jadi bahan perbincangan orang-orang yang menonton youtube. Menurut sebagian orang, konten yang dibuatnya tidak mendidik. Menurut sebagian lagi, itu malah menyenangkan, jadi bahan hiburan; meski akan agak lucu –mungkin aneh- ada hal buruk yang malah menyenangkan dijadikan hiburan. Namun di negera medium semua hal bisa saja menyenangkan. Bahkan hal yang seharusnya tidak layak ditertawakan.

Hari itu hari minggu, pukul empat sore lewat empat belas menit waktu Indonesia bagian barat. Mereka berempat; Kula, Lani, Manela, dan Disa berkumpul setelah sekian lama tidak memiliki momen dengan formasi lengkap tersebut. Dulu, sebelum Disa punya pacar, mereka memang sering menghabiskan akhir pekan bersama di rumah Kula. Terutama saat mengerjakan skripsi. Sebab sejak awal kuliah mereka memang menargetkan untuk bisa tamat kuliah bersama; persahabatan yang baik. Dan impian itu tercapai dua tahun lalu. Satu hari di awal bulan Juni mereka menyematkan toga masing-masing. Hari yang menjadi awal untuk hidup yang baru.

Namun, dua tahun belakangan, sejak Disa memiliki pacar, satu dari mereka lebih sering menghabiskan waktu bersama kekasihnya. Disa sibuk dengan Arman. Lelaki yang dua tahun lebih tua darinya.

"Disa... kenapa diam di sana? Sini gabung!" Kula memanggil perempuan yang terlihat duduk di bibir jendela. Menghadap ke luar rumah, seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Iya nih, buruan gabung sini." Sambung Lani.

Disa bergerak malas mendekat ke arah tiga sahabatnya itu. Sejak dua tahun terakhir tidak lebih dari lima kali mereka bisa bertemu seperti ini. Disa memang lebih banyak menghabiskan waktu dengan Arman. Mendatangi tempat-tempat mengisi liburan. Hingga waktu bersama tiga sahabatnya –yang kebetulan memilih sendiri, melajang. Memang berkurang. Persahabatan seringkali berubah pola, saat ada anggota dalam persahabatan memiliki seseorang yang baru.

Manela menggelang, melihat apa yang ditontonnya; remaja yang begitu bangga dengan kebodohan yang mereka lakukan. Hal yang memang sering terjadi di Negara medium. Orang-orang di Negara medium hanya butuh hiburan. Yang penting terhibur. Elemen edukasi seringkali diabaikan.

"Disa, kenapa dari tadi nggak semangat?" Tanya Kula.

Kula sedikit agak kelelakian, lebih 'keras' dari pada tiga sahabatnya. Namun, dia begitu baik. Setiap ada masalah dengan lelaki di antara mereka berempat, Kula lah orang yang paling bisa menyemangati.

"Nggak apa-apa, kok." Disa tersenyum. Senyum yang menyimpan sesuatu. Hal yang dirasakan oleh Kula. Ada rahasia. Namun, ia tidak ingin memaksa dan membiarkan dugaan itu tersimpan di dadanya.

"Eh, makan dulu. Ini tante yang masakin khusus buat kalian." Mama Kula tiba-tiba datang, membawakan goreng pisang yang ditimpali irisan keju.

"Makasih tante," ucap Lani, disusul ucapan yang sama oleh Manela dan Disa.

Usai makan-makan dan nonton youtube, dilanjutkan nonton sederetan film, beberapa judul. Lani dan Manela kelelahan, mereka tertidur. Sementara Disa kembali duduk di bibir jendela. Hari itu sudah pukul dua belas, lewat delapan belas menit waktu Indonesia bagian barat.

"Sudah larut. Baiknya, kamu istirahat dulu," tiba-tiba jemari Kula mengusap bahu Disa.

Disa agak kaget, namun tersenyum ketika menyadari yang menyentuh bahunya adalah Kula.

"Kamu sedang memikirkan apa?" Tanya Kula.

Disa menarik napas. Ia tidak yakin, itu saat yang tepat untuk menceritakan hal itu kepada sahabatnya. Entah kenapa, belakangan Disa lebih suka memendam sendiri masalahnya. Sejak usianya mendekati seperempat abad, dia memang lebih nyaman menyelesaikan perkara yang dia alami sendiri. Apalagi urusan perasaan.

RantaiWhere stories live. Discover now