14

615 62 7
                                    

Karena muak melihat SinB yang dikelilingi banyak siswa hits sekolah, Yeri membawa makanannya ke kelas. Ia muak dengan siswi yang dianggapnya kompetitor itu.

Di kelas yang harusnya sepi diisi Eunha yang sejak pagi sibuk menelepon dengan ibunya. Bahkan sampai jam makan siang pun ia masih di kelas terlibat telepon serius.

"Aku sudah bilang tidak akan datang jika ini tentang perjodohan, lupakan saja eomma. Aku hanya akan malu. Beritahu appa untuk mempertimbangkan harga diriku" ujar Eunha kepada seseorang yang dipanggil eomma diseberang telepon.

Yeri yang kembali dari kantin diam-diam menguping, Eunha tidak menyadari temannya satu itu sudah masuk.

"Jungkook itu manusia paling tak bisa dikendalikan, eomma. Ia pasti bisa memberontak, aku mana berani mempermalukan kalian. Ne, jika aku tetap datang di acara makan malam itu, maka habislah harga diriku"

Yeri menyimak pembicaraan itu dan akhirnya menyadari arahnya. Ia teringat beberapa menit lalu di kantin sempat mendengar Jungkook meminta SinB menemaninya sore ini ke suatu tempat.

Mungkinkah..?
Ya, Yeri memang jenius.

Ketika Eunha akhirnya memutus telepon, Yeri mendekat

"Kau akan dijodohkan dengan Jungkook dan harus menghadiri makan malam?" bisik Yeri namun cukup membuat Eunha terkejut

"Awu, kau membuatku kaget—bagaimana kau tahu?astaga, sejak kapan kau disini? Kau dengar semuanya?"

Yeri menjawab pertanyaan kepanikan itu dengan sekali anggukan

"Maaf Yeri, aku tahu kau dan Jungkook sangat dekat—" Eunha bimbang

"Ah tidak. Kami tak seperti yang kau bayangkan. Tapi sepertinya Jungkook punya rencana" seru Yeri membuat Eunha penasaran

"ia tidak mendiskusikannya denganmu yah?" Pancing Yeri, kali ini Eunha menggeleng.

"Kau dalam masalah kalau begitu, sini kuberitahu"

Yeri pun membisikkan Eunha tentang rencana Jungkook menurut analisisnya hingga menawarkan diri menjadi bantuan bagi Eunha.

"Baiklah, ketimbang harga diriku jatuh, mana di depan siswa tengil seperti Jungkook pula aish. Terima kasih mau membantu Yeri. Kau memang siswi terbaik"

***
Rupanya Sehun mengajak Jessica berburu jajanan pasar, sebuah hobi yang mereka dulunya lakukan di masa sekolah.

"Aku boleh makan apa saja?" Jessica seolah tak percaya akhirnya bisa lagi menikmati tteokbokki pinggir jalan.

Sejak tumbuh dewasa lalu menikah apalagi kondisi hamil seperti ini, dirinya dan sang suami terlalu protektif terhadap makanan. Jarang sekali makan street food.

"Tentu saja, sayang. Kau akan baik-baik saja, kita tidak memakan ini setiap hari juga kan?"

Jessica bersorak "yeobo, kau tahu aku sebenarnya dari kemarin ngidam tteokbokki pedas itu. Apa kau membaca pikiranku?"

Sehun tersenyum sambil merangkul Jessica, menggiringnya menuju kedai kue beras pedas.

"Telepati—Tapi kau bilang perasaanmu tidak enak pagi ini, buktinya kau akan bersenang-senang"

"Hush, jangan bicara begitu" komentar Jessica

***
Pria bertopi hitam memantau pergerakan Sehun dan Jessica. Lalu dari dalam saku ia mengambil ponsel dan terhubung dengan seorang wanita.

"Sempurna, biarkan dia menikmati hari terakhirnya bersama istrinya"
***

Mengetahui Bahwa orang tua Jungkook diundang keluarga Eunha makan malam membuat Kris yang harusnya menenangkan pikiran harus terganggu oleh telepon bertubi-tubi dari Eunha

Still A Bastard ✔️Where stories live. Discover now