Kriet kriet
Setiap hari aku melihat bocah laki-laki yang sama ditempat yang sama. Ia mengenakan kemeja putih dengan celana pendek selutut dengan bekas luka dan goresan menghiasi sekujur tubuhnya.
Tap tap
Wajahnya selalu tertunduk kebawah sembari mendorong-dorong ayunan yang sedang dimaininya secara perlahan melaju kedepan dan kebelakang. Berkali-kali layaknya sebuah siklus.
Deg deg deg deg
"A-anu..."
Dan disinilah aku sekarang dihadapannya, memandanginya dengan tatapan malu-malu dan takut. Entah ia mendengarkanku atau tidak aku sendiri pun tidak tahu sebab ia masih juga mengayunkan dirinya diatas ayunan tersebut walaupun sudah kusapa didepan matanya sendiri.
"Ka-kau... ta-tak apa-apa?"
Kriet kriet kriet
Ia jelas-jelas mengabaikanku. Rasanya waktu itu aku ingin menangis kencang, berteriak 'kenapa kau mengacuhkanku?' Dan merengek layaknya gadis kecil yang tidak dibelikan es krim oleh orang tuanya.
Sret
Kulepaskan salah satu pita rambutku dan kuikatkan ditangan kirinya yang terlihat membiru seperti baru saja diinjak-injak.
Set
Ah...
Akhirnya ia menatapku.
"A-aku khawatir padamu! Ha-hampir setiap hari aku melihatmu duduk disini dengan luka-luka baru ditubuhmu! Hei, apa kau diganggu disekolah? Kau harus melaporkannya pada sensei disekolahmu!"
Dengan polosnya aku mengenggam tangannya, mengusapnya sembari meneteskan hujan air mata. Padahal yang seharusnya menangis adalah dirinya bukan aku tapi aku tak bisa diam saja mengabaikan sosok yang perlu perhatian sepertinya.
"...kenapa... kau bahkan peduli denganku?"
Oh.
Dia berbicara padaku!
"Aku khawatir padamu! Jika kau tak memiliki kawan aku bisa kok jadi teman bicaramu!"
"....."
Dia terlihat kebingungan. Ia terlihat seperti tak tahu harus merenspons seperti apa. Ia terlihat seperti boneka yang baru-baru ini dikeluarkan dari etalase toko. Ia begitu tampan dengan mata berwarna kuning yang berkilau layaknya sinar rembulan.
Tep
"Namaku Reina! Salam kenal!" Ujarku sembari tersenyum kemudian aku merasakan tangannya tersentak entah kenapa. Ia menarik tangannya cepat-cepat lalu membuang mukanya kearah yang lain. Wajahnya memerah namun aku tak menghiraukannya. Sambil memerengkan kepalaku kesamping aku bertanya kepadanya--
"Kalau namamu siapa?"
Tak menyadari bahwa itu adalah awal dari segala bencana yang terjadi padaku saat ini.
**********
Piip piip piip
"Ugh..."
Tap
Suara alarm yang menjengkelkan.
"Aaah~ sudah pagi saja?"
Nama Sakayanagi Reina, umur 17 tahun. Murid tahun ke-2 dari sekolah swasta Sekirei. Aku hanyalah gadis biasa pada umumnya. Tak ada yang aneh dari kehidupanku. Aku memiliki ayah yang bekerja sebagai polisi dan ibu yang bekerja sebagai dokter farmasi.
STAI LEGGENDO
Yandere Na Kareshi Tachi (Remake!)
Mistero / ThrillerHasil remake dari cerita versi awalnya "Aku tak akan pernah mencintai seorang pembunuh sepertimu sampai kapanpun!!!" "Aah~ hari ini pun malaikatku terlihat cantik sekali~" Seharusnya aku tak menyapanya pada saat itu... ya, seharusnya aku tak mengham...