Namjoon dan Perasaannya yang Membingungkan (AU)

1K 104 26
                                    

Tulisan di bawah, salah satu kelanjutan dari AU yang aku tulis di Twitter

Karena kepanjangan aku post di sini wae.

(@/ hio6ou)

.
.

Namjoon kira, hatinya sudah cukup hanya dengan satu kali jalan ke sebuah bar kecil dekat flatnya bersama Hoseok.

Ia yang saat itu telah menceritakan semua keluh kesahnya tak bisa begitu saja lega setelah mengantarkan Hoseok pulang.

Yang lebih parah justru berlangsung setelahnya. Di mana perasaan yang awalnya ia anggap sebagai angin lalu itu malah semakin kurang ajar. Karena setelah jalan sekali, inginnya ia terus mengulang dan mengulangi.

Tapi sial, sudut lain perasaanya melarang.

Dia masih punya Jihyo.

Akan sangat jahat jika Namjoon menyia-nyiakan gadis itu begitu saja setelah apa yang ia lakukan demi menarik perhatiannya.

Maka di sinilah Namjoon, duduk berdua dengan Jihyo yang berkali-kali menggumamkan tentang betapa lezatnya pasta yang mereka pesan.

"Kamu ngga mau jeda dulu apa. Itu pipi makin bulet tuh."

Jihyo tersenyum dengan pipi mengembung. Perkataan Namjoon sama sekali tak mengganggunya. Ia malah tambah lahap.

Namjoon sendiri hanya bisa menahan gemas. Walau akhirnya luruh juga seiring dengan usakan lembut di kepala kekasihnya.

Jihyo itu fluffy kalau kata Seokjin. Namjoon mana mungkin bisa memperlakukan gadis itu seperti mantan-mantan dia yang sebelumnya.

Memutuskan sebuah hubungan memang bukan perkara baru bagi Namjoon yang deretan mantannya lebih dari selusin itu. Beragam juga kasusnya, ada yang tidak terima, ada pula yang sampai memukul selangkangannya saking kesal mereka kepada Namjoon.

Tapi Jihyo, gadis itu bahkan tidak punya cela untuk Namjoon tinggalkan. Ia tidak seperti mereka yang hanya memanfaatkan otak cerdas dan kebaikan hatinya atau bahkan seperti yang sudah-sudah. Yang Namjoon paksakan hadirkan dalam kehidupannya karena dalih mengalihkan bosan.

Gadis itu seratus persen membuatnya jatuh hati.

Setidaknya sebelum ia sadar jika ada perasaan lain yang lebih besar dari rasa ketertarikannya pada Jihyo.

"Eh iya, Bae. Kemarin kamu jalan sama Hoseok, ya?"

Sorot mata Namjoon jelas berubah ketika gadis itu membahas masalah Hoseok.

"Iya, ke bar deket flat."

"Seru?"

"Seru. Kita minum bareng."

"Kok kamu ngga pernah ajak aku ke sana?"

Jihyo tampak sudah selesai dengan makanannya. Ia bahkan telah menandaskan minuman yang dipesan.

"Bar kan buka malem, Bae. Kamu mana ada dapet izin. Lagian malu ah minta izinnya ke ayah kamu kalau ke Bar."

Gadis itu tersenyum mengamini.

"Terus gimana, kalian ngapain aja selain ke Bar?"

"Apa ya? Biasalah, ngobrol-ngobrol bentar. Tapi aslinya bentar banget, soalnya Hoseok ternyata ngga kuat minum."

Jihyo menumpukan dagunya di atas telapak tangannya seraya memandang Namjoon yang masih bercerita.

"Mukanya merah banget. Padahal baru abis beberapa gelas. Aku ngga enak banget, tapi dia bilang kalau dia seneng. Mungkin lain kali kalau kita jalan lagi, aku ajak ke cafe aja. Ngga kuat dia ngegemesin banget kalau lagi mabok."

Namseok storyWhere stories live. Discover now