Page 5

394 62 2
                                    

Di sekolah bergaya eropa, di tempat pertama kali Umji menginjakkan kaki di dunia mimpi ini. Mereka kembali berkumpul di depan sekolah tua ini dengan bertambahnya satu anggota.

Sowon berhasil mengajak orang yang tadinya ingin bunuh diri itu ke sekolah. Walau awalnya orang itu tak mau diajak ke sekolah, namun dengan segala bujukan dan penjelasan akhirnya orang itu mau kembali ke sekolah dengan mereka berlima.

Eunha, nama gadis itu adalah Eunha.

Mereka berkenalan dengan gadis berambut pendek ini. Sambil sedikit bersenda gurau, Umji bisa merasakan aura yang tadinya suram menjadi menyenangkan. Entah kenapa saat perjalanan menuju sekolah, semuanya diam dan saat sudah sampai malah bercanda seperti teman lama. Mungkin malu karena pertama kali bertemu.

Umji kira Eunha adalah gadis yang sulit berbaur, tapi dia salah. Eunha mulai bisa menyesuaikan diri dan ikut tertawa mendengar lelucon Eunbi yang kadang tak masuk akal. Memang gadis itu sedikit pemalu tapi tak sependiam seperti dirinya.

"Eh, eh, aku punya tebak-tebakan!" kata Yuju semangat.

Ternyata anak itu cerewet juga aslinya, padahal sebelumnya ia kebanyakan diam. Pikir Umji begitu.

"Apa?" jawab Eunbi penasaran. Ia sudah mulai lelah tertawa karena lawakannya sendiri.

"Bahasa jepangnya aku naik kendaraan?" Yuju melontarkan pertanyaan tebak-tebakannya.

Semua orang diam, Sowon yang sedikit bisa bahasa Jepang ikut menebak dan ternyata jawabannya salah. Gadis itu terlihat kesal dan protes ke Yuju.

"Aku benar, aku tahu sedikit bahasa Jepang!" sungut Sowon tak terima.

"Salah, ini hanya tebak-tebakan dan pasti jawabannya melenceng," sahut Yuju santai.

"Aku menyerah," ujar Eunha disetujui yang lain.

Yuju tersenyum lebar menunjukkan deretan gigi putihnya, "Jawabannya adalah...,"














"Toyota ku naiki!"

Setelah itu, Yuju tertawa terbahak-bahak sehingga menimbulkan gema. Ia merasa menang karena tidak ada yang bisa menjawab tebak-tebakannya padahal menurutnya itu adalah soal yang sudah sering muncul di tebak-tebakan.

Sedangkan empat gadis lainnya memandang datar ke Yuju. Yang satu lagi, Sowon, mencak-mencak sendiri karena jawabannya terkesan ngawur. Ia merasa kemampuan bahasa Jepangnya harus di tingkatkan lagi.

Mereka sempat ngobrol ringan lagi sebelum akhirnya Yerin mengeluh kelaparan.

"Disini tidak ada makanan? Aku lapar," keluh Yerin memegang perutnya.

Eunha memiringkan kepalanya heran, "Di mimpi pun kalian bisa lapar?"

Umji mengedikkan bahunya, "Aku tak tahu, aku juga sedikit lapar. Ayo cari makanan."

"Kalian lapar?" tanya Eunha yang diangguki kelima orang di depannya. "Berapa lama kalian disini?"

Semuanya langsung bertatapan tapi hanya Eunbi yang menjawab pertanyaan Eunha, "Satu hari mungkin? Atau satu setengah hari? Aku tidak tahu pasti."

Eunha tertawa membuat mereka kebingungan. Tapi mereka tercengang setelah mendengar jawaban Eunha.

"Kalian berada di dunia ini terhitung satu hari saja sudah lapar, tapi mengapa setelah 3 minggu disini aku tetap tidak merasakan apa-apa?"

Tenggorokan mereka tercekat, tak sanggup mengeluarkan suara. Yerin meneguk salivanya kasar, mulai berpikir yang tidak-tidak.

"K-kamu bukan hantu kan? Atau mon--" Yerin tak melanjutkan karena Eunha memotong ucapannya.

"Ssstt, aku bukan hantu atau monster seperti yang kalian pikirkan," ujar Eunha menempelkan jari telunjuknya di depan bibir.

"Aku hanya jiwa yang tersesat," lanjut Eunha sambil tersenyum.

DREAM PAGE

ni yang nanyain eunha kemana

Dream Page | GFRIEND✔Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum