"..."

"Kau ini mengesalkan juga ya." keluh Soshi.

"Ngaca."

"Dih."

"Tapi kulihat, kau nurut juga sama si ketua kelas." tambah Soshi.

"Umn?"

"Hajime."

"Oh! Cokelat!"

"Ah, kau suka sekali cokelat... Seperti anak kecil." gumam Soshi.

"Kedengaran tahu!" seru Kureha kesal sambil mem-poutkan bibirnya.

"Hahaha, kau imut sekali. Pantas si om-om itu nampaknya suka padamu." ujar Soshi.

"Heee, om siapa?" tanya Kureha.

"Si Sirrius yang serius itu."

"Itu sih sudah semestinya dia suka padaku! Kalau dia membenciku akan ku tampol dan kutinggal dia dijalan!" balas Kureha sarkas.

"Memangnya dia anjing?"

"Anjing besar."

"No, dia anjing galak."

"Anjing galak?" ulang Kureha tak paham.

"Ia sering memarahiku dan sengaja menebasku dengan pedang miliknya itu. Huh, untung ada Yukari jadi aku tak mati." keluh Soshi yang tak sadar ia mulai mendudukan dirinya disebelah Kureha.

"Benarkah? Dia sekejam itu?"

"Iya! Dia bahkan pernah menyuruhku lari 130 kali keliling lapangan!"

"Kejam!"

"Iya! Kalau begini terus populasi Soshi akan semakin menurun!"

"Memangnya ada Soshi yang lainnya?"

"Tentu tidak, karena aku satu-satunya Soshi yang keren di dunia ini!"

"Serah anda mazz."

"SOSHI! LARI PUTARI LAPANGAN 200 KALI!" tiba-tiba terdengar seruan om-om dari arah lapangan.

"APA SALAHKU KALI INI?! AKU DALAM JAM ISTIRAHAT BUKAN?!" seru Soshi tak terima.

"AKU KESAL DENGANMU!"

"OM SIALAN!"

Dengan langkah terhuyung-huyung Soshi berjalan menuju lapangan dan menjalani hukuman yang diberikan oleh Sirrius. Melihatnya membuat Kureha agak kasihan. 'Semangat sosis berjalan!'

•*•*•

Sudah siang hari, Kureha berencana untuk pergi ke hutan dan berlatih sebentar. Ia pun sudah berganti pakaian dengan pakaian yang ia sangat sukai.

(Aku suka baju ini! Tolong belikan aku satu! (╥﹏╥) )

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


(Aku suka baju ini! Tolong belikan aku satu! (╥﹏╥) )

Ia melangkah keluar dari gedung khusus yang diberikan oleh Raja dan Ratu untuk ditinggali. Ia pun pergi kelapangan untuk pamit kepada orang tua, bukan, om dan kakak-kakak kezeyenkan.

"Kau mau kemana?" tanya Sirrius saat melihat Kureha berpakaian rapi dan berlari kecil kearahnya.

"Mau berlatih sebentar." jawabnya.

"Pulanglah sebelum sore hari. Awan hitam mulai muncul, kalau hujan gunakan item teleport." ujar Sirrius yang nampaknya sudah menjadi ayah Kureha.

"Baik om!"

"Om nya tolong dihilangkan (╥﹏╥)."

"Tak akan! Bai bai!" ujar Kureha sambil berlari menjauh.

"Mau kemana dia?" tanya Key.

"Hm? Koharu?"

"Ngga, rumput yang bergoyang. Yaiyalah Koharu."

"Ye goblin. Dia mau ke suatu tempat yang tak jauh."

"Heh, sok rahasia kau."

"Dasar anak muda tak sopan."

"Dasar om-om pedofil."

"Ngajak gelud?!"

"Kuy!"

Dan terjadilah pergelutan antara om pedo dengan anak muda. Seri.

"Kalian menambah pekerjaan ku." keluh Yukari.

•*•*•

"Kenapa dari tadi tidak ada monster sih?" keluh Kureha.

Kini matahari sudah setengah terbenam, ia masih saja tak menemukan monster untuk bahan cincangan. Karena tak da monster, dari tadi ia hanya berlatih pedang dengan pohon dan mengumpulkan tumbuhan herbal dan beberapa sayur.

Walau matahari masih setengah terbenam, keadaan sudah gelap. Awan hitam memenuhi langit, beberapa kali kilat menyambar. Nampaknya akan turun hujan.

Kureha pun memutuskan berjalan kembali ke istana, saking bosannya ia tadi ia tak sadar sudah sangat jauh dengan istana dan masuk ke dalam hutan.

"Sirrius bakal marah ga ya?" tanya nya pada dirinya sendiri.

Warna langit kian menggelap, Kureha mulai merasakan rintik hujan menyentuh tubuhnya. Sial, ia lupa bahwa item teleportasi.

"Pakai magic device-nya ga ya?" gumamnya sambil berfikir.

"Mending lari aja, biar sehat!" seru Kureha lalu berlari keluar hutan.

Hujan yang tadinya hanya rintik-rintik saja kini menjadi sangat deras, pakaian yang ia kenakan sudah basah kuyup. Entah kenapa Kureha merasa tak enak.

Ia gelisah, entah karena bajunya basah atau karena kesialan yang terus menimpanya.

Perasaan anehnya kian menguat saat melihat pintu gerbang istana rusak dan para penjaga gerbang terbaring tak sadarkan diri.

Ia segera menghampiri para penjaga itu dan menyembuhkan mereka dengan sihir Heal miliknya.

"Apa yang sebenarnya telah terjadi?" gumamnya.

•TBC•

Life In Another WorldWhere stories live. Discover now