Kesedihan dan Terbebas

266 28 8
                                    

Author POV

Hajime terdiam melihat lubang besar didepannya. Lubang yang membuat Kureha terjatuh bersama Minotaur. Belum lagi ia sempat melihat Kureha yang terjatuh tanpa lengan kiri dan kaki kirinya.

Hajime ingin berharap Kureha masih hidup, ia ingin tetapi tak mungkin. Dengan keadaan sekarat seperti itu dan terjatuh setelah sebelumnya terjatuh dari belasan lantai. Sungguh ajaib jika masih hidup.

Pikirannya merasa tak rela, tak rela diselamatkan oleh seseorang yang telah membunuh temannya dulu. Tetapi, selain itu masih ada yang ia pikirkan.

"Hajime... Bulannya Indah sekali ya?"

kalimat itu terngiang-ngiang dikepala Hajime. Kalimat terakhir milik Kureha untuknya yang hanya ia yang mendengarnya. Ia tak mengerti maksud dari kalimat itu.

Bulan? Dari dalan dungeon mana biss melihat bulan. Lagi pula masih terlalu siang untuk melihat bulan.

Hajime melangkahkan kakinya maju, mendekati lubang itu, melihat kearah bawah lubang itu. Runtuhan itu tampak sangat dalam kedasar.

Matanya menatap sebuah benda yang tampak tak asing.

'Jepit milik Kureha...'

Ia mengambil jepit berbentuk love itu lalu menggenggam benda itu erat-erat.

"Kureha! Ini jepit love untukmu!" ujar Hajime saat dihari Valentine.

"Eh..? T-terimakasih..... Ini..." ujar Kureha sambil menunjukkan jepit berbentuk labu.

"Untukku? Terimakasih Kureha!" ujar Hajime lalu memasangkan jepit love itu di rambut Kureha.

Kureha tampak manis dengan jepit itu, dan wajahnya memerah malu sekarang.

"Pasangkan jepit itu padaku juga, Kureha!" pinta Hajime.

"B-baik..." jawab Kureha dan memasangkan jepit Labu ke rambut Hajime.

"Terimakasih banyak Kureha!" ujar Hajime yang dibalas senyuman kecil dari Kureha.

"Kenapa.... Kenapa aku harus mencintaimu, Kureha?" lirih Hajime yang masih menggenggam erat Jepit pemberiannya untuk Kureha itu.

Ia berdiri dan berjalan kearah teman-temannya dan berteriak lantang, "Kita akan mencari tangga menuju lantai atas! Jangan sampai ada yang mati lagi!"

'Akan kulakukan keinginanmu, Kureha. Bertahan hidup!'

Kureha POV

Sakit...

Gelap...

Kenapa aku belum mati? Rasa sakit ini sungguh menyiksa diriku. Lengan kiriku dan kaki kiriku telah dimakan, tulangku terasa remuk semua dan.... Apa ini? Lembut...

Ah, ini mayat Minotaur. Minotaur ini tertusuk batu tajam. Hei, kenapa tidak aku saja yang tertusuk agar lebih cepat mati?

Apa-apaan ini? Apa aku harus merasakan penderitaan ini sebelum mati? Ini sungguh tidak adil.

Ah shit, aku haus....

Tidak! Aku tidak boleh kehausan saat mati! Akan ku cari air sebelum aku mati!

Bruk!

Asdfhjllanskansina?! Sakit T-T....

Aku menjatuhkan tubuhku dari mayat Minotaur itu lalu menarik tubuhku dengan tangan kananku dibantu dengan kaki kananku. Ngesot....

Bodo amat dengan rasa sakit ini, aku harus mati dengan rasa lega ditenggorokan ku! Titik!

Ah! Ada benda semacam kendi? Guci? Vas? Bodo. Sepertinya didalam benda itu menampung air! Siapa yang meletakkan air disini? Ah, aku hrus berterimakasih pada siapapun yang meninggalkan air disini!

Life In Another WorldWhere stories live. Discover now