Ave Maria [UraSaka]

262 24 0
                                    

Ave Maria by Gfriend

°
°
°

Aku berjalan di tengah kegelapan dan tuntunlah cintaku ini di tengah doa yang tulus, wahai Maria sang Bunda. Doakan aku atas cinta dan kasih.

"Apa yang kau harapkan dari berdoa seperti itu?" Ucapan sarkas itu keluar dari sesosok iblis yang duduk di kursi panjang khusus umat. Mata hijaunya mengobservasi sosok manusia di depannya, yang berdiri menghadap patung yang menurutnya tidak berguna. "Tuhan tidak akan pernah mendengarkanmu."

Awalnya Sakata tidak terlalu peduli dengan ucapan sang iblis, namun pikirannya sedikit terusik dengan ucapan terakhir sang iblis. "Sejujurnya, aku tidak terlalu peduli dengan ucapanmu itu."

"Oh ya?" Sang iblis terbang mendekati sang pendeta, menyeringai dalam diam melihat sang pendeta benar-benar terusik dengannya. Meniup telinga sang pendeta, sebelum terbang di sekelilingnya. Membuat sang pendeta mengerutkan dahinya, benar-benar terganggu.

"Akira Sakata..." Sang iblis berucap, dengan duduk diatas podium yang digunakan untuk membacakan kitab suci, "Sepertinya kau adalah orang yang menarik, aku Wataru Urata, sang raja iblis, dan aku perintahkan jangan pernah kau mengatakan ini pada orang lain."

Sakata membuka matanya, menatap mata hijau zambrud itu langsung. Sorot tenang itu begitu terpancar, membuat Urata diam sejenak diatas podium. "Tenang saja, aku memang tidak akan memberitahu orang lain bahwa aku mendapat kejutan tidak biasa soal dirimu, bukan berarti kau juga bebas seperti itu." Sakata beranjak, melewati Urata dan menyimpan setangkai bunga mawar di bawah laci meja besar itu.

Urata mengangkat alisnya, tertarik dengan tingkah manusia di depannya, karena tidak biasa. Tak seperti pendeta lain yang cenderung mengusir, dia terkesan santai, Urata mengerjapkan mata, sensasi masa lampau muncul begitu saja.

Aku seperti pernah berhadapan dengan orang yang sama... Apakah pendeta di depanku ini...?

Urata mengerjapkan matanya, tidak, bukan. Bukan dia... Dia bukan reinkarnasi.... Aku percaya itu ..

Sakata selesai dengan pekerjaannya, lalu menoleh ke arah Urata, "Anda kenapa, Wataru-sama? Tidak biasanya kau bertingkah di luar kebiasaanmu?"

Urata salah tingkah untuk beberapa saat, ternyata sang pendeta mengetahui perubahan tingkah lakunya tadi. Dia memalingkan wajah, kembali terbang. "Ck, terserah. Dan lebih baik kau cepat. Aku tunggu kau di luar."

Dengan cepat sang iblis keluar, meninggalkan Sakata sendiri di dalam gereja tua. Sakata diam, namun sorot matanya berbeda, terlihat sedih. Ia menatap benda yang selalu dibawanya; sebuah kalung Rosario dan sebuah giok zambrud. Digenggamnya kedua benda itu, "Hei, Ura-san, apakah kau masih mengenaliku yang berenkarnasi dari dia yang kau cintai 700 tahun yang lalu?

Wahai Maria, bila memang aku adalah yang ditunjuk untuk menahannya, maka tuntunlah aku di dalam kegelapan yang buta, pupuklah rasa kasih dan cinta, agar aku bisa melakukan tugas berat ini.

Karena aku sang Gabriel, bukan? Biarkan doa yang tulus ini menjadi jawaban agar aku bisa menjaga cintaku."

Maria, Oh, Maria.
Tuntunlah kami dalam cinta yang mekar atas doa tulus.
Karena cinta ini tulus untuknya.

°
°
°

[The end.]

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 19, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Korean Series! OneShoot [Utaite]Where stories live. Discover now