"Huh, dasar bayi besar. Yasudah, ayo kita tidur!" balas Doyoung, badannya kembali ia baringkan dan diikuti oleh Jaehyun.

"Hyung..." Jaehyun tiba-tiba teringat sesuatu. "Jadi tadi hyung sedang apa?"

Doyoung terdiam, tapi secepat mungkin ia segera memasang senyum lebarnya. "Biasa, aku main ponsel saja, kok."

Jaehyun mengernyitkan keningnya. "Main ponsel tapi kok tidak mengetahui kalau ada pesan dariku sih, hyung?" tanyanya, sedikit kebingungan karena biasanya Doyoung adalah tipe orang yang akan membalas chat dengan cepat.

"A-ah... itu sepertinya ponselku sedikit error jadi tidak ada notifikasi yang muncul darimu," balas Doyoung. Sedikit gugup karena ia harus berbohong.

Jaehyun tidak langsung membalas. Matanya terfokus pada Doyoung yang terlihat gugup.

Ada yang tidak beres di sini.

Maka ketika pandangannya menemukan ponsel Doyoung yang tersimpan di atas bantal pemuda dengan marga Kim itu, tangannya dengan cepat mengambil dan membuka ponsel milik Doyoung yang password-nya sudah ia hapal di luar kepala.

Dan sebelum Doyoung sempat bereaksi dengan mencoba mengambil kembali ponselnya, Jaehyun sudah lebih dahulu membaca komentar yang berada di sana.

Doyoung memejamkan matanya lelah. Menyesal mengapa ia tidak menutup aplikasi itu terlebih dahulu ketika Jaehyun datang.

"Jadi... karena ini, hyung?" Doyoung mendengar nada tidak suka yang keluar dari mulut Jaehyun. Entah kemana Jaehyun dengan mode manjanya yang sekarang telah berganti dengan mode dewasanya.

Doyoung membalas dengan mengangguk. Matanya lalu terbuka, memandang Jaehyun yang masih menatap isi ponselnya yang dipenuhi komentar kebencian itu.

"Jae." Doyoung mengembuskan napasnya dalam sebelum melanjutkan, "apa yang mereka katakan itu benar, ya? Aku kelewatan? Aku... tidak pantas berada di NCT? Bagaimana ini? Sungguh, aku tidak bermaksud begitu. Haruskah aku meminta maaf padaㅡ"

"Hyung!" Ucapan Doyoung terpotong dengan suara tegas milik Jaehyun.

"Tolong hyung, apa yang mereka katakan tidak benar sama sekali. Kau terbaik hyung. Kau suara terindah yang dimiliki NCT. Kau juga yang menjadi sandaran kami ketika kami merasa lelah. Tolong berhenti mengatakan hal seperti itu." Jaehyun menaruh ponsel Doyoung di atas nakas. Lalu tangannya bergerak menarik Doyoung ke dalam pelukannya.

"T-tapi Jae..." Doyoung tidak mampu melanjutkan ucapannya. Ia menenggelamkan kepalanya ke ceruk leher milik Jaehyun.

"Bagaimana mungkin mereka tertawa ketika kamiㅡ member lain menggodamu dan begitu hyung menggoda member lain, hyung langsung mendapatkan komentar seperti itu?" Jaehyun menggelengkan kepalanya, merasa bingung.

"Itu berbeda, Jae." Doyoung menarik napasnya. "Aku tidak seharusnya membawa fisik sebagai bahan candaan." Satu isakan kemudian lolos dari bibirnya.

Jaehyun semakin mengeratkan pelukannya kepada Doyoung. "Hyung..." gumamnya ketika ia merasakan lehernya yang basah. "Sstㅡ tidak apa hyung, tidak apa."

"Apa lebih baik aku banyak diam saja, ya?" ucapnya setelah beberapa menit, tangannya berusaha menghapus pipinya yang basah.

"Jangan hyung, jangan." Jaehyun melepaskan pelukannya dan menangkup pipi Doyoung yang basah. "Tetap jadi dirimu sendiri, hyung. Tapi... jika hyung merasa kalau kali ini hyung salah, lebih baik jangan diulangin saja," lanjutnya.

Jaehyun mengehembuskan napasnya, merasa sakit ketika melihat Doyoung seperti ini.

Doyoung mengangguk. "Aku akan lebih berhati-hati untuk berbicara nanti."

Jaehyun tersenyum kecil. "Cobalah sesekali hyung perlihatkan wajah tidak nyaman hyung ketika member lain menggoda hyung."

Doyoung mengernyitkan keningnya bingung. "Memang kenapa?"

"Aku ingin tahu apa mereka akan menjilat ludah sendiri atau tidak."

Doyoung segera mencubit gemas pinggang Jaehyun. "Kau ini jahil sekali sih!"

Jaehyun membalas dengan cengiran. Setelah itu ia kembali menarik Doyoung ke dalam pelukannya. "Jangan membaca komentar negatif lagi ya?"

Doyoung mengangguk. Kepalanya kemudian bergerak untuk mengusel-ngusel pipinya di dada Jaehyun.

"Hah! Padahal aku ingin manja ke hyung hari ini. Tapi karena komentar jahat itu yang terjadi justru kebalikannya begini," ucapnya, tapi tangannya justru memeluk Doyoung dengan gemas.

Doyoung terkikik mendengarnya dan Jaehyun merasa lega karenanya.

"Tenang! Masih ada hari esok, kan?" balasnya.

Jaehyun mengangguk.

"Pokoknya besok aku akan membookingmu seharian, hyung!"

"Heh! Bahasamu ambigu sekali, sih?" Doyoung merengut.

Jaehyun tertawa sebagai balasan. Ia lalu memberikan kecupan lama di kening Doyoung.

"Aku menyayangimu, hyung. Sangat menyayangimu."


Fin.

tolong sayangin doyoung kayak jaehyun sayang doyoung ya, temen-temen. aku sakit hati pas liat doyoung di hate begitu ha ha ha ha.

dozens, kita harus selalu semangat buat ngasih doyoung banyak cinta yaaa!!! 💚💚💚💚💚

Jaedo's 💕Where stories live. Discover now