O2. I'm all ears

9K 705 8
                                        

( a/n: kalau bisa sambil dengerin lagu Taeyeon - I'm all ears. )

Hari sudah gelap saat Jaehyun menginjakkan kakinya keluar dari gedung tempatnya menimba ilmu.

Dilihatnya sekeliling dan ia hanya mendapati jalanan yang masih ramai dan ditemani dengan langit yang sepi, tanpa bintang bertaburan.

Menghirup napasnya dalam-dalam, ia segera melangkahkan kakinya menuju ke halte bus yang terletak beberapa meter di depannya. Jaehyun dapat melihat dua orang sedang duduk berdampingan di bangku halte. Jaehyun tidak mengenalnyaㅡ namun ia tahu, salah satu orang itu adalah kakak tingkatnya.

Baru saja Jaehyun akan mendudukan dirinya di bangku halte yang masih kosong, ponselnya bergetar, tanda ada pesan yang masuk.

Tanpa membuang waktu, Jaehyun segera mengambil ponselnya yang ia letakkan di saku celananya. Membuka pola di ponsel lalu membaca pesan yang masuk.

Tokki hyung:

Uh. Jae?

Maaf menganggumu, tapiㅡ bisakah kau datang ke apartemenku?

Jaehyun:

tentu, hyung.

tunggu aku.

Dan dengan itulah Jaehyun membalik badannya, berlari berlawanan arah dari tempatnya pulang menuju ke apartemen hyung-nya yang berada di dekat kampusnya. Membelah jalanan Seoul yang ramai.

Karena ia tahu, sesuatu yang buruk pasti telah terjadi.

.
.
.

Dan di sinilah Jaehyun sekarang. Di depan apartemen Tokki hyung-nya dengan napas yang memburu.

Mencoba menstabilkan napasnya sekaligus menghapus keringat yang sedikit timbul di pelipisnya, lantas ia menekan bel yang berada di depannya.

Jaehyun menunggu dengan menggigit bibirnya tidak sabar. Kedua tangannya menyilang di depan dada.

Baru saat pintu di depannya terbuka, Jaehyun segera melangkah maju, mendekati hyung-nya.

Jaehyun tidak mengucapkan apapun, hanya menatap mata hyungㅡ Doyoung hyung-nya seolah tatapan matanya itu telah mengucapkan semua kata yang akan keluar dari bibirnya.

Doyoung yang mengerti, hanya menghela napasnya.

"Masuklah dulu, Jae." Ucap Doyoung, membuka pintu lebih lebar agar Jaehyun bisa masuk lebih dulu.

Jaehyun tidak menjawab, hanya melangkahkan kakinya ke dalam apartemen Doyoung dalam diam. Lalu tanpa menunggu ucapan dari Doyoung, ia segera duduk di salah satu sofa di sana.

"Kau mau minum apa, Jae?" Suara Doyoung memecah keheningan yang sempat menghinggapi keduanya. Membuat Jaehyun mengeluarkan napasnya dan memandang Doyoung dengan tatapan teduhnya.

"Jangan terlalu banyak basa-basi dan cepatlah beri tahu aku, hm?" Ucap Jaehyun, ia berdiri dan segera menarik Doyoung untuk duduk di sebelahnya.

"Ada apa?" Tanyanya lembut, menatap ke dalam mata Doyoung.

Doyoung diam, tidak menjawab. Dan akhirnya ia hanya bisa menutup matanya seraya menahan napasnya, berusaha menghalau air yang akan jatuh dari sana dan menguatkan dirinya sendiri sebelum berbicara.

"Dia... selingkuh."

Jaehyun terkejut mendengarnya, tentu. Tapi ia hanya tersenyum lembut, tidak berusaha untuk mencerca dan menasihati orang di depannya yang sudah mengeluarkan air matanya.

Tangan Jaehyun terangkat, membawa tubuh Doyoung masuk ke dalam dekapan hangatnya saat dirasa air mata Doyoung jatuh lebih deras dari sebelumnya.

Mulut Jaehyun masih terus terkatup, memilih menyiapkan diri untuk mendengarkan semua ucapan lelaki di dekapannya itu yang masih terus terisak.

"M-maaf tidak mendengarmu sebelumnya." Doyoung mulai berbicara lagi, tentu masih diselilingi isakan. Ia lalu menarik napasnya dalam-dalam, kembali bersiap untuk melanjutkan perkatannya. "Ku kira kau memberitahuku hal itu hanya karena kau tidak mau aku bersamanya. Aku kira kau.... hanya cemburu." Jeda, Doyoung berusaha menyeka air mata yang jatuh di pipinya. "Ny-nyatanya aku salah. Kau memang benar, Jae. Maafkan aku. Seharusnya aku mendengarmu waktu itu." Lanjutnya sembari semakin menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Jaehyun.

Hening selama beberapa menit. Doyoung masih terisak kecil, sedangkan Jaehyun masih terus mengusap lembut punggung Doyoung, berusaha menenangkannya.

"Hyungㅡ kau benar, aku memang cemburu." Mulai Jaehyun, memecah keheningan. "Tapi itu bukanlah sebuah alasan kuat untuk menghancurkan hubunganmu dengan seseorang yang kau cintai, hyung." Jaehyun menarik napasnya, "Sungguh, saat itu aku sangat kesal. Kau tahu aku mencintaimu, hyung. Tapi kau malah mengabaikanku dan memilih dengannya."

Setelah mengatakan itu, Jaehyun merasakan kaus bagian punggung yang dipakainya diremas oleh Doyoung. Jadi, Jaehyun segera melanjutkan ucapannya, "Tapi, aku tidak apa-apa, hyung. Melihatmu bahagia dengannyaㅡ itu sudah lebih dari cukup. Makannya aku kesal sekali saat mengetahui ia berselingkuh." Jeda. "Yang ada dipikiranku adalah; Doyoung hyung harus mengetahui ini. Jadi tanpa sempat aku berpikir kembali, aku malah segera mencarimu dan mengatakan semua yang ada di pikiranku. Hyungㅡ" Belum sempat Jaehyun menyelesaikan ucapannya, suara Doyoung kembali terdengar.

"Jaeㅡ"

"Ya, hyung?"

"Aku tahu. Aku tahu kau... m-mencintaiku. T-tapi sungguh, aku memanggilmu ke sini bukanlah untuk menjadikanmu sebagai tempat pelarianku." Mendengar ucapan Doyoung itu, Jaehyun lantas tertawa kecil. Ia lalu melerai pelukannya dengan Doyoung dan mengusap bagian kantung mata Doyoung.

"Aku bahkan tidak berpikiran ke sana, hyung." Tangan Jaehyun turun sedikit ke bawah, mengusap pipi Doyoung yang basah. "Tapi jika kau memang melakukan ituㅡ tak apa, hyung. Asalkan di sampingmu, aku tak apa." Jaehyun tersenyum, memperlihatkan lesung pipinya yang justru malah membuat Doyoung merasa ingin menangis lagi.

"Tidak! Aku tidak mungkin melakukan itu." Balasnya cepat, lalu kembali memeluk Jaehyun dengan erat.

"Harusnya aku mencintaimu saja, Jae." Doyoung lalu terdiam, menelan isakan yang hampir dikeluarkannya. Beberapa detik kemudian mulutnya kembali terbuka, bersiap untuk melanjutkan kata-katanya namun ia memilih untuk menahannya, dan menutup lagi mulutnya.

Jadi, saat Jaehyun merasa Doyoung malah terdiam, ia segera membalas ucapan Doyoung. "Hyung, jangan kau paksakan. Tidak apa kau tidak mencintaiku. Perasaan bukanlah sesuatu yang bisa direncanakan." Balasnya. "Menjadi pendengar setiap masalahmu seperti sekarang saja aku sudah merasa senang, hyung. Setidaknya dengan ini aku merasa sangat dekat denganmu." Jaehyun menepuk-nepuk pelan bahu Doyoung.

Doyoung memejamkan matanya setelah mendengar ucapan Jaehyun. Lantas ia menarik napasnya dalam-dalam, memutuskan untuk mengucapkan sesuatu yang sempat ditahannya tadi.

"Biarkan aku mencoba membuka hatiku untukmu, Jae."

.
.
.

Fin.

Maaf gantung HEHEH. Nulis ini karena lagi suka lagu I'm all ears dan terinspirasi dari lagu itu. Tapi akhirnya isinya gak nyambung begini. Hwhwhw.

Jaedo's 💕Donde viven las historias. Descúbrelo ahora