Pagi hari memang waktu yang sangat menyibukkan bagi semua orang. Terutama bagi para pelajar dan pekerja kantoran yang sibuk berjalan maupun menunggu transportasi umum yang akan membawanya menuju ke tempat tujuannya.
Seseorang yang termasuk ke dalam salah satu orang yang sedang menunggu transportasi umum itu, bus tepatnya, terlihat sedang duduk di halte bus (yah, tentu saja) dengan tangan yang mengusap matanya yang dilengkapi dengan kantung mata hitam. Tak lupa dengan rambutnya yang sedikit acak-acakan, menunjukkan bahwa ia tidak sempat menyisir dan akhirnya membiarkan rambutnya mencuat tak beraturan.
Beberapa saat setelah ia menunggu bus dengan matanya yang sesekali terpejam, akhirnya bus yang ditunggu-tunggunya itu datang. Membuatnya membuang napas lega. Tanpa membuang waktu, orang yang ternyata memiliki gigi seperti kelinci itu, atau panggil saja Doyoungㅡ segera berdiri dan melangkah menuju bus yang terlihat penuh.
Sebenarnya kalau ia bisa memilih, ia ingin sekali menunggu bus selanjutnya. Karena sungguhㅡ bus yang berusaha dinaikinya sekarang sangatlah penuh. Melihatnya saja sudah membuat Doyoung pengap. Tapi apa boleh buat, waktu sedang tidak bersahabat padanya. Jadi, dengan pasrah, ia masuk ke dalam bus dan langsung terdesak oleh orang-orang yang terlihat sama sepertinyaㅡ diburu oleh waktu.
Doyoung segera melepaskan tas yang sedari tadi tersampir di bahu kanannya dan ia arahkan tasnya itu untuk ia peluk di depan dadanya dengan satu tangan, sedangkan tangan satunya ia gunakan untuk memegang pengangan yang berada di atas kepalanya. Jelas sekali ia tidak mendapatkan kursi kosong.
Perjalanan menuju kampusnya dilalui dengan matanya yang terus terpejam. Karena Doyoung merasa sangat mengantuk sekali.
Ia baru tidur selama dua jam, by the way.
Jadi selama perjalanan Doyoung berharap tidak ada yang mengganggunya dan membiarkan dirinya terus dalam ketenangan walaupun dalam keadaan sesak seperti ini.
Tapi sepertinya harapannya itu harus pupus ketika tiba-tiba bus yang dinaikinya itu mengerem mendadak, tentu saja Doyoung kehilangan keseimbangannya dan matanya langsung terbuka lebar. Ditambah, tiba-tiba ada orang yang mungkin secara tidak sengaja mendorong tubuhnya dengan kasar, membuat pegangan tangan Doyoung terlepas dan tubuhnya langsung terdorong ke belakang.
Doyoung tidak dapat berpikir apa-apa setelah itu. Ia terlalu terkejut. Dan saat ia sadar, ia hanya bisa merasakan bokongnya menduduki sesuatu yang... keras?
Merasa penasaran, Doyoung segera menengokan kepalanya kebelakang. Berusaha mengetahui apa atau siapa yang didudukinya itu.
Wajah Doyoung langsung pucat pasi saat mengetahui siapa yang tidak sengaja didudukinya.
Shit. Itu Jung Jaehyun! Juniornya di kampus sekaligus orang yang akhir-akhir ini diperhatikannya.
Merasa malu sekaligus gugup, Doyoung lalu segera mencoba berdiri. Namun, niatnya itu tidak dapat terlaksana saat ia merasakan tangan Jaehyun bergerak untuk memeluk perutnya.
Jadi Doyoung kembali menengokan kepalanya ke belakang dan langsung di hadapkan dengan tatapan tajam seorang Jung Jaehyun. Tiba-tiba Doyoung merasa kecil di bawah tatapan itu.
Doyoung menggigit bibirnya gugup dan mencoba berbicara "M-maaf, aku akan berdiri..."
Setelah mengatakan itu, Doyoung justru merasakan tangan yang memeluk perutnya itu justru semakin erat. Kepala Doyoung kembali menghadap ke depan setelahnya, kali ini ditambahi dengan pipinya yang memerah.
Ayolah, siapa yang tidak akan merona jika dilakukan seperti itu dengan orang yang diam-diam kau perhatikan?
Tapi kemudian Doyoung meremang saat merasakan napas hangat yang berhembus di dekat telinganya. Jelas itu napas Jaehyun.
"Kau terlihat lelah, sunbae." Suara lirih Jaehyun langsung memenuhi indra pendengaran Doyoung yang kini memejamkan matanya erat, merasa sangat gugup.
"Jadi aku akan membiarkanmu duduk di pangkuanku sampai kita turun." Seringai Jaehyun, lalu dengan jahil ia menjilat pelan telinga Doyoung yang kini ikut memerah, persis seperti pipinya. "Lagipula bokongmu kenyal, sunbae. Aku tidak keberatan kalau setiap berangkat ke kampus kau duduk di pangkuanku." Jaehyun terkekeh sendiri sesaat setelah mengucapkannya.
Sementara itu Doyoung sudah tidak bisa mengendalikan pipinya yang panas serta jantungnya yang berdetak menggila itu. Ia sungguh tidak dapat mengatakan sesuatu lagi. Lagipula, ia takut malah akan mempermalukan dirinya sendiri. Karena sudah dapat dipastikan suaranya pasti akan sangat gugup jika ia mengatakan sesuatu.
Maka Doyoung membiarkan saja saat tangan Jaehyun mendorong tubuhnya, membuatnya bersandar pada tubuh Jaehyun. Membuat punggungnya menempel sempurna dengan dada Jaehyun.
Di tengah rasa gugup sekaligus malunya, Doyoung tiba-tiba merasa kantuk kembali menyerangnya. Mungkin itu karena rasa hangat dan nyaman yang disalurkan dari Jaehyun. Jadi, sebelum benar-benar jatuh dalam tidurnya di dalam bus yang sesak, pengap, dan penuh, Doyoung merasakan Jaehyun membisikan sesuatu di telinganya;
"Tidurlah, sunbae. Aku akan menjagamu."
YOU ARE READING
Jaedo's 💕
Fanfiction[ ( collection ) jaedo's fanfiction by do-tokki. ] [ UPDATED ] 12. Rain (I need warmth) ; Seseorang dengan jas hujan kuning serta sepedanya berhasil menarik perhatian Jaehyun.
