Jimin mendongak dan kembali meraba sekitar,namun tak lagi ada tangan halus yang meraih tangannya.
"Seulgi?! seulgi!! seulgi kau dimana? kau mau kemana?!SEULGI AH!??!. SEULGI KEMBALI!!!!!!."
.
.
.
.
Ada kabar mengejutkan, dimana dokter berkata jika ada pendonor mata untuk jimin. Mendengar hal tsb, jimin antusias dan sangat senang mendengarnya.
Dua hari kemudian,jimin melakukan operasi mata, ditemani sang ayah,jimin begitu tak sabar menantikan kesembuhan dirinya.
Setelah operasi selesai,jimin harus menunggu sekitar dua jam, barulah perban pada matanya dibuka. Seperti mendapat keajaiban, rupanya operasi berjalan lancar, jimin terlonjak gembira karena ia bisa melihat ayah dan dokter disampingnya. Tapi...
"Ayah? dimana seulgi dan ayahnya?."
.
.
.
.
.
.
.
.
- Rumah Disabilitas Seoul -
Disinilah seulgi, gadis berambut panjang itu memilih duduk diatas ayunan sembari menghirup udara segar. Sesekali ia memainkan tongkat yang tali ikatnya melingkar dipergelangan tangannya.
"Huaaahh, harum sekali. Pasti disini banyak bunga." Seru seulgi sembari kedua hazelnya menatap lurus kedepan.
Perlahan, ia mulai mengayun ayunannya,seulgi tersenyum senang, pasalnya angin sepoi tiba tiba menerjang dirinya. Rasanya sejuk, apalagi aroma khas kebun sangat menyejukkan berbeda dengan kota, yang jauh lebih banyak asap dan polusi.
Tiba tiba, ayunan seulgi berhenti mengayun. Seulgi mengernyit dan mulai meraba kedepan.
"Siapa? ayah? ayah kau kah itu? Bisakah kau ayunkan? Anginnya sangat sejuk bukan?." ucap seulgi sembari tersenyum.
Hening.
"Ayah? Kau dengar aku?." ucapnya lagi.
Ayunan pun kembali terayun dengan pelan.
"Ayah, apakah bunga bunga disini indah? ada bunga apa saja? walaupun aku tidak bisa melihat,setidaknya aku ingin tau bunga apa saja yang mengelilingiku."
Tak ada jawaban.
Seulgi mempout. "AYAH?!?! jangan karena aku buta, ayah bisa mempermainkanku!."
greb.
"A--ayah?."
Seulgi terdiam saat ada tubuh seseorang yang membenamkan diri padanya. Seulgi meraba bagian kepala belakang sosok itu dan ia terkejut karena itu bukan bentuk kepala sang ayah.
"Ah!k--kau siapa!? ayaahh!!ayah ada penyusup!!!." Teriak seulgi.
"Seulgi ah, ini aku...m--maafkan aku seulgi hiks..hiks seulgi kumohon maafkan aakh---ku hiks."
"J--jimin...."
Jimin semakin mengeratkan pelukannya dan berkali kali mengecup kening seulgi. Ia bahkan sempat menatap kedua netra seulgi yang tak bergerak meski ia terus menatapnya berharap ada respon dari seulgi.
- Shining - (end)
Start from the beginning
