Kedua mata sipit seulgi membulat sempurna mendapati ciuman dari jimin. Meski hanya sekilas, gadis itu merasa perlakuan jimin sangat sangat membahayakan kesehatan jantungnya.
Masih terkejut, seulgi hanya diam saat jimin berpamitan untuk keluar dari kamarnya. Hingga,pintu kamar seulgi benar benar tertutup rapat.
Seulgi berlari kekamar mandi,menyalakan shower dan duduk didalam bath up sembari membiarkan tubuhnya tersiram air.
"Hiks hiks, aku tidak sanggup yatuhaan hiks...kenapa aku tidak mati saja sekarang?untuk apa aku hidup? hiks hiks hiks...ayaah,ibu..hidupku sudah selesai hiks hiks..."
Seulgi menangis tanpa tau berapa lama waktu yang ia habiskan, tubuhnya menggigil dan senggukan tangisnya semakin keras. Namun ia sama sekali tidak ingin beranjak dari siraman air yang terus menghujani tubuhnya.
Rupanya, jimin mencari dimana keberadaan seulgi, pasalnya pria bermata sipit itu tak menemukan seulgi dimana pun,diluar rumah,dapur,bahkan ditaman belakang. Saat jimin mengendap endap masuk kedalam kamar seulgi, ia hanya mendengar suara gemericik air. Jimin mengira bahwa seulgi mandi. Namun,dua sampai tiga jam seulgi tak kunjung keluar,jimin panik dan akhirnya menerobos masuk kedalam kamar mandi.
Saat jimin membuka pintu kamar mandi, ia terkejut bukan main melihat seulgi yang sudah tak sadarkan diri sembari tubuhnya basah akan siraman shower yang tak terhenti.
"WTH? SEULGI?!."
Jimin menepuk pipi seulgi berusaha membangunkan,namun seulgi tak bergerak sama sekali. Jimin sangat panik, akhirnya ia menggendong seulgi ala bridal dan merebahkan tubuh seulgi diatas kasur.
"Seulgi ah?! seulgi? kau dengar aku? seulgi jangan bercanda!."
Tetap saja, tak ada respon.
"SIAL!." jimin memekik, ia kebingungan, dengan terpaksa ia harus membawa seulgi kerumah sakit.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
>> Skip.
Setibanya dirumah sakit, seulgi segera mendapat pertolongan pertama. Ia dianjurkan beristirahat karena tubuhnya melemah akibat siraman air yang terlalu lama.
Sedikit ada rasa iba,saat jimin melihat tubuh seulgi terbujur kaku diatas kasur rumah sakit. Perlahan jimin menyentuh pipi tembam seulgi.
"Bangunlah,kenapa kau seperti ini? kau gila?membiarkan air menghujani tubuhmu selama itu? Apa kau ada masalah?."
Tak henti hentinya jimin menatap wajah pucat seulgi. Mengingat,tak pernah adalagi senyum manis yang menghiasi pipi gembul itu. Terakhir,ia melihat seulgi tersenyum 2 tahun lalu, saat pernikahan mereka berlangsung. Setelahnya,tak ada lagi.
Tiba tiba ponselnya berdering. Tertera ada nama Sana dilayar ponselnya.
"Ya sayang?."
"Kau dimana? Hari ini kan kita mau jalan jalan,cepat! Kutunggu 20 menit lagi!."
"Ta--tapi sana aku sed---"
"Kau ingin bayimu kugugurkan?."
"Ya aku akan tiba 20 menit lagi."
Jimin memasukkan ponselnya kesaku celana sembari menatap sendu kearah seulgi. Seolah terhipnotis,jimin menghampiri seulgi lalu tersenyum,dilihatnya wajah bulat seulgi yang menggemaskan.
- Shining - (end)
Start from the beginning
