7. Eunsoo

37 3 3
                                    

"kamu ngomong apaan sih."

Aku berdiri dari kursiku, menatap wajah Woong dengan kesal.

"Nuna, aku lelah."

"Woong, jangan bahas ini sekarang. Lagi banyak yang harus aku urus. Kau pulang saja dan istirahat.  Kita bahas ini nanti bareng Woohyuk oppa."

Aku segera meninggalkan Woong dan menghampiri Donghyun yang berdiri di depan pintu keluar dengan tentengan minum serta makanan di tangannya.

Aku merasa jahat karena sudah meninggalkan Woong begitu saja. Tapi untuk saat ini aku benar-benar tidak ingin dibebani oleh pikiran lain. Ada kewajiban yg harus aku lakukan. Aku tidak ingin pikiranku kacau setelah berbicara dengan Woong.

Line

Oppa, ada dimana?
Kalau kau sudah baca pesanku ini, tolong segera hubungi Woong ya, ajak dia ke studiomu atau apalah. Aku sibuk, nanti aku telpon untuk menjelaskan apa yg terjadi. Tp skrg, kau cukup hubungi Woong saja.
Makasih ya oppa.


Aku takut Woong merasa terabaikan, karena itu aku berharap Woohyuk oppa bisa menghibur atau sekedar berbicara dengan Woong.

"Kalian dari mana?"

Youngmin muncul tiba-tiba dihadapanku saat pintu lift terbuka.

"Kita habis beli kopi di depan hyung."

"Ini milikmu." Aku menyerahkan americano milik Youngmin.

Donghyun melenggang masuk ke ruang rapat melewati kami berdua, aku dan Youngmin, yang canggung di depan pintu.

Saat aku berjalan ingin menyusul Donghyun, Youngmin menahan tanganku. Lebih tepatnya ia menarik dan membawaku menjauh dari ruang rapat, menuju lorong dekat tangga darurat.

"Ada yang ingin aku bicarakan." Terdengar suara Youngmin yang sedikit bergetar.

Aku menatapnya aneh. Tidak biasa ia ingin berbicara empat mata seperti ini padaku.

"Ini mengenai Daehwi, aku ingin minta tolong padamu."

Aku mengernyitkan dahiku. Bingung dengan permintaan tiba-tiba yang terlontar dari laki-laki dihadapanku ini.

"Aku tak bisa membantunya, dan aku rasa kau bisa." Ucapnya lagi.

"Tentang apa?" Tanyaku penasaran.

"Bisa bantu jadwalkan Daehwi untuk menemui psikolog? Tapi aku mohon agar ini tidak sampai ditelinga agensi"

Mataku membulat. Ada apa sih ini?

"Kau bisa ku percaya kan???"

Youngmin memegang kedua bahuku.

"Aku tidak bisa janji dapat melakukan itu." Ucapku. Aku melepaskan tangan Youngmin dari bahuku yang ia cengkram cukup kuat.

"Kau mau beritahu hal ini ke agensi?" Youngmin membelalakkan matanya.

Aku menggeleng, "tidak, aku tidak akan beritahu siapapun. Tapi aku tidak bisa janji kalau aku akan membawa Daehwi ke psikolog."

"Ia butuh bantuan segera, aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan Daehwi. Ia masih terlalu kecil."

"Aku tidak tau masalahnya apa, apa yang terjadi, apa yang ia alami, bagaimana kondisinya. Aku tidak dapat menjajikan apa-apa, qku tidak bisa janji untuk membantumu karena bahkan aku tidak mengenal Daehwi dengan baik."

Youngmin terdiam. Ia seperti memikirkan sesuatu.

"Kita bahas ini nanti lagi. Ini sudah waktunya untuk rapat." Ucap Youngmin.

Heart Beat [AB6IX]Where stories live. Discover now