Love In Hospital - 6

9K 662 21
                                    

Bagas comeback lagi....

Idenya lagi disini, Rena sabar dulu 🙂

Selamat Membaca
🥀🥀🥀

Lamaran ini berlangsung lancar, awalnya ibu Alana sempat kaget dan menangis. Tapi akhirnya beliau merestui. Pernikahan kami akan dilaksanakan 2 minggu setelah lamaran. Kilat memang. Tapi mau bagaimana lagi, aku tidak ingin Alana menjadi gunjingan karena kehamilannya. Dalam pernikahan ini tetap akan diadakan resepsi dengan undangan terbatas cuma rekan-rekan ku dan ayah serta saudara. Bunda sangat bersemangat menyiapkan pernikahan ini, tentu saja dengan dibantu WO.

Setelah acara lamaran, Alana diminta bunda untuk tinggal dengan orang tuaku. Awalnya Alana menolak tapi melihat drama bunda yang memohon dengan berlinang air mata itu akhirnya Alana luluh juga. Sedangkan aku akan tetap tinggal di apartemen sampai selesai acara nikahan, tentu saja itu titah ibu suri. Awalnya aku minta ijin sama bunda untuk tinggal dirumah juga agar bisa menjaga Alana, tapi bunda melarang keras karena dia takut aku akan menerkam Alana.

Hari ini seluruh undangan sudah disebar. Aku baru saja duduk setelah melakukan visite ketika pintu ruangan dibuka dan Vena masuk dengan wajah garang yang siap menelan orang.

"Gas maksud kamu apa? Kenapa tiba-tiba kamu mau menikahi anak Koas itu?" Aku mengerutkan dahi bingung. Ini kenapa datang-datang langsung marah-marah sambil berkacak pinggang. Apa kurang jatah dari pak bos?

"Kamu kenapa Ven?”tapi kebingungan ku tidak berlangsung lama ketika melihat undangan pernikahanku yang dilempar Vena. Aku jadi mengerti kenapa dia seperti singa  yang siap mengamuk. Aku memang belum sempat mempertemukan Vena dan Alana karena kesibukan mempersiapkan pernikahan sedangkan Vena baru pulang honeymoon.

"Aku kemaren sudah bilang jangan sampai kamu terlibat masalah hati sama itu cewek, ini kamu malah tiba-tiba mau nikah sama dia? Kamu tahu nggak sih kalau itu cewek....".

"Aku tahu Ven, aku juga sudah pikir mateng-mateng masalah ini. Kamu tenang aja ya."Aku langsung menyela kata-kata Vena. Aku tersenyum kearahnya.

"Aku cuma nggak mau kamu terlibat masalah Gas, aku nggak mau sampai kamu terluka" Aku berdiri dan menghampiri Vena. Aku tahu dia sangat mencemaskan ku.

"Terima kasih Ven, aku tahu kamu sahabat yang baik. Kamu khawatir sama aku, tapi keputusanku sudah bulat tolong kamu dukung aku ya Ven"Vena menghela nafas panjang dan menggangguk pasrah.

"Semoga kamu bahagia Gas, kalau kamu ada masalah kamu bisa cerita sama aku sebisa mungkin akan aku bantu". Aku tersenyum lebar kepada Vena.

"Siap bu boss, Ven boleh peluk nggak?"kataku sambil menyeringai jahil.

"Jangan macam-macam dokter Bagas!"Aku tersenyum ketika rungu ku mendengar suara suami Vena yang super posesif itu.

"Sorry pak bos, suka lupa kalau Vena sudah ada yang punya". Aku tertawa ketika melihat Kevin mendengus sebal. Kevin langsung mengajak Vena pulang.

"Gas aku pulang duluan ya" Ketika akan keluar aku menghentikan langkah Vena, dia membalik tubuhnya seolah bertanya Ada apa?

“Besuk siang aku mau ngenalin calon istri aku sama kamu bisa?” Vena mengerutkan kening tapi akhirnya mengangguk dan setelah itu pergi dengan suaminya yang menggamit nya posesif. Aku hanya menghela nafas dan berdoa semoga pertemuan besuk berjalan lancar.

🥀🥀🥀

Untuk bertemu dengan Vena aku sengaja memboking private room di salah satu restoran dekat rumah sakit, agar pembicaraan kami tidak ada yang mengganggu mengingat masalah yang akan dibicarakan suatu rahasia.

LOVE IN HOSPITAL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang