Suka sama sahabat sendiri itu bisa dibilang mudah, bisa juga ribet. Mudahnya karena kita bisa selalu ada di dekat dia. Tapi ribetnya itu ketika dia curhat tentang pujaan hatinya, dan kita merasa cemburu. Mau nanya, gak ada hak. Mau marah, gak ada kewajiban.
- Aleta Kayra Rasya -
-------------------------------
Leta POV
Sepulang dari Pelatnas, gue gak bisa berhenti buat senyum. Sampai-sampai gue lupa kalau sekarang ada ayah di rumah.
"Dek, kok senyam-senyum gitu, sih? Masih waras, kan?" Tanya ayah. Sekarang kita lagi di ruang keluarga. Ya biasa, ngumpul berdua selesai makan malam.
"Cieee kepo."
"Cieee kebo," balas ayah. Kesel, tapi emang bener gue orangnya kebo, hehe.
"Ayah mau tau?"
"Iya dong, Ayah itu harus tau apapun yang sedang kamu alami." Kayaknya, ini waktu yang tepat deh buat minta restu, eh minta izin maksudnya.
"Jadi, waktu ke Pelatnas tadi, Rasya ketemu Kak Rian. Terus, Kak Rian ngajakin Rasya jalan-jalan besok Minggu. Dia udah izin ke Aa Fajar, katanya boleh. Tapi gak tau kalau Ayah. Gimana? Boleh, gak?"
"Boleh, tapi jangan berdua."
"Tapiiiii," bantah gue. Kan gue pengennya berdua.
"Sayang, cewek sama cowok itu gak boleh pergi berdua, apalagi jalan-jalan. Ayah khawatir nanti timbul fitnah. Kamu ajak Aa Fajar aja buat nemenin," jawab ayah. Bibir gue manyun, kemarin waktu pergi sama Langit berdua malah dibolehin.
"Kemarin Rasya ke Pelatnas, berdua sama Langit, boleh tuh."
"Emmm? Anuu, kalau itu. Maksud Ayah itu begini, kamu kan sahabatan sama dia, terus kemarin itu kan dia cuma anterin kamu. Jadinya, Ayah bolehin. Sedangkan besok, kalian mau pergi jalan-jalan. Ya gak boleh dong, berdua."
"Kok Ayah gelagapan gitu, sih?"
"Gelagapan apanya? Enggak kok." Ayah nyengir ke gue. "Ayah ke kamar mandi dulu, ada panggilan alam." Habis itu ayah pergi ke kamar mandi. Kelakuannya emang gak jauh beda dari ponakan sendiri. Siapa lagi kalau bukan aa Fajar. Abang gue yang terganteng sejagat raya.
Gabut banget gue sekarang. Mau belajar, tapi udah selesai. Sepulang dari Pelatnas tadi emang gue langsung belajar supaya malamnya bisa santai. Astaghfirullah! Gue lupa, hari ini kan gue mau kirim naskah gue ke penerbit. Gue langsung lari ke kamar terus ngelakuin hal yang tadinya gue lupain.
🐦 🐦 🐦
Hari ini gue ke kantin bareng Langit. Dia lagi pengen sama gue katanya. Maklum, kan dia bucin (canda).
"Tumben lo kaya begini," kata gue sambil makan batagor.
"Begini gimana?"
"Ya begini. Maksain gue buat ikut sama lo ke kantin. Biasanya juga enggak," jawab gue.
"Biasa aja tuh, kemaren-kemaren juga begitu." Langit berhenti makan jajan yang tadi dia beli. Tapi setelah itu, dia malah ngeliatin gue. Okey Leta, jangan gugup.
YOU ARE READING
Sayap Pelindung
Teen Fiction[SELESAI] Highest rank: #3 in fajaralfian [27-03-20] #9 in fajaralfian [14-04-20] #4 in fajaralfian [18-04-20] #1 in sayappelindung [06-06-20] #9 in jorji [21-06-20] #2 in sayappelindung [02-07-20] #3 in pelatnas [25-09-20] Tidak ada satu pun kisah...
