Kunjungan tak terduga

Start from the beginning
                                    

Kenapa ia memilih melawan Raja Iblis jika ia memiliki kesempatan untuk merasakan kehidupan normal tanpa peduli dengan masalah tentang dunia ini.

Kadang ia tak bisa mengerti dirinya sendiri. Ia bahkan lupa, kata-kata yang pernah ia ucapkan dengan sepenuh hati.

Kalimat yang ia ucapkan berasal dari lubuk hati terdalam miliknya, ia lupa dengan kalimat yang ia ucapkan dengan tulus. Di hari dimana 'Kureha' mati dan kelahiran 'Koharu'. Hari dimana ia secara tidak langsung menyatakan perasaan yang telah lama ia pendam, bahkan ia tak sadar akan perasaan itu.

"Hajime... Bulannya indah sekali ya?"

•*•*•

Matahari kini mulai muncul, burung-burung keluar sarang dan saling menyapa dengan kicauan Indah mereka. Embun pagi dan suasana sejuk menyambut seluruh warga desa Lergine, termasuk orang-orang idiot nan OP yang menginap di desa itu.

Suasana yang menenangkan hati, lain halnya dengan Kureha. Dari tadi perutnya sakit, ia mulai mengingat-ingat apa saja yang ia makan dan minum semalam. Begitu banyak makanan yang ia konsumsi, mungkin itu penyebabnya. Ia berlari menuju kamar mandi dan bertapa pagi-pagi.

Sirrius yang melihat kelakuan gadis itu menggeleng kecil sambil tertawa kecil dan bergumam. 'Manis...' dasar om pedo.

Setelah membersihkan diri, Sirrius menuju balai desa dan mengobrol dengan beberapa warga. Ia memberitahu bahwa mereka mungkin akan pergi nanti siang. Para wanita di desa itu menghidangkan sarapan pagi dan sarapan bersama di balai desa bersama Sirrius dan para pemimpin elemen.

Dan, Kureha masih saja bertapa di kamar mandi belakang. Kasihan sekali gadis itu. Makanya kawan-kawan janganlah makan cilok banyak-banyak. Nanti seperti Kureha.

Tiba-tiba dari kejauhan terlihat kuda dan penunggangnya menuju Desa Lergine. Sontak seluruh perhatian tertuju kearah datangnya para kuda itu.

Sirrius memeriksa aura mereka, dan untungnya bukan iblis atau monster. Tetapi mereka belum tahu, mereka kawan atau lawan.

Saat mereka sampai di gerbang desa, mereka turun dari kuda mereka. 2 pemuda 1 gadis dan beberapa prajurit istana. Para warga segera menyambut mereka, diikuti dengan Sirrius dkk.

Sirrius masih belum mengenali mereka, ia malah sibuk memikirkan Kureha yang menderita di toilet belakang.

"Pstt, siapa itu?" tanya Vey pada Sirrius.

"Meneketehe." jawab Sirrius dengan tampang songongnya yang membuat Vey greget pengen jambak rambutnya.

"Saya Hajime Hiroyuki, salah satu dari Pahlawan dari dunia lain. Saya dengar ada beberapa orang yang menyelamatkan desa sebelum kami datang. Jadi kami datang untuk menyapa mereka. Apa mereka ada?" ucap salah satu pemuda itu.

"Oh itu kami." ujar Frey.

Hajime bersama rombongannya pun melangkah menuju Sirrius dan para pemimpin elemen.

Hajime tersenyum, "mari mengobrol di balai?" ajaknya yang disetujui oleh mereka.

Para pemimpin elemen beserta Sirrius pun memimpin jalan menuju balai desa.

Setelah sampai mereka duduk santuy sambil ngeteh.

"Jadi, yang ikut bersamamu itu siapa?" tanya Wynn.

"Oh iya, ini Rei dan gadis itu ma-Himeko." ujar Hajime.

"Kalian bertiga pahlawan dari dunia lain itu?" tanya Key.

"Iya, kami dipanggil beberapa waktu yang lalu." ujar Rei.

"Jadi, kalian semua yang menyelamatkan desa?" tanya Himeko.

"Ah, sebenarnya ada seorang gadis lagi, tapi sepertinya ia sedang bertapa di belakang." ujar Sirrius yang membuat Hajime, Himeko dan Rei bertanya-tanya.

"Bi ei bi. U no?" perjelas Sirrius yang membuat duo H dan Rei mengangguk canggung.

"Ah, nama kalian?" tanya Hajime.

"Aku Sirrius. Dia Frey, lalu itu Vey dan Key. Mereka kembar. Dan yang itu Wynn, lalu Lynee. Dan gadis yang bertapa itu Koharu." ujar Sirrius sambil menunjuk Frey dkk satu-persatu.

...

Sirrius mulai teringat sesuatu. Salah satu pahlawan dunia lain, Kureha juga pahlawan dunia lain. Jadi, mereka SALING KENAL. gawat, SANGAT GAWAT.

Hajime dan Rei sedang mengobrol dengan Frey dkk dan Himeko sedang bermain dengan salah stau kucing, Sirrius pun menggunakan kesempatan ini untuk bertelepati denga Kureha.

'Kurehaaaaa gawaaaaaat'

'Astaga ayam lalapan, om kenapa si ngagetin tau!'

'Ga penting ah! Ini ada kondisi gawat, sangat gawat Kureha. Demi Dewi Altaracia kondisi ini sangat gawat askekxwkzmkz.'

'Brisik! Apa ada monster menyerang?'

'Bukan monster! Yang lebih penting kau ada dimana?'

'Humn? Ini depan balai desa.'

'Dih telat, JANGAN MASUK ANYING.'

'Lah udah masuk nih.'

'Bodoh.'

Kureha tampak berjalan mendekati Sirrius, ia tak menyadari bahwa kini tatapan semua orang tertuju padanya.

"Apa si om nyuruh jangan masuk balai, emang ada monster di balai? Tenang gini kok." ujar Kureha polos.

Sirrius sudah tepuk jidat, Frey dkk bingung, duo H dan Rei speechless.

"K-Kureha?!"

"Ha...?" kini Kureha menyadari ada ornag lain, orang yang begitu ia kenal.

Membatu lah ia, melihat wajah familiar didepannya. Hatinya berdegup kencang.

"N-na-namaku Koharu! Bukan Kureha bodoh!" teriak Kureha yang membuat semua orang speechless.

"Aku Koharu, Bukan Kureha. Kureha si pembunuh itu sudah mati bukan?" ujar Kureha penuh penekanan.

Kabar bahwa salah satu pahlawan dari dunia lain, yang isunya pembunuh itu sudah mati sudah menjadi gosip hambar. Semua orang tahu akan kabar itu.

"Kau... Bukan Kureha?" lirih Hajime.

"Ya, jangan asal bilang kalau aku Kureha hanya karena suara dan wajahku mirip dengannya. Lagi pula Bagus kalau gadis pembunuh itu mati. Jika ia hidup mungkin ia sudah membunuh banyak orang." ujar Kureha, ia menggenggam erat tangan Sirrius, menunduk tak berani menatap Hajime, Himeko dan Rei yang terdiam.

"Kenapa... Kalian nampak sedih? Bukannya Bagus kalau dia mati?" tanya Sirrius.

"A-ah iya, d-dia mati. B-baguslah hahaha..." lirih Hajime sambil tertawa kecil.

"Ya, walau ia tak mati saat itu, mungkin saat ini kami akan membunuhnya." ujar Himeko.

Hati Kureha tersayat, walau ia sudah beteguh agar ia melupakan masa lalu dan teman dekatnya itu. Ia masih tak rela jika hubungan mereka rusak. Hubungan persahabatan yang sudah begitu lama ia jaga harus ia korbankan.

"M-mari kita bicarakan hal lain?" ajak Frey.

'Mungkin ada masalah yang tak kami ketahui?'

TBC•

Life In Another WorldWhere stories live. Discover now