Seulgi tersenyum kecut. "Serah, lo gila. Psyco tau ga?." ucap seulgi sembari berjalan meninggalkan youngK.
.
.
.
.
// UKS //
Krieeett.
"Seulgi? lo uda balik?." Seru jimin setelah mendengar seseorang membuka pintu.
drap drap tuk tuk tuk.
"Gue bukan seulgi." ucap seseorang itu.
Jimin mengernyit. "Aha, gue tau. Lo hyewon kan?." terka jimin.
Keduanya dibatasi oleh korden, sehingga mereka mengobrol tanpa harus bertatap muka.
Hyewon tersenyum tipis saat jimin menyebut namanya.
"Lo tau gue?." tanya hyewon sembari menarik selimut setinggi dada.
"Ya taulah, lo anak dance kan? temennya seulgi?." terka jimin lagi.
Hyewon merotasikan kedua matanya jengah. "Hm,tapi gue ga akrab sama pacar lo."
"Kenapa? setau gue ,seulgi humble kok." sahut jimin.
Hyewon tersenyum smirk.
"Ya dimata lo aja dia humble. Aslinya ngga."
"Iya humble,tapi kita emang ga deket. Gausa ngajak gue ngobrol. Gue pusing." cetus hyewon.
Jimin hanya mengangguk lalu kembali fokus menantikan seulgi.
Hampir 15 menit,seulgi tak kembali. Jimin bosan, hingga ia bersua dan mengajak hyewon mengobrol.
"Hye? Lo tidur?."
"Ngga."
"Lo sakit?."
"......"
"Hye?."
"...."
Hening. Jimin menoleh dan memperhatikan korden hyewon,tidak bergerak.
"Hye? lo ga lagi ngajakin canda kan? Hye?!."
Hening.
Jimin pun bangkit dari kasurnya dan bergegas membuka korden pembatas. Jimin terkejut karena hyewon menggigil dan wajahnya penuh keringat.
"Shit! lo kenapa hye?! Tahan bentar, gue ambilin obat!."
Saat jimin hendak mencari kotak obat,hyewon memegang tangannya dan menggeleng.
"Hye lo gila? lo sakit!." geram jimin.
Lagi lagi hyewon menggeleng.
"Lo butuh apa?bilang? jangan gini dongg elah, gue bingung!."
"J---jim..d--dingin." erang hyewon terbata bata. Tubuh hyewon bergetar, keringat dingin membasahi tubuhnya, bibir hyewon juga berubah sangat pucat.
Jimin termangu. "Dingin? Oke,nih pake selimutnya. Gue ambil selimut gue juga."
"M--makasih jim,."
Merasa kasihan, jimin menata rapi selimut yang hyewon pakai, ia juga memasang kompres instan dikening hyewon.
"Hye? lo butuh apa?." tanya jimin panik.
"D--dingin jim, su---sumpah dinginn bangettt."
Otak jimin memutar. Dua selimut sudah menutupi tubuh hyewon,lalu apalagi?
Jimin menelan salivanya sendiri dengan gugup, tangan kekarnya meraih kedua tangan hyewon.
"J--jim lo ngapain!?." pekik hyewon.
"Sst, katanya lo dingin? Ini mungkin manjur. Diem aja lo."
Hyewon memilih menurut dan membiarkan kedua tangannya digenggam erat oleh jimin, perlahan jimin menggosok gosokkan kedua tangannya pada tangan hyewon,kemudian ia meniupnya. Berkali kali ia lakukan demi menghangatkan hyewon.
"Enakan ga?." tanya jimin sambil terus menggenggam tangan hyewon.
"Hm,makasih ya jim." balas hyewon.
Jimin mengangguk sembari tersenyum simpul. Setelahnya,jimin kembali fokus menghangatkan hyewon dengan caranya. Ia tak sadar jika hyewon mulai memperhatikan dirinya.
"Ini ga mimpi kan jim? dari jaman sekolah dasar kita udah satu sekolah. Dan lo sama sekali ga pernah peka dan paham sama gue. Kenapa seulgi? kenapa bukan gue?."
Tak lama, ada suara deheman yang mengejutkan hyewon juga jimin.
"Enak ya?." serunya.
Jimin menoleh dan mendapati seulgi sedang berdiri berpangku tangan sambil menatapnya inosen.
"Oh,seulgi. Hy--hyewon sakit." ujar jimin sungkan.
"Tenang aja, gue disini uda dari 10 menit yang lalu. Gue uda liat semuanya."
"Seul, jimin cuma bantuin gue kok, tadi gue ngerasa ga enak,bener bener ga enak makanya minta tolong sama jimin. Jangan salah paham." jelas hyewon.
Seulgi tersenyum kecut lalu memilin ujung rambut panjangnya. "Gue punya mata. Gausa dijelasin. Gue uda paham. PAHAM BANGET." ketus seulgi.
Tanpa permisi seulgi berbalik badan dan keluar dari UKS.
Tetap saja, perempuan tetaplah perempuan. Dimana hati akan selalu sakit dan hancur melihat sang kekasih melakukan kontak fisik dengan perempuan lain.
Seulgi berlari sambil menangis menuju belakang sekolah. Ia terisak,tangan pucatnya mencengkeram kerah bajunya sampai lepek.
"Hiks,brengsek! brengsek!." gerutu seulgi.
Punggung tangannya mengelap airmata yang membasahi pipi tembemnya. Tubuhnya bergetar, isakan seulgi sangat keras, untung saja ia tak bersama oranglain sekarang.
"Akh!." Seulgi memekik saat ada seseorang yang meraih lengannya. Hingga tubuhnya berbalik, dan wajahnya menabrak dada seseorang.
Seulgi terkejut, kedua matanya membulat sempurna, bau ini tidak asing. Parfum yang selalu ia hirup setiap hari.
"Nangis aja. Luapin semuanya." ujarnya.
.
.
.
.
.
^^ TBC ^^
🤣🤣🤣 Gajelas ya? maafkan aku😭
btw umurnya aku ganti, ketuaan banget kalo masih sekolah njir 🤣
Satu chapter lagi,end.
Jangan lupa VOTE dan comment 💜🤘
Btw....YoungK boljug gengs ✌😋🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
● 너,나는, 우리 오빠 ●
Начните с самого начала
