Chapter Final - Epilogue

2K 152 41
                                    

Setelah Throngphasom di penjara, Nakhun meninggalkan kediaman Throngphasom dan menyewa sebuah apartemen di dekat kampus yang tidak terlalu besar untuk ia dan Singto.

Sementara Kwang kembali ke rumahnya, rumah yang pernah menjadi istananya, dimana ia lahir dan di besarkan layaknya seorang putri.

Pagi itu, Nakhun dan Kwang kebetulan bertemu di penjara saat hendak mengunjungi keluarga masing - masing.

Kwang datang untuk mencoba minta maaf pada Tee karena telah menyerahkan bukti pada polisi dan  bersaksi terkait kejahatan yang dilakukan oleh ayahnya.

"Aku yakin saat ini kau pasti sangat senang telah berhasil menuntut ketidakadilan atas hidupmu, atau kau juga ingin aku berlutut dan minta maaf padamu?" ujar Tee to the point dengan nada menyindir. "Asal tahu saja, kaulah yang memutuskan untuk pergi ke neraka itu, lalu kembali dan membawa seluruh keluargamu ke neraka bersamamu..."

"Aku tidak melakukan semua ini untuk membalas dendam pribadi..." tukas Kwang. "Aku bukan satu-satunya jiwa yang terperangkap di neraka itu, ada banyak orang yang tidak bersalah menderita dan tewas akibat perbuatan ayah..."

"Jadi kau ingin bilang kami pantas mendapatkannya, karena telah menyebabkan banyak nyawa melayang?"

"Apa kau pikir ini tidak adil bagimu?!"

Tee membisu seketika dan menarik nafas panjang, ia tidak berkomentar.

"Kau pikir kenapa aku tidak kembali ke rumah setelah selamat dari ledakan helikopter?" tanya Kwang mengganti topik. "Aku bisa saja menyerahkan bukti dan melaporkan perbuatan ayah 20 tahun yang lalu..."

Tee tampak terkejut dan juga penasaran dengan alasan kakaknya.

Kwang melanjutkan. "Selama dua puluh lima tahun, aku selalu melantunkan doa setiap malam untuk kau dan ayah, berdoa agar kalian selalu berada dalam perlindungan dan dijauhkan dari karma buruk..." Kwang berhenti sejenak.

"Kini aku mengerti, kenapa aku merupakan salah satu dari 76 imigran itu, dan satu – satunya yang selamat..." Kwang menyeringai. "Karena hukum karma selalu adil...."

Tee terkejut mendengar ucapan kakaknya, ia tidak menyangka bahwa ternyata kakaknya adalah buah karma ayahnya. Setelah kakaknya menghilang, kesehatan ayahnya mulai memburuk, ia tidak bisa makan dan tidur dengan tenang sepanjang malam.

Dan pada saat menerima kabar bahwa helikopter yang membawa kakaknya mengalami kecelakaan, ayahnya mendapat serangan jantung dan hampir meninggal. Di tambah lagi dengan terbongkarnya kasus transaksi narkoba oleh Suthiluck, ia akhirnya mengalami stroke dan dirawat di rumah sakit sejak saat itu.

"Apakah  Krist adalah putramu?" tanya Tee mengganti topik, ia menemukan hasil tes DNA yang di jatuhkan Pakorn di gedung konstruksi. 

Kwang tidak menjawab atau berkomentar, ia tidak ingin mengingat kembali trauma masa lalunya atau ada yang bertanya padanya siapa ayah kandung Krist, karena ia sendiri juga tidak mengetahuinya.

Setelah keluar dari rumah sakit, ia tinggal di sebuah kost – kostan kecil yang di sewa Nattakan untuknya. Nattakan mengunjunginya setiap hari, menjaganya sekaligus membantunya menyembuhkan trauma dari kecelakaan. Namun siapa sangka, saat kondisinya psikisnya mengalami kemajuan, tiba- tiba suatu malam, seorang pria mabuk masuk ke dalam kamarnya dan memperkosanya saat tidur.

Ia kembali trauma akibat kejadian itu, oleh karena itu Nattakan menawarkan diri untuk menjadi ayah si bayi dan mendaftarkan pernikahan mereka di catatan sipil, sekaligus mengajukan pergantian nama dan naturalisasi agar Kwang bisa melupakan masa lalunya.

Nattakan juga membeli sebuah lahan kosong di dekat rumahnya dan membangun sebuah gubuk untuknya, agar ia bisa menjaganya sampai bayinya lahir.

Namun begitu Krist lahir, Kwang tidak menginginkannya, ia bahkan hampir membunuh bayinya sendiri, sehingga Nattakan terpaksa mengambil Krist dan menyerahkannya pada putra dan menantunya yang juga baru saja kehilangan putri mereka yang baru lahir dan kebetulan mereka juga memiliki type darah O, jadi tidak akan ada yang akan curiga dengan identitas Krist.

Bahasa Indonesia - Last Chapter of My Story - ENDWhere stories live. Discover now