Chapter Five - The Banana's Story

1.2K 181 29
                                    

Krist sedang melamun sambil bertopang dagu selama pelajaran berlangsung, memikirkan tato aneh yang terukir di bokong Singto dan mengapa dia menato dirinya sendiri di tempat itu, bukankah itu konyol? Karena tidak ada yang bisa melihatnya, pikir Krist.

Krist tersenyum sendiri tanpa sadar, ketika teringat moment canggung yang dia alami kemarin.

"Krist, apakah kau menertawakan kata-kataku barusan?" Tanya profesor kepadanya.

Krist tersentak seketika, tangannya terlepas dari dagunya, dan hampir membentur meja. Krist segera mengangkat wajah wajahnya dan menoleh pada professor dengan gugup.

"Yaaa.....?" Krist menjawab panjang dari nada datar ke nada tinggi.

"Ya...diakhiri tanda tanya atau titik?"

"Huh?!" Krist mengedipkan matanya dan bingung.

"Sepertinya, kau tidak hadir di kelasku saat ini! Kau pergi kemana dan apa yang kau pikirkan?"

"Pisang..." jawab Krist tiba-tiba dan langsung berhenti ketika menyadari jawabannya.

"Apa?!" seru professor dan mengulang jawaban Krist. "Pisang?"

Seluruh kelas langsung tertawa terbahak-bahak ketika mendengar kata 'Pisang' yang keluar dari mulut profesor.

"Kau sedang ngidam pisang?" Seorang mahasiswa menggodanya. "Ambil punyaku!"

"Apakah kau tahu cara makan pisang yang benar?"

"Di jilat atau dihisap?"

"Keduanya, bodoh!"

"Hahaha....." semua orang langsung tertawa terbahak – bahak saat menangkap arti lain di baliknya.

Wajah Krist memerah seperti tomat, dia memelototi seluruh kelas dan mengepalkan rahangnya dengan keras untuk menahan emosinya.

"Ngomong-ngomong, ada banyak pohon pisang di belakang gedung fakultas dan gratis..." Seorang siswi mengganti topik. "Untuk kera..." lanjutnya dan tertawa bersama seluruh kelas.

"Aku dengar ada kera gelandangan yang tinggal di sana untuk menjaga pisang!"

"Maksudmu si pengemis itu?"

Seorang siswa pria merespons. "Bagaimana kau bisa memanggilnya seperti itu, kau harus menunjukkan rasa hormat padanya karena bagaimana pun dia adalah leluhur kita yang dikenalkan oleh Charles Darwin! Ha ha ha..."

Telinga krist semakin panas mendengar mereka menyebut Singto sebagai kera.

"Hentikan!" Bentak profesor sebelum emosi Krist sempat meledak. "Aku akan memberikan nilai D untuk sikap kalian!"

Semua orang segera tutup mulut dan diam seketika.

Ia kemudian menoleh ke Krist lagi dan bertanya. "N'Krist, apakah kau ingin bergabung di kelasku sekarang atau kau butuh waktu untuk menyelesaikan masalahmu?"

"Tidak pak! Maafkan aku! Silahkan dilanjutkan..."

"Baik! Ayo kita kembali ke topik!"

Krist memindai seluruh kelas, memelototi mereka yang mengolok-olok Singto satu per satu, dan bersumpah dalam hatinya bahwa ia akan membuat perhitungan dengan mereka nanti.

Topik Pisang menyebar dengan cepat di kampus, karena Krist cukup terkenal dan semua orang bergosip dan membuat lelucon tentang hal itu. Kelompok musuh Krist mengambil kesempatan tersebut untuk mencari masalah dengannya. Ketika Krist makan siang di kafetaria, tiba-tiba mereka mengambil nampan makanannya dan menggantinya dengan pisang.

"Aku dengar kau sangat menyukainya, jadi kami khusus membelinya untukmu..." tutur salah satu dari mereka. "Gratis..." tambahnya dan tertawa.

"Kembalikan makan siangku!" Pintah Krist, ia berusaha menahan amarahnya.

Bahasa Indonesia - Last Chapter of My Story - ENDWhere stories live. Discover now