2

1.2K 46 10
                                    

Writer POV

"Haruuu"

GREB

Tanpa melihat, Hera segera memeluk adik laki lakinya ketika pintu kamar terbuka. Hera jadi tersadar bahwa adiknya benar benar sudah dewasa.

Rasanya dada Haru semakin bidang, malah sangat bidang. Hera sampai agak sulit memeluknya. Lengannya juga semakin kekar dan perut gembulnya menjadi keras.

"Anak lelaki keluarga Sudjana sekarang sudah besar yaa.." ujar Hera sambil menepuk nepuk bokong adiknya.

Hera mengeratkan pelukannya hingga benar benar tidak ada jarak apapun, "Wah.. sejak kapan kau berotot dan hei.. tentara boleh minum minum??"

Haru tidak bergeming, ia diam saja, membuat Hera merasa jika Haru sedang merajuk padanya.

"Maafkan kakak.. tadi seharusnya kakak tidak begitu didepan teman temanmu. Tadinya aku mau langsung memelukmu.. tapi kelakuanmu terhadap karyawan disini keterlaluan, tidak sopan, akukan sudah bilang.. kau harus bisa memanusiakan manusia.. jangan menganggap mereka bawahanmu.." Cerocos Hera

Hera akhirnya melepaskan pelukannya "I'm sorry", ucapnya sembari mendongak menatap adiknya.

Tapi

Yang ditatap bukankah Haru

Ya, yang Hera peluk ternyata bukan adiknya

.

.

.

.

.
Hera POV

Jantungku benar benar terasa lepas dari tempatnya. Yang aku peluk tadi bukanlah adikku. Bukan Haru, tapi laki laki yang membentaknya. Lelaki menyebalkan itu!

Aku hanya bisa terdiam, bingung harus bagaimana.

"Astaga apa yang aku lakukan.. bahkan aku menepuk nepuk bokongnya tadi.." Ucapku dalam hati.

Pantas saja berbeda. Dari fisiknya harusnya aku sadar, adikku yang punya nafsu makan besar tidak akan mampu memiliki fisik sebagus ini.

Aku kali ini menatapnya dari atas sampai bawah, ternyata laki laki ini tidak segarang ketika ia memakai pakaian kerjanya. Tubuhnya tinggi, mungkin 185 cm, badannya kekar namun tidak berlebihan, tidak seperti binaragawan maksudku.. dan tak seperti tadi siang, sekarang rambutnya tidak ditata rapi.

Dia tidak berbicara sepatah kata pun, hanya menatapku intens. Membuatku semakin jelas melihat wajahnya. Matanya berbentuk bulan sabit, hidungnya mancung, bibirnya cukup kecil, dan wow.. dia sangat tampan untuk ukuran tentara.

Auh.. apapun itu, aku sekarang benar benar kehabisan kata kata. Sangat malu dan sangat merasa bersalah.

"U-um, i-ni.. aku salah!, Maaf!.. aku kira kau-"

CUP

.

.

.

.

.
Writer POV

CUP

Lelaki itu mencium Hera. Menariknya masuk kedalam kamar bernomor 248 itu. Hera tentunya berontak dan mengelak. Sayang, kekuatannya tidak sebanding dengan lelaki itu.

Laki laki itu mabuk. Hera mengecap rasa minuman beralkohol, seperti rasa soju atau arak dimulut pria itu. Yang jelas lidah Hera terasa agak pahit.

"Sadarlah!" Pekik Hera dalam ciumannya

Lelaki itu melepaskan pagutannya, menatap Hera, mendekatkan wajahnya lagi. "Kau yang mulai duluan." Katanya sambil tersenyum memamerkan lesung pipit manis yang tidak Hera duga.

MISS INDEPENDENTWhere stories live. Discover now