Pagi hari sudah datang. San, Wooyoung, Yeosang, Mingi, dan Yunho sudah kembali ke rumah Seonghwa. Mereka sepakat bahwa akan menemani Hanna setiap malamnya.
"Kok rumah ini berantakan gini ya? Capek juga gue kalau bersih-bersih sendiri. Mana gede banget lagi ni rumah"
Hanna menggerutu sendiri. Ia merebahkan tubuhnya di sofa lalu berpikir sejenak.
"Kalau gue bersih-bersih rumah sendiri, bakal capek, nanti puasa gue batal. Gue bakal ganti puasa dong"
Akhirnya Hanna membersihkan kamar miliknya dulu. Hari ini akan menjadi hari puasa pertama yang melelahkan.
•{∆}•
Pergi belanja memang menyenangkan. Namun Hanna tak terlalu menyukai belanja, apalagi harus membeli daging dan sayur.
Hanna mengenakan jilbab simplenya. Lalu memakai helm dan mengendarai motor miliknya sendiri.
Saat berada di taman pertengahan komplek, Hanna melihat Seonghwa yang mengendarai mobil sambil menelfon. Hanna mengklakson-klakson Seonghwa.
Seonghwa menoleh namun tanpa sadar ia menginjak pedal gas. Mobil Seonghwa menabrak pembatas perumahan. Tembok itu tak pecah namun mobil mewah Seonghwa penyok.
Seonghwa keluar dan menghampiri Hanna yang masih duduk di jok motor dengan kaki menyentuh aspal.
"Heh! Lo tau gak beli itu mobil berapa!? Lo gak bakal mampu tau gak!!?"
"Biasa aja dong, kak! Hanna mampu kok!! Siapa bilang gak mampu!!?"
"Udah-udah gak usah banyak bacot. Lo ganti atau Lo akan nerima akibatnya"
Ancaman pun dilontarkan oleh Seonghwa. Hanna tak takut. Jalan juga tau kan kalau Hanna itu juga anak orang kaya?
"Seonghwa!!"
San datang dari arah belakang Seonghwa. Seonghwa menggerak-gerakkan rahangnya tanda ia tak menyukai hal ini.
"Kak San?"
San beralih menatap Seonghwa dengan sangar. "Lo apain adek gue?! Lo berani sama gue!?"
"Kak.... Kak Seonghwa gak-"
"Diem, Na. Hyung, gue tau Lo gak suka sama adek gue, tapi gue pengen Lo jangan sampai nyakitin dia"
Seonghwa tertawa licik. "Lo mau benerin mobil gue atau-"
"Atau apa Hyung?"
Seonghwa kesal dan langsung meninggalkan San dan Hanna begitu saja setelah menelfon truk derek.
"Maafin Hanna kak" Hanna turun dari motornya dan membungkuk di depan San dengan rasa bersalah yang besar.
"Gak apa-apa kok. Itu orang emang imannya gak kuat, marah-marah mulu. Mentang-mentang tertua jadi seenaknya"
Hanna meneteskan air mata. San dengan sigap memeluk dan menenangkan Hanna.
"Kamu jangan nangis. Sekarang kamu kakak antar ya? Puasa gak boleh nangis lho" San mencoba untuk menghiburnya.
"I...iya"
Lalu San menggonceng adik sepupunya itu untuk pergi pulang.
•{∆t}•
YOU ARE READING
Tetangga •*°[Seonghwa]°*•END
Random"setidaknya hal yang ku lakukan sangat biasa, bisa menjadi luar biasa di matamu" Start : 5 April 2020 Finish: -
![Tetangga •*°[Seonghwa]°*•END](https://img.wattpad.com/cover/215493528-64-k515476.jpg)