18. Masih Belum Usai

429 39 1
                                    












***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Lo yakin gak apa-apa?"

Sepintas pertanyaan Mika saat mereka di Sober malam itu kembali terngiang di benak Langit. Saat itu mungkin karena dirinya dipengaruhi oleh alkohol jawaban yang dia ucapkan cuma,

"Gapapa."

Lantas ketika Mika kembali berucap pada akhirnya Langit tidak bisa berkata-kata lagi.

"Semoga seterusnya lo gak apa-apa ngeliat sahabat lo sama cewek yang lo suka akhirnya bersatu."

Iya, semoga.

Karena untuk sekarang perasaannya memang baik-baik saja, Langit pun bingung dengan perasaannya itu sebab saat pertama kali melihat Shena setelah bertahun-tahun dia pikir hatinya akan rindu, akan memberontak dan memaksanya untuk menjadi pemberani seperti dulu lagi tetapi nyatanya tidak. Dia biasa saja, bohong kalau Langit tidak kaget karena sungguh kedatangan Shena tidak pernah ia duga sebelumnya meskipun itu adalah hal yang paling ia harapkan. Hanya saja ada yang berbeda, rasanya untuk apa?

Untuk apa berharap pada hal yang sudah jelas?

Untuk apa tetap menginginkan Shena disaat sudah jelas Wafi lah yang dipilih oleh cewek itu.

"Bengong! Entar kesambet loh!"

Langit menoleh kepada Kala yang duduk di sampingnya, cewek itu cengengesan setelah membuyarkan lamunan Langit sebelum kembali sibuk dengan pulpen dan KSM miliknya yang sepertinya dengan sengaja ia buat berantakkan di atas meja.

"Ngapain si?" Langit yang tampak tertarik pun menopang kepalanya dengan sebelah tangannya, menatap Kala penasaran.

"Ini loh, gue tuh lagi bingung." Kala melirik Langit sekilas sebelum menatap layar ponselnya.

"Kan semester ini harus ikutan matkul pilihan di luar SBM, gue bingung harus pilih matkul apa."

Langit membeo, meraih ponsel Kala dan menunduk menatapnya, menggeser layar ponsel itu ke atas dan ke bawah seolah tertarik.

"Ini ada banyak yang related sama jurusan lo."

"Justru itu, gue maunya tuh yang gak ada hubunganya sama jurusan gue."

Langit mendongak, menatapnya bingung.

"Nih ya, udah mau tiga tahun kuliah di SBM masa iya matkul pilihan juga harus bisnis-bisnisan? Gue tuh pengen nyobain matkul yang bersebrangan sama jurusan gue gitu loh, Lang."

KALI KEDUA ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang