1. Sepasang Separuh Rasa

920 66 5
                                    














2019



2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


"Watdepak! Kaget gua nyet!"

Buru-buru Ery menaruh kembali ponsel Langit ke atas meja setelah bunyi berisik sebanyak 10 kali membuyarkan konsentrasinya yang tengah bermain game dan memaksa dia untuk meraih benda pipih itu berniat menjawab telfon yang masuk sebelum kekagetan melandanya.

Buru-buru Ery menaruh kembali ponsel Langit ke atas meja setelah bunyi berisik sebanyak 10 kali membuyarkan konsentrasinya yang tengah bermain game dan memaksa dia untuk meraih benda pipih itu berniat menjawab telfon yang masuk sebelum kekagetan m...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Elu ye, pacar sendiri dikasih nama killer pake segala gambarnya tengkorak. Sehat lu?"

Ery lalu meraih kembali hp Langit dan melemparkannya pada si empunya yang baru saja masuk ke dalam sekre himpunan tambang bersama Wafi di belakangnya.

"Si monyet itu kan nomernya Kala." Ucap Wafi yang mengintip di balik punggung Langit.

"Hafal lo nomer cewek gue?"

"Gimana gak hafal tiap kali gue pinjem hp lo pasti tiap lima menit sekali ada yang nelfon ada yang ngechat, begituan semua isinya. Killer killer killer, pas cek nomer itu di kontak gue ternyata nomernya Kala."

Langit terkekeh lalu memilih kembali meletakkan ponselnya di atas meja di samping laptop Ery sementara ia sendiri sudah merebahkan tubuhnya di sofa.

"Eh gue liat PR geostatistik dong Ry. Nomer satu gak ngerti."

Wafi mengeluarkan sebuah buku Sidu dari balik kaos hitam yang dipakainya juga sebuah ballpoint dari saku jeans nya sebelum menarik kursi plastik untuk duduk di hadapan Ery.

"Anjing itu buku apa bungkus gorengan dah? Pulpen warna merah, lu masih anak kuliahan bukan dosen pembimbing."

"Bawel ah. Mana cepet liat."

Ery lalu merogoh tas nya dan mengeluarkan bundelan hvs yang lalu ia serahkan pada Wafi.

"Etapi itu gua nomer 10 nya belom."

"Bahkan gue jadi males ngerjain karena nomer 1 aja udah susah. Bete."

"Teladan emang anak bapak Nuraga."

KALI KEDUA ✔ SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang