"Laki-laki itu terluka, namun dia tetap tidak mau memperlihatkan wajahnya. Entahlah, yang terpenting dia harus sembuh. Aku bahkan tidak tau apa yang akan terjadi kepadaku jika bukan dia yang menjagaku"-Abell
Setelah dalam kondisi diam, mereka lalu sibuk dengan urusan masing-masing. Aku bahkan fokus dengan mengemudikan bus, Alhamdulillah selama perjalanan kami semua dalam keadaan baik-baik saja. Hingga sampailah di perkotaan, aku sendiri semakin lega. Akhirnya tidak ada yang akan membuatku khawatir, aku tetap fokus mengemudi. Lalu mencari rumah sakit terdekat untuk membiarkannya dirawat, kemudian sampailah di depan rumah sakit. Aku pun segera memberitahu namanya di resepsionis rumah sakit.
Aku lalu segera kembali ke dalam bus dan mengemudikan kembali bus, beberapa menit kemudian. Sampailah si sekolah, aku lalu segera menurunkan seluruh barang-barang bawaanku. Kita semua keluar dari bus dan disambut oleh orang tua masing-masing, aku hanya tersenyum melihat pemandangan itu. Aku lalu apartment terdekat, mungkin saat ini baiknya aku tidak kembali ke rumah. Aku menaiki taksi dan pergi ke apartment yang aku tuju, kurang lebih 30 menit.
Aku benar-benar menikmati waktu perjalananku dengan baik, serasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Lagi-lagi aku merasa tenang, berharap seperti ini terus. Lalu, sampailah aku di depan apartment dan segera masuk dan bertanya kepada resepsionis tentang pembayaran. Aku membayar apartment dalam waktu 1 tahun kedepan, bagiku untuk saat ini. Tempat tinggal yang nyaman tanpa ada orang yang mengusikku lagi dan aku ingin hidup tenang tanpa ada ketakutakan.
Aku lalu membuka pintu apartemenku, ruangan itu sangat bersih dan rapi. Tenang dan pemandangan yang sangat luar biasa jika dilihat dari teras kamarku, ini akan menjadi malam yang hangat. Entah berapa lama aku menikmati suasana apartemenku, hingga aku lupa. Bahwa laki-laki itu aku tinggalkan di sebuah rumah sakit, aku lalu segera turun menggunakan lift menuju loby tempat parkir mobil. Aku segera menyalakan mesin mobilku dan bersiap menuju rumah sakit, diperjalanan suasananya semakin hari semakin panas. Membuatku enggan untuk membuka kaca mobil, aku hanya menikmati dinginnya AC mobil.
Beberapa menit kemudian, sampailah aku di rumah sakit dan segera mencari ruangannya. Setelah sampai di depan ruangannya, aku pun masuk. Di sana dia sedang terbaring dengan luka dibagian perutnya, aku bahkan tidak tau apa yang terjadi saat perkelahian mereka hingga akhirnya dia menjadi seperti itu. Aku menatapnya lama, tapi dia bahkan belum bangun sama sekali. Harapanku dia bisa bangun dan berbicara kembali, tapi untuk saat ini sepertinya dia butuh istirahat yang banyak untuk pulih dari sakitnya. Aku pun tak ingin dia kenapa-kenapa lagi karena diriku, aku benar-benar harus menguasai bela diri agar aku bisa menjaga diriku sendiri. Keyakinanku seakan kuat, kini aku tidak akan takut lagi jika bertemu siapa pun yang ingin mencelakaiku.
Aku yang sibuk dengan pikiranku, tiba-tiba suara notifikasi dari ponselku berbunyi tanda pesan masuk.
+628523xxxxxxx
"Abell? Kamu di mana? Ayah dan ibu mencarimu, bukankah kau sudah pulang? Kami menunggumu kembali"
-Bunda
Aku hanya melihat pesan itu tanpa membalasnya, aku benar-benar harus Menganti nomor ponselku agar mereka tidak mengetahui di mana titik keberadaanku. Jika tidak, hidupku tidak akan pernah tenang. Aku berdecak kesal, entah kenapa hidupku seperti ini. Seakan aku yang menciptakan masalah dan aku juga yang harus menyelesaikan ini, aku lalu pindah ke sofa setelah melihatnya. Rasa kantuk mulai mendatangiku, aku pun tertidur.
YOU ARE READING
Because Of You
Teen Fiction#1 in #tentangrindu (16/02/2020) #2 in #akukamudia (16/02/2020) #1 in #menantimu (14/03/2020) Pernah melakukan sesuatu hanya demi seseorang? kenapa kita mau berkorban hanya karena kita menyukai sesuatu? Kenapa kita tidak bertanya, apakah dia seseo...
