GyuJi

979 68 17
                                    

Sudah pukul 10PM

"Beomgyu." Panggil Jiyoo pelan, saat ini mereka berdua tengah duduk berteduh di sebuah persimpangan toko yang sudah tutup, setelah insiden jadian tadi, hujan turun menyertai mereka, pelukan hangat pun berubah jadi hawa dingin.

"Hum." Respon Beomgyu menoleh.

"Lima jam lagi kau akan pergi." Ucap Jiyoo tanpa menatap kearah kekasihnya ini. Jiyoo memang tengah menyandar dibahu Beomgyu.

"Apa kau ikut denganku saja?" Tukas Beomgyu sedikit bergerak membuat Jiyoo bangun dari sandarannya dan menatap Beomgyu penuh tanya.

"Aku sedang sekolah, orangtua ku bagaimana, aku akan apa di sana?"cerocos Jiyoo begitu menggemaskan bagi Beomgyu.

"Ya sudah kau tetap di sini, jaga diri juga hatinya ya."

"Harusnya itu untukmu." Keluh Jiyoo.

"Tenang saja." Tukas Beomgyu memegang tengkuk Jiyoo.

"Bagaimana jika aku rindu?"tanya Jiyoo membuat Beomgyu terdiam.

"Ingat wajahku, hubungi aku, kita mengobrol lama."

"Baiklah, akan ku lakukan."sela Jiyoo malah menjatuhkan diri ke pelukan Beomgyu. 

"Boleh aku membantumu?"tanya Beomgyu hati-hati, tangannya mengelus punggung Jiyoo iba.

"Membantu apa? Memang aku sedang ada masalah?" Tanya Jiyoo berlaga semua baik-baik saja.

"Saat kau menangis di perpustakaan, aku melihatmu di balik rak buku. Pasti kau sedang dalam masalah berat, sampai Hyemin pun tidak kau beritahu," kukuh Beomgyu melepas dekapan gadisnya ini.

Jiyoo menggeleng.

"Tidak ada masalah berat."

"Aku tidak mau pergi dengan situasi dirimu yang kesulitan. Ayo ceritakan saja padaku," tukas Beomgyu mengapitkan jemarinya dalam jemari Jiyoo.

"Lain waktu saja, aku sungguh tidak apa-apa. Kau tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja. Um, hujan sudah reda, ayo kembali ke kedai." Celoteh Jiyoo mendadak gugup.

Beomgyu tidak ingin percaya begitu saja, dirinya pun menuruti ajakan Jiyoo, mereka pun pergi meninggalkan tempat berteduh ini, berjalan menunduk karena ada gerimis menerpa.

"Berhenti dulu." Sahut Jiyoo yang berjalan di belakang gandengan Beomgyu.

"Ada apa?"

Jiyoo malah tersenyum lirih dan mendekati Beomgyu.

"Bisa kau peluk aku lagi?" Tanya Jiyoo  mendongak dengan mata berkedip-kedip karena rintik kecil air langit berjatuhan.

"Dengan senang hati." Ujar Beomgyu lalu melakukannya, dirinya pun memeluk bahkan mengangkat Jiyoo dan berputar di tengah gemercik air yang kembali membentuk hujan.

"Biar dunia dan hujan tau, kita sudah bersatu!" Teriak Beomgyu, Jiyoo sungguh terkejut dibuatnya. Beomgyu pun menurunkan Jiyoo.

"Sekarang kita segera ke rumahmu. Tidak baik berlama-lama di tengah hujan." Tutur Beomgyu lalu merangkul kekasihnya ini berjalan berdampingan untuk kembali ke kedai.

.
.




"Paman, maaf membuat paman menunggu lama. Tapi, bisakah paman antar aku ke rumah Jiyoo dulu."sahut Beomgyu setelah mereka sampai dan mendapati paman Jang tengah tidur di kursi dan meletakkan kepalanya di lipatan tangan yang tersinggah di atas meja.

"Tentu saja, ayo ayo."responnya setelah bangun dan mengumpulkan nyawa.

"Pakai jaket ini saja, agar tidak terlalu basah."ucap Beomgyu mengeluarkan jaket di tas kain yang Jiyoo bawa tadi. Beomgyu pun membantu Jiyoo melepas jaket basahnya dan memakaikan jaket kering itu, Jiyoo begitu gugup.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 11, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

For Tomorrow || BeomgyuWhere stories live. Discover now