Together

858 81 0
                                    

"Apa itu?" Tanya Beomgyu berdiri sejajar dengan Jiyoo.

"Uangku robek," jawab Jiyoo mencoba tidak sedih.

"Ooh. Ya sudah, ayo masuk," agguk Beomgyu paham, "Lepas jaketmu, itu sangat basah."serunya.



.


Beomgyu dan Jiyoo sudah di dalam, Beomgyu memilih meja dipojok dekat dengan jendela kaca transparan.

"Duduk," sahut Beomgyu, karena mendapati Jiyoo masih berdiri dengan menggosok-gosokkan telapak tangannya.

Jiyoo pun duduk, Beomgyu sedikit menghela, dirinya pun bergerak melepaskan jaket lalu menghampiri Jiyoo.
"Aku tidak ingin besok kau sakit, besok kan ujian praktek," ucapnya sembari merapatkan jaketnya ditubuh bagian belakang milik Jiyoo.

"Eh."Jiyoo terkejut dengan perlakuan pria bermarga Choi ini, "Bajuku juga basah, nanti jaketmu-"

"Kau bisa membawanya, kan?"desis Beomgyu dan kembali duduk. Jemari Beomgyu pun memetik bermaksud memanggil pelayan.

Setelah memesan, kedua manusia ini sibuk dengan pikirannya masing-masing.

10 menit pesanan datang.

"Nah, ini untuk orangtuamu," seru Beomgyu saat mendapati pesanan yang terbungkus dalam wadah, "Ini untuk kita," lanjutnya.

"Terima ka-sih~" ujar Jiyoo menyendok makanan dihadapannya.

"Kuharap makanmu jangan terlalu lama-lama, nanti makanan untuk orangtuamu bisa dingin," sahut Beomgyu ditengah kunyahan makannya.

"Hum."angguk Jiyoo kikuk. Kau tidak berubah, Gyu? batin Jiyoo menatap Beomgyu diam-diam.



.





"Kau pulang naik apa?"tanya Beomgyu saat membuka pintu mobilnya.

"Jalan kaki," jawab Jiyoo seadanya.

"Ouh, pulang denganku, mau?" Angguk Beomgyu dan menghampiri Jiyoo.

"Tidak, kau kan dengan pihak agensi, bisa-bisa muncul skandal nanti," tolak Jiyoo memelankan kata akhir.

"Percaya diri sekali, ayo!" Kekeh Beomgyu dan menarik Jiyoo.

"Kau sudah menolongku saja, itu sudah lebih dari cukup."ujar Jiyoo merendah.

"Ya sudah, aku tidak bisa memaksa, suasana di sini semakin ramai, apalagi aku hanya memakai topi," celotehnya. Jiyoo menatap tubuh dirinya yang masih melekat jaket milik Beomgyu.

"Maafkan aku telah menyulitkanmu," ujar Jiyoo menunduk.

"Tidak masalah. Ya sudah, aku tinggal ya, kau hati-hati Ji," ujar Beomgyu mengusap bahu kanan Jiyoo lembut.

"Kau juga hati-hati," balas Jiyoo menyunggingkan senyumnya. Beomgyu pun memasuki mobil dengan melirik ke arah Jiyoo sekejap. Beberapa saat kemudian, mobil Beomgyu melaju.

Jiyoo mengalihkan pandangannya ke langit, hujan sudah reda sejak tadi. Jiyoo pun meraih jaketnyang bertengger di pagar kedai. Tak perlu berlama-lama, Jiyoo meninggalkan kedai ini dengan merapatkan jaket milik Beomgyu.

Aroma parfum mu tidak berubah, batin  Jiyoo tak hentinya mengulas senyum. 




.
.
.





"Eomma!" Panggil Jiyoo bergegas ke dapur.

"Iya Ji, kenapa, ada apa nak?" Seru ibu Jiyoo menghampiri putrinya ini.

"Ayo makan, appa sudah pulang?" Ucap Jiyoo menghidangkan makannya.

"Eomma cemas padamu Ji, hujan begitu lebat," ujar ibu Jiyoo sambil menatap makanan sekejap.

For Tomorrow || BeomgyuOnde histórias criam vida. Descubra agora